Sayangnya, bagi para bintang peseteru Prabowo, Ahok bukanlah sosok yang tepat layak untuk didukung. Ingat, Wiranto mengatakan dukungan Hanura kepada Ahok bukan keinginannya, tetapi DPD Hanura DKI. Bahkan, gegara dukungannya kepada Ahok, DPD Hanura DKI terpecah.
Pencalonan Sjafrie pastinya membuat koalisi antara Gerindra dan PDIP terancam gagal. Gagalnya koalisi ini akan mendorong PDIP mengajukan jagoannya sendiri. Beruntung, PDIP dengan jumlah kursinya di DPRD DKI tidak membutuhkan koalisi dengan parpol lainnya. Dengan demikian PDIP dapat mengajukan calonnya sendiri. Calon dari PDIP inilah yang tengah ditunggu-tunggu oleh para mantan jenderal kelompok Wiranto. Bukan hanya menunggu, para mantan jenderal ini tengah melakukan sejumlah manuver agar PDIP menyetujui usulannya. Inilah salah satu sebab kenapa PDIP belum juga mengambil keputusan.
Gagalnya koalisi antara PDIP dengan Gerindra pastinya tidak diingankan oleh para bintang kelompok Prabowo. Mereka akan berusaha sebisa mungkin agar koalisi dua parpol besar ini berhasil. Kedekatan antara Megawati dan Prabowo, sekalipun sempat merenggang pascapresan Jokowi, akan menjadi nilai jual tersendiri.
Kalau PDIP jadi berkoalisi dengan Gerindra dan siapa pun sebagai cagubnya, maka perang bintang sudah tamat sampai di situ. Begitu juga kalau PDIP berbalik arah menduetkan Ahok-Djarot. Dengan dua skenario ini kubu Prabowo yang keluar sebagai pemenangnya. Tetapi, kalau PDIP maju dengan jagoannya sendiri, maka perang bintang akan terus berlanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H