"Itu saat Polri masih bagian dari ABRI," kata Setyo pada 28 September 2017 (Detik.com).
Klarifikasi Setyo ini diberitakan Detik.com pada Kamis 28 September 2017 pukul 12:58 WIB.
Beberapa jam kemudian, keterangan Setyo berubah 180 derajat. Setya mengatakan senjata sejenis RPG yang dipakai oleh polisi dalam video yang tersebar di media sosial merupakan alat lama. Senjata itu pun digunakan hanya untuk pengenalan kepada anggota Brimob.
"Videonya video baru. Kalau dilihat smartphone-nya, smartphone baru. Tetapi alatnya alat lama, pelontar Granat Infantery (PGI), PGI lama, untuk pengenalan senjata," kata Setyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jaksel, pada 28 September 2017 (Sumber: Detik.com)
Detik memberitakan perubahan penjelasan Setyo tersebut pada Kamis 28 September 2017 pukul 19:04 WIB.
Setyo memang perlu mengoreksi pernyataannya sebab dalam video yang beredar nampak sejumlah orang seperti tengah memotret dengan alat yang berbentuk seperti smartphone. Dan, saat Polri masih berada di ABRI, smartphone belum ada.
Namun, pelurusan Setyo atas klarifikasi yang disampaikan sebelumnya tersebut justru semakin menimbulkan pertanyaan, untuk apa Polri mengenalkan RPG dengan melatih Brimob menggunakannya?
Pertanyaannya, apakah informasi soal pembelian 5.000 pucuk senjata itu disasarkan Gatot kepada Polri dan BIN?
Jawabannya tidak tahu. Tetapi, jika menyimak isi rekaman suara Gatot, Â pengungkapan informasi tersebut juga disasarkan pada oknumTNI yang dikomandoi oleh Gatot sendiri.
" ...Bahkan TNI pun akan dibeli, jujur saya katakan, tidak semua institusi (TNI) bersih, ada yang punya keinginan dengan cara yang amoral untuk mengambil jabatan.
Saya berjanji, mereka akan saya buat merintih, bukan hanya menangis, biarpun itu jenderal, karena ini berbahaya..."