Dua serangan kepada Gatot Nurmantyo tersebut masih tergolong ecek-ecek. Padahal, kelompok yang tengah dihadapi oleh Gatot adalah sekumpulan orang yang memiliki akses dan asset yang bisa jadi tidak terbatas.
Karena untuk menyerang Gatot secara fisik sangat sulit, maka yang paling memungkinkan adalah melakukan serangan untuk membunuh karakter Gatot.
Dengan hanya satu isu negatif, bahkan hanya hoax, Gatot akan dihabisi. Saat ini, dengan adanya polarisasi, sebuah isu akan diterima sebagai suatu kebenaran oleh satu kelompok dan ditolak oleh kelompok lainnya. Contohnya, chat mesum Habib Rizieq Shihab (HRS).
Masalahnya, si pembuat maupun si penyebar isu akan belajar dari kasus chat mesum HRS dan foto mesum Abraham Samad.
Dalam foto mesum Samad, jika melihat posisi Samad dan Fitriani Lim, jelas foto itu diambil oleh orang ketiga yang berada di dalam kamar satu kamar yang sama dengan pasangan yang sedang bugil tersebut. Artinya, Samad dan Fitriani berbuat mesum di hadapan orang ketiga.
Sementara chat mesum HRS-Firza Husaen dipenuhi kejanggalan mulai dari kronologis kejadian sampai pada materi chat-nya itu sendiri. Contoh yang paling menarik, obrolan HRS dalam sekali kirim diketik panjang kali lebar hingga berkalimat-kalimat. Mungkinkah HRS yang sedang horny masih bisa mengetik sepanjang itu? Â
Karenanya isu negatif yang akan disarangkan kepada Gatot akan lebih sempurna dari sebelumnya. Dan, serangan itu tidak harus bermuatan seks.
Jika melihat serangan-serangan yang diarahkan kepada  Gatot sebelumnya, seperti soal pemakaian peci putih saat sholat Jumat bersama dengan peserta Aksi 212, Gatot akan dikaitkan dengan kelompok Islam radikal.
Tetapi, apapun itu, apakah akan dikaitkan dengan kelompok Islam radikal, seks, atau lainnya, Gatot Nurmantyo harus bersiap diri untuk di-HRS-kan.
Artikel lain: Pencapresan Gatot Nurmantyo Bakal Temui Mitos Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H