Bagi saya pendapat Ade tidak salah. Kenapa? Sebab sejak lama saya yakin jika manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan suci, bersih tanpa noda. Nah, kalau homo/biseksual dilaknat oleh Allah, itu sama saja Allah melaknat manusia sejak ia masih berbentuk janin. Bahkan lebih dari itu, Allah telah melaknat manusia ketika sperma dan ovum pembawa gen homo/biseksual menyatu. Jadi dengan pendapat Ade, saya lebih meyakini kalau tidak satu pun bayi yang dilahirkan dengan membawa dosa, apalagi laknat. Dan yang dilaknat Allah adalah perbuatan yang dilarangnya. Poin inilah yang tidak ditangkap oleh penghujat Ade.
Dan tanpa disadari, saya telah mengaji pada Ade yg diteriaki kafir itu. Sekali lagi saya mendapat pencerahan dari orang “kafir”. Hati pun jadi adem lagi.
Ngaji pada orang “kafir” memang bikin saya adem, tapi mungkin bagi sebagian orang sebaliknya. Tengok saja kisah yang juga di-share teman lewat facebook ini.
Suatu hari ada kiyai-kiyai NU kumpul di sebuah pondok pesantren. Saat itu Mbah Yai Ahmad Mustofa Bisri ingin menerangkan tentang awal mula kesalahan beragama.
Beliau melemparkan pertanyaan, “PPP, PDI, dan Golkar itu wasilah (jalan/sarana) atau ghoyyah (tujuan akhir)?”
Para kiyai pun serempak menjawab dengan mantap, “Wasilah!”. Ada yang saking mantapnya, jadi malah setengah berteriak.
Kiyai sepuh ini ( Mustofa Bisri) memberikan Pujian, “Nilai 100 untuk bapak-bapak kiyai.”
“NU, Muhammadiyah, dan semacamnya itu wasilah atau ghoyyah?” Mbah Mustofa Bisri bertanya lagi.
Para kiyai kemudian menjawab pelan agak ragu-ragu, “Wasilah...”
Gus Mus hanya tersenyum mendengar nada jawaban para kiyai yang mulai terasa berubah.
Pertanyaan terakhir, Mbah Mustofa Bisri pun bertanya Kembali , “Islam, Katholik, Hindu, dan semacamnya itu wasilah atau ghoyyah