Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Pantas Mencela SBY yang Berdoa Kepada Tuhannya?

9 Februari 2017   10:05 Diperbarui: 9 Februari 2017   10:25 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi bangsa Indonesia yang berazaskan kepada ketuhanan dan memegang teguh Sila Pertama Pancasila, isi dari pidato Megawati sangat menistakan semua ajaran agama yang berlaku di Indonesia. Sebab semua agama memercayai adanya kehidupan setelah dunia fana dan para penyampainya di bumi pertiwi ini, sejak masa nenek moyang, pendeta Bhuda, Walisanga, Khonghucu, Pendeta, dan Pastur pasti belum pernah mengalami kematian. Tetapi, bagi Megawati kesemua penyebar agama itu tidak ubahnya bagaikan peramal.

Kemudian pada saat  merayakan HUT ke 77-nya, Megawati menggelar pertunjukan teater yag ditokohi oleh Butet Kertaradjasa. Di hari yang berbahagia bagi Megawati itu Butet menyindir (Mantan) Presiden SBY. Butet menyindir (mantan) Presiden SBY sebagai sosok yang cengeng.

Bukan hanya itu, Butet pun mencela SBY yang memanjatkan doa kepada Tuhannya. Celaan Butet tersebut langsung disambut gelak tawa terbahak oleh para hadirin, termasuk Megawati dan Jokowi.

Dari pencelaan Butet terhadap doa yang dipanjatkan oleh SBY yang kemudian disambut dengan tawa bahagia Megawati dan Jokowi, maka sangatlah wajar bila para pendukung Jokowi ramai-ramai mencela doa yang dipanjatkan SBY lewat akun Twitter-nya.

Apa salahnya kalau SBY berdoa kepada Tuhan yang diyakini keberdadaannya? Dan kalau pun para pendukung Jokowi tidak mempercayai keberadaan Tuhan, apakah pantas mencela SBY yang sedang memanjatkan doanya?

Entah sejak kapan bangsa Indonesia mencela orang lain yang memanjatkan doanya. Yang pasti kejadian ini terjadi di masa era kekuasaan Jokowi. Kalau para pendukung Jokowi mencela doa yang dipanjatkan SBY. Pertanyaannya, bagaimana keharmonisan berbangsa dapat ditegakkan?

Di Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, misalnya, dalam satu tempat mereka berdoa dan berbaur. Mereka berdoa dengan aneka ragam ritualnya. Ada yang memegang buku Yasin, Ada yang menggenggam hio, ada yang memutar tasbih. Di situ tidak ditemukan satu orang pun yang melecehkan cara berdoa penziarah makam lainnya yang berbeda keyakinan. Sungguh harmonis para penziarah itu dalam menyatukan bangsa ini dalam keharmonisan antar umat beragama.

Bandingkan kebiasaan para penziarah makam Sunan Gunung Jati di Cirebon dengan kelakuan para pendukung Jokowi yang mayoritas pro Ahok  yang melecehkan orang yang sedang berdoa kepada Tuhannya ini. Sungguh kontras!

Maka tidak usah heran kalau para pendukung Jokowi ini menistakan agama, melecehkan para ulama. Merendahkan setiap pemeluk agama, mencaci maki, Menghina dina dengan sebegitu nistanya kepada semua yang berbau agama.

Dan kesemuanya itu adalah fakta yang sulit dibantahkah. Dan, sebagai bangsa Indonesia yang ber-Pancasila, apakah kita mau Sila Pertama dan lainnya hanya berfungsi sebagai tempelan semata?

Dan tidak heran juga kalau ada pendukung Jokowi/Ahok yang merendahkan pahlawan pejuang RI dengan sebegitu hinanya. Mungkin bagi para pendukung Jokowi/Ahok itu proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dibatalkan karena terdapat kalimat “Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun