SBY yang terusik akhirnya membantah laporan intelijen yang menyebut keterlibatan dirinya dalam Aksi 411. Mendapati reaksi SBY, pendukung Jokowi yang sekaligus Ahoker seolah mendapat angin untuk menguatkan persepsi tentang posisi SBY dalam Aksi 411.
Aksi 411 yang diperkirakan dihadiri oleh lebih dari 1 juta pengunjuk rasa pun berlangsung damai. Hanya saja, lepas Magrib terjadi bentrokan antara sejumlah “pendemo” dengan aparat keamanan di depan Istana. Gas-gas air mata pun ditembakkan sehingga membuat situasi semakin ricuh. Sementara di penjaringan terjadi aksi penjarahan.
Kemudian Presiden Jokowi menggelar temu perwarta. Dalam kesempatan itu, Jokowi menegaskan adanya aktor politik di belakang aksi 411 yang berakhir rusuh. Sekalipun Jokowi tidak menyebut aktor politik yang dimaksudnya, tetapi, opini publik mengarah ke sosok SBY.
Kericuhan yang terjadi di depan Istana dan penjarahan di Penjaringan ini menjadi fokus pemberitaan media yang selama ini dianggap pro-Ahok. Sehari setelah Aksi 411 yang diberitakan berakhir rusuh tersebut sejumlah spanduk bertuliskan “SBY Provokator: NKRI Harga Mati” disebar di sejumlah titik di ubu kota dan diviralkan lewat media sosial.
Persepsi yang mengatakan SBY sebagai aktor kerusuhan pun semakin menguat dan seolah tidak terbantahkan setelah beredarnya foto layar percakapan WhatApp akun Choel Mallarangeng yang diopinikan seolah tengah membincangkan masalah logistik untuk demo 2511 yang rencananya digelar pada 25 November 2016.
Benarkah SBY menunggangi Aksi 411 demi kepentingan politiknya dan pemenangan Agus?
Aksi 411 memang berakhir ricuh. Tetapi, kericuhan tersebut berskala kecil sehingga tidak mungkin menimbulkan goncangan besar. Kerusuhan itu pun hanya melibatkan sekelompok orang dengan jumlah yang terbilang kecil. Padahal, kalau SBY mendalangi akasi tersebut seharusnya kerusuhan terjadi dengan skala yang lebih besar.
Demikian juga dengan penjarahan yang terjadi di Penjaringan. Penjarahan tersebut lebih mirip dengan ulah geng motor yang merampok minimarket ketimbang upaya untuk meletuskan kembali kerusuhan 1998.
Kalau dicermati, skala bentrokan yang terjadi di depan Istana tidak terlalu mengkhawatirkan. Malah, skala bentrokan tersebut malah lebih kecil ketimbang bentrokan yang biasanya terjadi antara mahasiswa dengan aparat di Makassar. Jadi, bisa dibilang, bentrokan yang terjadi saat Aksi 411 itu hanya dibesar-besarkan saja.
Kalau memang SBY menunggangi Aksi demo dan berencana menggulingkan Jokowi, seharusnya terjadi kerusuhan yang dampaknya lebih merusak. Bukankah sebelumnya diserukan kepada pendemo ajakan untuk membuat surat wasiat dan ada sekelompok pendemo yang dibaiat untuk berjihad sampai mati.
Kemudian, soal percakapan WA. Apakah benar akun Choel Mallarangen yang terlibat dalam percakapan itu milik Choel, boss Fox Indonesia yang juga adik dari Andi Mallarangeng? Lantas, apakah “logistik” yang dimaksud dalam percakapan itu berarti dana untuk Aksi 2511?