Mohon tunggu...
Merah Putih
Merah Putih Mohon Tunggu... -

Life is Beautiful. enjoy working, enjoy playing, enjoy writing.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tax Technology Inovasi Kebanggaan Indonesia?

16 Juli 2010   04:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:50 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa pajak Adaro cukup spektakuler hingga indeksnya 6,5 % ? Adakah kaitannya dengan kemudahan-kemudahan yang akan diberikan pemerintah pada perusahaan ini pada waktu-waktu berikutnya ?

Apa pendapat anda tentang Bumi 3,7 % dibandingkan Adaro 6,5 % ?

Sampai saat ini saya tidak dapat menemukan jawaban memuaskan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Bisa saja ada yang menjawab : Loh kan bisa jadi keuntungan masing-masing perusahaan beda, asetnya juga beda.  Jadi gak bisa dong yang atas harus bayar pajak gedhe juga. Nah tapi kan bagaimana kalau terjadi rekayasa dalam pelaporan keuntungan dan asetnya ?

Saya hanya berharap memang tidak terjadi penyimpangan. Karena kalau perusahaan-perusahaan di tingkat atas sudah merekayasa. Bisa dipastikan yang menengah dan kecil juga. Tidak boleh ada saling curiga-mencurigai. Semuanya harus menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah. Namun tidak ada salahnya kan membiasakan diri untuk berpikir kritis.

Epilog

Pengumuman : Barang siapa baik istri, suami ataupun suami istri terbukti melakukan rekayasa pajak akan dihukum dengan disita negara semua harta kekayaannya dan keluarganya sampai tujuh turunan. Atau pilih dikirim ke liang kubur dan langsung dapat akses tol ke neraka ! Karena korupsi adalah termasuk weapon of mass destruction juga. Sekitar 32,5 juta rakyat Indonesia masih dalam kemiskinan ekstrem dan dalam posisi setengah hidup-setengah mati alias hidup tapi tidak layak.

Bukti-bukti Kemiskinan di Indonesia :

Ini adalah kemiskinan struktural. Mereka miskin bukan karena malas atau bodoh. Tapi karena kebijakan dan ketidakberpihakan.

simbah rela makan nasi aking aku sedih tidak mampu beli susu Ini rumahku. aku makan, tidur dan belajar di sini adikku sinta sakit                              tapi emakku gak punya duit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun