Minggu sore ini daku begitu kaget ketika Kang Petruk menulis di Grup MetroKita (sebuah grup di aplikasi chatting Telegram Massangger) dengan kata-kata “Lanjutkan yg penting kita gk kena pasal 2:262” yang sebenarnya tulisan itu mengomentari foto dari “Grobolan Cucu Tedjomantri CS” yang sedang bersedekah dan berfoto ria dengan penerima sedekah. (Kalau daku tidak salah mengartikan antara foto dan komentar Kang Petruk)
Mungkin Kang Petruk ingin mengingatkan “Hati-hati dengan pasal 2:262” yang sering kali apabila kita bersedekah terus difoto itu adalah riya.
Tapi apakah riya itu?
Riya adalah memberi sedekah dengan menyakiti perasaan si penerima sedekah, seperti yang tertulis di QS:
[2:262] Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
[2:263] Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
[2:264] Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
Terus daku jadi teringat juga dengan perkataan Cucu Fuad sewaktu memberi pemahaman di Pendopo rumah Cucu Tedjomantri pada hari Selasa, 20/10/2015. Salah satu yang diucapkan Cucu Fuad adalah “kalau tangan kananmu memberi, tangan kirimu jangan sampai tahu”. “Kalau kita bersedekah, tetangga kiri, kanan, bahkan keluarga kita jangan sampai tahu” terus yang menjadi pertanyaan apakah itu disebut juga dengan Riya? Padahal sudah jelas Riya adalah adalah memberi sedekah dengan menyakiti perasaan si penerima sedekah.
Al Quran mengajarkan kepada kita untuk melestarikan ajaran berbuat baik dan sedekah kepada semua manusia, terutama kepada anak cucu sehingga diharapkan nanti kita dan anak cucu kita selamat dan sejahtera karena Ridho Allah seperti yang tertulis di QS :
[2:272] Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan).
[2:274] Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
[2:254] Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.
[63:10] Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
[2:62] Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Terus bagaimana kita dapat melestarikan ajaran berbuat baik kalau tidak melalui contoh?
Bagaimana bisa kita mencotohkan kalau tidak dengan menceritakan?
Yang tidak boleh itu adalah kita mengajak orang lain tetapi kita tidak menjalankan. Seperti yang tertulis di QS
[61:2] Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu perbuat?
[61:3] Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.
[2:44] Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?
Yokkk kita buka QS [2:271] Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Tentu kalau kita waras, sudah pasti kita akan memilih “baik sekali” dibandingkan dengan “baik” dan yang “baik sekali” itu adalah dengan menampakkan sedekah sebagai contoh untuk mengajak orang lain, seperti yang tertulis di QS :
[107:3] dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
[90:11] Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar?.
[90:12] Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
[90:13] (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,
[90:14] atau memberi makan pada hari kelaparan,
[90:15] (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
[90:16] atau orang miskin yang sangat fakir.
[90:17] Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
[90:18] Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.
Mengapa menyembunyikan itu “baik”?
Karena menyembunyikan itu lebih baik dari pada tidak bersedekah sama sekali. Tetapi kita disarakan untuk menampakkan dengan maksud mengajak, bukan riya dengan cara menampakkan sedekahmu.
Kerena mengajak itu sangat berbeda dengan riya.
Karena mengajak itu adalah memberi contoh dengan nenampakkan sedekah kepada orang yang mau kita ajak.
Terus bagaimana dong, jika orang disekitar kita mencibir kita ketika kita bersedekah dengan menampakkan sedekah dalam rangka mengajak mereka?
Kalau saran daku sih biarkan saja karena bisa jadi mereka telah terkena penyakit munafik. Apakah penyakit munafik itu? Mari kita buka QS:
[9:75] Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.
[9:76] Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).
[9:77] Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.
[9:78] Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib?
[9:79] (Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.
[9:80] Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu memohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.
Toh Allah SWT maha mengetahui isi hati seperti yang tertulis di QS:
[17:25] Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.
***
Bagi daku pribadi kalau ada orang yang mengatakan “kalau tangan kananmu memberi, tangan kirimu jangan sampai tahu” itu adalah ajaran iblis dan akan mematikan ajaran untuk bersedekah. Seperti yang tertulis di QS
[2:268] Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.
Untuk itu marilah kita mengajak orang berbuat baik dan bersedekah dengan menampakkan dan memberi contoh yang salah satunya adalah dengan apa yang akan kita lakukan dengan Sedekah Car yang mana saat ini mobil tersebut masih dalam pengerjaan di bengkel.
Tapi ngomong-ngomong siapa hayoooo yang belum setor dana untuk rehabilitasi Sedekah Car, ke Bendahara Sedekah Car?
Wassalam
Mohon Maaf Lahir Batin Dunia Akhirat
PTN
Wuzzzzz
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI