Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sebaiknya Jokowi Tunggangi Aksi 212 (Suro Diro Jayaningrat Lembur Dining Pangastuti)

22 November 2016   09:43 Diperbarui: 22 November 2016   10:11 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mega tidak ada bedanya dengan Ahok yang mengaku mengetahui dari media kalau pendemo 411 mendapat bayaran Rp 500 ribu (Padahal tidak ada satu pun media arus utama dan abal-abal yang memberitakan adanya pendemo bayaran, entah kalau media sosial atau koran kuning). Tudingan kalau pendemo dibayar Rp 500 ribu sangat tidak mendasar. Jumlah pendemo justru membengkak pasca Kapolda Metro Jaya mengatakan akan menembak peserta demo yang anarkis. Kalau mereka hanyalah pendemo bayaran, pastinya uang Rp 500 ribu terlaku kecil dengan resiko yang akan dihadapinya.

Masukan yang diterima Jokowi untuk merespon Aksi 411 sudah terbukti salah dan menghasilkan blunder teramat sangat fatal. Ini membuktkan kalau pembisik di sekitar Jokowi tidak memahami situasi dengan benar. Maka, tidak ada salahnya kalau Jokowi mengikuti langkah Soeharto dengan menemui atau mengundang pihak-pihak yang berseberangan.

Aksi 411 bukan saja dihadiri oleh umat Islam, tetapi juga oleh pemeluk agama lainnya. Aksi ini juga dibanjiri oleh peserta yang datang dari berbagai daerah. Bukan hanya itu, aksi-aksi serupa juga digelar di sejumlah daerah di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Maluku. Emosi Aksi 411 itu telah menjalar ke berbagai daerah.

Demikian juga dengan kemarahan perserta aksi yang kedatangannya tidak dihiraukan oleh Jokowi juga merembet ke segala penjuru tanah air. Suasana batin ini juga yang seharusnya dipahami oleh Jokowi. Artinya, kalau Jokowi dibenturkan atau membenturkan dirinya dengan Aksi 411, sama saja dengan berhadapan dengan mayoritas rakyat Indonesia.

Belakangan muncul rencana Aksi 212 sebagai lanjutan dari Aksi 411. Tidak sedikit yang menganggap aksi lanjutan ini akan mengarah ke makar. Tidak sedikit juga yang memandang aksi ini sebagai bentuk radikalisme. Lantas pemerintah pun disarankan untuk membendungnya. Bukan hanya itu, aparat keamanan pun disarankan untuk menghadapi aksi tersebut dengan menggelar operasi intelijen, kontra intelijen, dan kontra-terorisme. Ada juga seruan untuk membubarkan FPI dan ormas-ormas Islam lainnya yang dianggap radikal.

Paham radikal memang harus dihadapi. Bukan hanya oleh pemerintah dan aparat keamanan, tetapi juga oleh bangsa Indonesia. Tetapi, saat ini ormas-ormas yang dianggap radikal tersebut sedang berada di atas angin. Selain itu, sejak kasus dugaan penistaan agama ini bergulir, mereka sudah membaur dengan berbagai elemen masyarakat lainnya. Karenanya, kalau pemerintah berencana menghabisi ormas-ormas tersebut, maka perlawanan keras pun akan dilancarkan.

Kalau jadi, Aksi 212 akan berlangsung lebih damai dari Aksi 411. Sebab rencananya peserta aksi akan menggelar shalat Jumat dan peringatan maulid Nabi pada 2 Desember 2016. Karena direncanakan damai, tidak ada salahnya kalau Jokowi menunggangi aksi itu dengan turut shalat berjamaah bersama peserta aksi.

Jokowi tidak perlu khawatir akan ditembak sebagaimana yang terjadi pada Soekarno atau akan ada pelaku teror yang menyusup seperti yang terjadi di Masjid Mapolresta Cirebon. Paspampres pastinya mampu mengantisipasi segala macam ancaman dan pastinya. Demikian juga dengan korlap Aksi 212. Baik Paspampres dan Korlap pastinya sudah berkoordinasi untuk menciptakan suasana damai. Di tambah lagi dengan regu pengawal Panglima TNI dan Kapolri.

Suro diro jayaningrat lembur dening pangastuti. Itulah falsafah Jawa yang ditulis Jokowi dalam akun Facebooknya sekitar dua tahun yang lalu. Aksi 212 adalah kesempatan Jokowi untuk melunatkan situasi yang kian menegang ini. Jokowi pun bisa memanfaatkan kesempatan sholat berjamaah dan Maulid Nabi untuk menyampaikan pikiran-pikirannya. Apalagi, menurut Johan Budi, saat 4 November 2016 lalu Jokowi sudah berencana akan sholat Jumat bersama pendemo.

Aksi 212 merupakan kesempatan bagi Jokowi untuk menunaikan rencananya. Panglima TNI, Kapolri, semua pejabat negara, dan pendemo pastinya akan shalat berjamaah, termasuk puluhan ribu pasukan pengamanan.

Sebagaimana Aksi 411 yang dihadiri oleh berbagai pemeluk agama dan sejumlah peserta yang berdatangan dari berbagai daerah, Aksi 212 pun kurang lebih demikian. Maka, inilah kesempatan bagi Jokowi untuk memperbaiki hubungan yang sudah hancur berkeping-keping ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun