Jadi semakin jelas kalau Jokowi dirontokkan oleh lawan dan yang mengaku sebagai pendukungnya sendiri. Tidak heran kalau lewat situasi seperti ini, Jokowi semakin tersudutkan. Salang bicara sedikit, bisa menimbulkan dampak yang tidak terkirakan.
Aksi rush money yang menyertai 2511 pastinya bukan aksi tunggal. Tahun 1998 rush money diakibatkan kekhawatiran masyarakat mendapatkan uang cash. Di sisi lain terjadi pemborongan sejumlah barang di sejumlah pasar, mulai dari pasar tradisional sampai modern. Itulah awal kata “penimbunan” berawal. Aksi penimbunan ini menyebabkan kelangkaan sejumlah komoditi. Susu kaleng untuk bayi, misalnya, lenyap dari pasaran. Dan berbagai komodoti yang masih bisa ditemui pun dipatok dengan harga yang lebih tinggi.
Aksi 2511 memang direncanakan untuk menimbulkan kegoncangan.Tidak heran kalau sejumlah ulama yang turun dalam 411 menolak aksi 2511. Kalau dicermati, aksi ini bukan dimotori oleh ulama penggerak 411, tetapi oleh kelompok-kelompok yang selama ini berupaya memecah belah kerukunan anak bangsa lewat berbagai cara, salah satunya merontokkan pemerintahan. Penggerak aksi ini disambut oleh lainnya dengan terus melontarkan hujatan, fitnahan, stigma-stigma negatif, dll. Gayung pun bersambut. Tepuk tangan pengadu domba membahana ke seantero negeri.
Melihat situasi adu domba atau proxy war seperti ini, bangsa ini disodorkan tiga pilihan. Pertama, ikut bertepuk tangan bersama pengadu domba dan bergabung ke ke salah satu “tangan” yang ditepukkan. Kedua, bergerak menjauh dari hiruk pikuk pesta pengadu domba. Ketiga, melawan adu domba, melawan kedua “tangan” yang sedang “bertepuk”.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI