Sebaliknya, Jokowi mendatangi semua duta besar yang ada di Indonesia. Mulai duta besar Amerika, duta besar negara-negara Timur Tengah, dan duta besar negara-negara lainnya. Jokowi telah menunjukkan sikap ketidakproannya kepada AS sebelum Pilpres 2014 berlangsung. Padahal Jokowi semestinya tahu jika ada banyak negara yang mendukung AS juga tidak senang dengan sikapnya. Tidak heran jika Budayawan Ridwan Saidi melihat Indonesia tengah diboikot oleh dunia internasional..
Tentu saja sikap ketidakproan kepada AS ini membuat Jokowi bagai duduk di kursi panas. Jika saja Jokowi salah dalam manuvernya, sebagaimana pemimpin-pemimpin negara lain yang tidak pro AS, Jokowi menjadi target untuk dijatuhkan kemudian diganti dengan pemimpin yang pro AS.
Jika diperhatikan, baik di dunia nyata maupun dunia maya, ada dua arus propaganda: propaganda anti-Jokowi dan propaganda anti-China. Kedua propagandan ini diserukan oleh kelompok-kelompok yang sama. Dalam propaganda anti-China disebut ada 10 juta warga China yang akan berimigrasi ke Indonesia.
Propaganda tersebut merupakan plintiran dari target Jokowi yang akan mendatangkan 10 juta turis asal China. Lagipula, logikanya, bagaimana mungkin ada orang China yang mau datang untuk bekerja dan bermukim di Indonesia, sementara kondisi ekonomi di China jauh lebih baik. Selain itu berita-berita lama yang ada kaitannya dengan China kembali digoreng seolah-olah baru terjadi di masa Jokowi Sementara propaganda Jokowi sebagai non-muslim, pro Syiah, keturunan China dan anak anggota PKI masih terus gencar disebarluaskan.
Menjadi pertanyaan, di manakah posisi AS dalam propaganda tersebut? Apakah AS sebagai otak dari propaganda? Atau, apakah AS hanya menunggangi kedua propaganda tersebut? Atau tidak ada sangkut pautnya sama sekali. Tetapi apapun itu kedua propaganda tersebut harus diwaspadai.
Apakah propaganda anti-Jokowi dan anti-China ditukangi oleh AS atau terlepas dari AS dan kepentingannya, namun, kedua propaganda tersebut diserukan oleh kelompok-kelompok yang merupakan pendukung capres yang lewat adiknya mengatakan sebagai capres pro-AS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H