Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Proxy War: Ahoker Diinstall PKI, Jokowi Terancam Di-Soekarno-kan

16 Mei 2017   08:47 Diperbarui: 16 Mei 2017   09:02 3356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 9 Mei 2017 beredar video yang merekam peristiwa ditangkapnya seorang provokator yang menghasut massa kontra-Ahok saat berlangsungnya sidang Ahok. Dalam video itu nampak seorang lelaki yang memakai rompi dengan tulisan “Polisi” pada bagian belakangnya.

Sementara, masih di ruangan yang sama nampak seorang lelaki tanpa baju. Dalam rekaman video tersebut disebutkan jika lelaki tanpa baju tersebut adalah provokator yang ditangkap. Menariknya, masih menurut rekaman video, dari pria yang ditangkap tersebut didapat Kartu Tanda Anggota Polri.

Dibawanya kartu tanda pengenal oleh provokator saat melakukan aksinya merupakan kejanggalan. Apalagi jika kartu identitas itu menunjukkan keanggotaannya dalam salah satu institusi. Dan, ditangkapnya provokator yang membawa KTA polisi bukan baru pertama kali terjadi. Sebelumnya pernah terjadi pada Agustus 2015, seperti yang ditulis di :Intel Polisi kok Culun Begini?” Celakanya, sampai saat ini belum ada klarifikasi dari Polri tentang dua peristiwa tersebut.

Belakangan ini ada sejumlah upaya menyeret FPI ke dalam benturan fisik. Dimulai dengan bentrokan yang terjadi selepas Aksi 411 yang terjadi pada 4 November 2016. Kemudian disusul dengan baku pukul antara kader PDIP dengan (katanya) anggota FPI pada 6 Januari 2017. Sebelumnya, pada 12 Januari 2017, massa FPI dicoba dibenturkan dengan massa Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI.

Jelang hari pencoblosan Pilgub DKI 2017 setidaknya ada 2 kali upaya provokasi terhadap FPI. Pertama, terjadi pada saat FPI menggelar kegiatan Isra Miraj di Cawang pada 15 April 2017. Saat itu sebuah mobil Toyota Avansa yang sedang terbakar bergerak mundur dan mengarah kepada jamaah yang tengah berkumpul. Di tengah kobaran api yang membakar mobil, pengemudi melompat keluar lantas melarikan diri.

Pertanyaannya, siapakah pengemudi mobil yang sangat berani dan tenang dalam menjalankan aksinya tersebut? Bukan hanya itu, pengemudi mobil memiliki perhitungan berskala detik. Ia tahu kapan membakar mobil, kapan memundurkan mobil, dan kapan harus melompat keluar dari mobil. Jika peristiwa di Cawang dikatagorikan ke dalam aksi teror, maka modus  tersebut terbilang baru karena belum pernah terjadi sebelumnya.

Seharusnya polisi dapat melacak pemilik mobil (bukan pelaku). Sebab, selain melihat nomor rangka dan nomor mesin, mobil memiliki identitas yang hanya diketahui oleh produsennya. Dari nomor yang dirahasiakan tersebut dapat diketahui nomor rangka dan nomor mesin. Selanjutnya, Polri dapat menelusuri pemiliknya, Cara inilah yang digunakan Polri saat mengungkap pelaku Bom Bali 1.

Dan, pada 18 April 2017 atau sehari jelang hari pencoblosan, terjadi bentrokan antara massa FPI dengan anggota GP Ansor di Kramat Lontar, Jakarta Pusat. Dan, pada hari yang bersamaan ribuan massa GP Ansor dari berbagai daerah telah berkumpul di Jakarta untuk menggelar Apel Kebangsaan dan Kemah Kemanusiaan di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta.

Pertanyaannya, kenapa Ansor memilih waktu hajatannya bertepatan dengan pelaksanaan pencoblosan Pilgub DKI 2017?. Dan, kenapa Ansor memilih Jakarta yang saat itu tengah memanas sebagai lokasi kegiatannya?

Peringatan 20 Mei yang Berbeda dari Sebelumnya

Peringatan 20 Mei pada 2017 dan kemuningkina  juga dengan peringatan 20 Mei selanjutnya akan berbeda dengan sebelumnya. Hal ini dikerenakan telah terbangun opini yang mengatakan pelaku kerusuhan Mei 1998 adalah umat Islam. Opini ini terbangun sejak ditayangkannya video kampanye “Keberagaman Ahok-Djarot”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun