Pertemuan tertutup dua mantan perwira tinggi korp elit Angkatan Darat yang diketahui telah lama berseberangan ini memunculkan segudang tanya, bahkan kecurigaan.
Apakah ada deal di antara keduanya sebagaimana yang ditanyakan oleh Sekjen Nasdem Johnny G Plate kepada wartawan.
"Apakah ada negosiasi, apa karena elektabilitasnya susah dinaikkan? Atau mungkin karena ada kepentingan atau deal apa dia nggak maju?" tanya Johnny pada Detik.com)
Menariknya, jika saja Luhut tidak membeberkanya, masyarakat tidak akan mengetahui adanya pertemuan empat mata tersebut.
Dan, lewat pengungkapannya tersebut, secara tidak langsung Luhut mengklaim jika dalam pertemuan itu dirinya telah memenangkan "permainan kartu" melawan Prabowo.
Sebaliknya, belum ada sepatah kata pun yang terlontar dari Prabowo perihal pertemuan tertutupnya dan juga terkait pernyataan Luhut
Prabowo lebih memilih bungkam. Mantan Panglima Kostrad ini seolah membiarkan polemik yang tengah berkembang. Sekalipun, jelas-jelas, narasi yang coba dikembangkan sangat merugikan dirinya.
Benar saja, pascapemberitaan yang menyebut Prabowo telah dideklarasikan, pertemuan empat matanya dengan Luhut pun langsung dikait-kaitkan.
"Pendeklarasian Prabowo adalah pesanan Istana". Begitu kira-kira narasi yang tengah dikembangkan.
Tidak mengherankan jika pendeklarasian Prabowo disambut dingin oleh netizen pendukungnya. Netizen pendukung Prabowo justru lebih disibukkan dengan perdebatan soal Ricky Gerung yang menyebut kitab suci sebagai fiksi.
Kicauan-kicauan Fadli Zon lewat akun Twitter-nya pun hanya direspon segelintir "burung". Sepinya respon atas kicauan Fadli soal pencapresan Prabowo ini jauh berbeda jika membandingkannya dengan kicauan Fadli setiap kali menyinggung Jokowi.