Muncul pertanyaan, apakah awak media tidak berupaya mengejar klarifikasi dari Gatot atau Prabowo? Atau mungkinkah kedua tokoh tersebut sulit dihubungi awak media?
Ketidakberpihakan Media dari SBY, Prabowo, sampai Gatot Nurmantyo
Yang menarik,  pemberitaan yang menyangkut Gatot ini sedikit banyak mirip dengan  pemberitaan terkait pengakuan La Nyalla Matalitti yang mengaku dipalak uang mahar oleh Prabowo sebesar 40 milyar rupiah.
Ketika itu, dalam beberapa hari sejak La Nyalla menyampaikan ceritanya pada pertengahan Januari 2018, media memblikasikan serentetan pemberitaan terkait mahar yang dimintakan Prabowo.
Selama beberapa hari, Prabowo Subianto menjadi bulan-bulanan media. Belum lagi dengan opini-opini yang menyudutkan mantan Danjen Kopassus itu.
Tetapi, setelah La Nyalla mencabut pengakuannya, media menyenyap. Hanya segelintir media yang memberitakannya. Itu pun hanya sepintas.
Bahkan, kelanjutan dari pemeriksaan KPUD Provinsi Jawa Timur pun tidak lagi dipublikasikan.
Meskipun La Nyalla sudah menark pengakuannya, namun opini-opini yang menyerang Prabowo tetap saja berlontaran.
Gatot pun pernah beberapa kali disudutkan oleh pemberitaan media. Salah satunya setelah Gatot tampil di program Rosi yang ditayangkan Kompas TV pada 4 Mei 2016.
Pada program yang membincangkan artikel "Trump's Indonesian Allies in Bed with ISIS-Backed Militia Seeking to Oust Elected President" yang ditulis Allan Nairn tersebut,
Ketika itu, Gatot mengatakan upaya makar tidak akan mungkin dilakukan kelompok Islam untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Jokowi.