Sepertinya, yang dimaksud Ahmad fauzi adalah pernyataan Ridwan yang diberitakan oleh Tempo.co.
Dalam berita "Pernah Punya Bos Gay, Ridwan Kamil: LGBT Itu Hak Pribadi", Tempo menuliskan,
"Di negeri Pancasila semua orang punya hak. Jadi saya tidak pernah mempermasalahkan LGBT, itu ruang pribadi, ranah pribadi. Saya tujuh tahun di luar negeri, bos saya gay waktu di Amerika, enggak ada masalah," ujar Ridwan Kamil saat ditemui di rumah dinasnya, Jalan Dalemkaum, Kota Bandung, Kamis malam, 28 Januari 2016.
Ridwan Kamil merasa heran dengan rencana kelompok LGBT yang akan menggugatnya. Menurut dia, hal tersebut timbul karena kesalahpahaman. "Itu miskomunikasi. Pasti mereka tidak baca statement saya. Apa yang mau digugat ke saya?" tuturnya.
Ridwan Kamil menjelaskan, niatnya untuk memblokir akun-akun penyuka sesama jenis di media sosialtimbul karena kekhawatiran adanya pengaruh dan ajakan ke anak-anak di bawah umur untuk mengikuti jejak orientasi seks LGBT. "Yang jadi masalah jika ada kampanye aktif ke bawah umur," ucapnya.
Menurut Ridwan Kamil, kampanye LGBT kepada anak-anak di bawah umur bisa memicu tindakan paedofilia. "Kalau dia kampanye ke bawah umur mau dia hetero atau LGBT, kan, berarti memangsa anak-anak kecil. Peluangnya terjadi paedofil," katanya
(Penebalan oleh penulis)
Dari pernyataan Ridwan Kamil tersebut jelas jika Walikota Bandung tersebut menilai LGBT sebagai domain pribadi yang tidak bisa ia persoalkan. Sebaliknya, Kang Emil pun menentang "kampanye" aktivitas LGBT yang menurutnya berdampak buruk pada mental anak-anak.
Kemudian, tidak dtemukan satu pun pernyataan Ridwan Kamil yang menegaskan kalau dirinya siap ditinggal pemilih relijius Jabar. Termasuk dalam berita yang diunggah Aktual.com sendiri.
Jadi, sangat jelas sejelas-jelasnya jelas jika isu LGBT merupakan kampanye hitam yang dialamat kepada Ridwan Kamil. Di sini pun jelas jika Ridwan tidak sedang melakoni skenario playing victim, sebab penyebar isu itu bermuasal dari lawan-lawannya.
Lawan-lawan Ridwan Kamil seharusnya lebih menggunakan kecerdasannya dalam kompetisi Pilgub Jabar 2018 ini. Sebabm penggunaan kampanye hitam sangat rentan untuk dimanfaatkan oleh pihak yang mendapat serangan. Karena itulah tidak mengherankan jika tidak sedikit pelakon kehidupan yang menggunakan skenario playing victim untuk meraih simpati publik.