Dalam kasus Archandra Tahar, misalnya, pendukung Jokowi menuding pihak yang menginginkan Archadra dipecat adalah sekelompok mafia. Dan, kata pendukungnya, Jokowi tidak akan tunduk kepada mafia. Ternyata, Archandra dipecat. Artinya, Jokowi tunduk kepada mafia. Lebih lucu lagi, mafia yang dimaksud oleh pendukung Jokowi adalah kelompok yang berada dalam kabinet. Lha, kalau begitu logikanya Jokowi dibantu para mafia.
Membela kesalahan sama artinya dengan menambah kesalahan. Itulah kenapa setelah rekaman cabul Donald Trump beredar, tidak seorang pun dari pendukungnya yang berkomentar membelanya. Malah, Republik seoalah membuang badan dalam kasus ini. Mereka tahu membela suatu kesalahan hanya akan memperpanjang polemik. Kalau polemik itu berdampak positif tentunya menungtungkan. Tapi, kalau sebaliknya, sudah tentu harus dihindari dan dihentikan. Caranya dengan tidak mengomentari. Apalagi sampai beradu opini.
Jelas, dalam perang persepsi, Jokowi sudah kalah total. Kalau Jokowi dan para pendukungnya  tidak melakukan manuver tajam dengan mengubah strategi komunikasinya, bisa dipastikan Jokowi akan luluh lantak dalam Pilpres 2019 nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H