Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Manuver Jokowi di Laut China Selatan Bikin AS Panas Dingin?

10 Juli 2015   17:33 Diperbarui: 4 April 2017   17:37 58990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, Jokowi mendatangi semua duta besar yang ada di Indonesia. Mulai duta besar Amerika, duta besar negara-negara Timur Tengah, dan duta besar negara-negara lainnya. Jokowi telah menunjukkan sikap ketidakproannya kepada AS sebelum Pilpres 2014 berlangsung. Padahal Jokowi semestinya tahu jika ada banyak negara yang mendukung AS juga tidak senang dengan sikapnya. Tidak heran jika Budayawan Ridwan Saidi melihat Indonesia tengah diboikot oleh dunia internasional..

Tentu saja sikap ketidakproan kepada AS ini membuat Jokowi bagai duduk di kursi panas. Jika saja Jokowi salah dalam manuvernya, sebagaimana pemimpin-pemimpin negara lain yang tidak pro AS, Jokowi menjadi target untuk dijatuhkan kemudian diganti dengan pemimpin yang pro AS.

Jika diperhatikan, baik di dunia nyata maupun dunia maya, ada dua arus propaganda: propaganda anti-Jokowi dan propaganda anti-China. Kedua propagandan ini diserukan oleh kelompok-kelompok yang sama. Dalam propaganda anti-China disebut ada 10 juta warga China yang akan berimigrasi ke Indonesia.

Propaganda tersebut merupakan plintiran dari target Jokowi yang akan mendatangkan 10 juta turis asal China. Lagipula, logikanya, bagaimana mungkin ada orang China yang mau datang untuk bekerja dan bermukim di Indonesia, sementara kondisi ekonomi di China jauh lebih baik. Selain itu berita-berita lama yang ada kaitannya dengan China kembali digoreng seolah-olah baru terjadi di masa Jokowi Sementara propaganda Jokowi sebagai non-muslim, pro Syiah, keturunan China dan anak anggota PKI masih terus gencar disebarluaskan.

Menjadi pertanyaan, di manakah posisi AS dalam propaganda tersebut? Apakah AS sebagai otak dari propaganda? Atau, apakah AS hanya menunggangi kedua propaganda tersebut? Atau tidak ada sangkut pautnya sama sekali. Tetapi apapun itu kedua propaganda tersebut harus diwaspadai.

Apakah propaganda anti-Jokowi dan anti-China ditukangi oleh AS atau terlepas dari AS dan kepentingannya, namun, kedua propaganda tersebut diserukan oleh kelompok-kelompok yang merupakan pendukung capres yang lewat adiknya mengatakan sebagai capres pro-AS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun