Di sepanjang pertandingan, Sabalenka melakukan 20 unforced errors atau kesalahan sendiri. Sedangkan Rybakina jauh lebih sedikit yaitu delapan kali.
Rybakina juga mendapatkan tujuh poin tambahan dari servis asnya, sedangkan Sabalenka "cuma" tiga kali. Servis keras Sabalenka kerap diantisipasi oleh Rybakina yang mampu melakukan service return dengan baik.
Satu hal yang menarik dari Rybakina adalah kekuatan mentalnya, apalgi setelah melihat lawannya yang tampak down ketika kerap gagal merebut angka karena kesalahan sendiri. Di gim keenam set pertama misalnya, Rybakina yang  tertinggal 15-40 berhasil bangkit dan merebut empat poin berikutnya hingga akhirnya menutup set pertama dengan 6-0.
Di set kedua, Rybakina sempat unggul 2-0 sebelum Sabalenka berhasil mematahkan servisnya di gim ketiga yang membuat kedudukan menjadi 2-1. Di akhir gim tersebut, backhand dua tangan Rybakina justru menabrak net.
Sabalenka merayakan gim pertamanya itu dengan mengangkat kedua tangannya ke udara yang disambut tepuk tangan meriah dari audiens. Tampaknya fans tenis setempat lebih memfavoritkan Sabalenka menjadi juaranya.
Di gim berikutnya, permainan Rybakina segera kembali ke track yang membuatnya unggul 3-1 dan 4-1. Tentu saja hal itu membuat Sabalenka kembali cemas, dimana sebelumnya berniat menarik lawan ke set ketiga akan tetapi malah terjebak dalam situasi kritis.
Tertinggal dengan gap cukup jauh membuat Sabalenka harus mengatur siasat. Nyatanya, ia cuma berhasil merebut satu angka dan masih tetap tertinggal 2-4 dan 2-5.
Sabalenka membuka peluang lagi ketika memenangkan gim kedelapan set kedua sekaligus mengulur kemenangan Rybakina yang sebenarnya sudah di depan mata. Ia mampu tampil dominan, mendikte Rybakina yang berlarian kesana kemari hingga akhirnya forehand cross-court Rybakinaa menabrak net.
Kalau toh bola pukulan Rybakina tidak menabrak net, Sabalenka sudah mengantisipasinya dengan berjaga di balik net. Ia akan dengan mudah melakukan voli atau dropshot yang susah dijangkau oleh Rybakina.
Tak ingin kemenangannya tertunda lagi, Rybakina pun memilih menekan Sabalenka di gim kesembilan atau gim penghujung. Ia juga berniat mencegah semangat Sabalenka yang tampaknya mulai memercik sedikit demi sedikit.
Rybakina melakukan servis keras dan variasi pukulan yang solid termasuk sebuah dropshot brilian yang membuat Sabalenka mati kutu. Pukulan corner-to-corner-nya yang berbahaya menguras energi sekaligus membungkam siasat lawan.