Italia memastikan diri lolos ke babak final turnamen tenis beregu Davis Cup Finals 2023 di Malaga, Spanyol. Di babak semifinal yang digelar Sabtu (25/11/2023), tim Italia mengalahkan salah satu favorit juara tim Serbia dengan skor 2-1.
TimJannik Sinner menjadi bintang bagi tim Italia. Ia tampil di pertandingan tunggal kedua dan ganda yang semuanya ia menangkan. Lawan yang ia kalahkan di dua pertandingan dalam satu malam adalah raja tenis dunia Novak Djokovic.
Yup, Sinner dan Djokovic menjadi tulang punggung masing- masing tim. Mereka turun di dua pertandingan, yakni tunggal kedua yang super seru dan ganda yang juga sama-sama mendebarkan.
Sebelum membahas pertandingan kedua petenis tersebut, kita bahas tunggal pertama dulu yang mempertemukan Lorenzo Musetti (Italia) melawan Miomir Kecmanovic (Serbia). Kedua petenis muda usia itu sama-sama merupakan petenis masa depan negara mereka masing-masing.
Musetti, 21 tahun, saat ini duduk di peringkat 27 ATP dengan pencapaian tertinggi peringkat 15 ATP. Sedangkan Kecmanovic, 24 tahun, duduk di peringkat 55 ATP dengan peringkat terbaik 27 ATP awal Januari 2023 lalu.
Sepanjang musim tur tahun 2023 ini, Kecmanovic punya beberapa pencapaian yang lumayan keren. Antara lain dua kali menjadi finalis turnamen ATP 250 yaitu Delray Beach Open di Florida, Amerika Serikat (AS) dan Millennium Estoril Open di Portugal. Â
Musetti juga punya catatan yang tak kalah keren. Ia menjadi perempatfinalis ATP Masters 1000 Monte-Carlo Masters. Di turnamen ini, ia membuat kejutan besar usia menyingkirkan unggulan teratas Novak Djokovic di babak perdelapan final atau 16 besar!
April 2023 lalu, Musetti menjadi semifinalis turnamen ATP 500 Barcelona Open. Dalam perjalanannya ke babak semifinal, ia mengalahkan petenis nomor satu Inggris Cameron Norrie.
Musetti juga sukses mengantarkan Italia sebagai finalis turnamen beregu campuran United Cup 2023 awal Januari lalu. Pada waktu itu juaranya adalah tim AS.
Sebelum bertemu di Davis Cup Finals 2023, keduanya pernah bertemu di turnamen ATP 250 Tennis Napoli Cup 2022. Pada waktu itu Musetti menang atas Kecmanovic di babak semifinal dengan dua set langsung. Jadi skor head-to-head mereka untuk sementara 2-0 untuk keunggulan Musetti.
Nah, melihat catatan pertandingan dan head-to-head masing-masing petenis tersebut, Musetti sepertinya dapat mengalahkan Kecmanovic. Namun ternyata Kecmanovic mampu membuyarkan mimpi Italia merebut angka pertama di pertandingan tunggal pertama.
Set pertama berlangsung intens. Kecmanovic lebih dulu memimpin dengan 2-0 dan 3-1 hingga sempat unggul 5-3. Namun Musetti segera melakukan comeback hingga akhirnya mampu menyamakan skor menjadi 5-5.
Ketika Kecmanovic mampu merebut gim kesebelas setelah memenangkan dua kali deuce, Musetti mampu bermain taktis dan memenangkan gim ke-12. Skor pun imbang 6-6, sehingga sesi tie break harus digelar.
Di sesi tie break ini, kedua petenis bersaing sengit. Skor selalu imbang 1-1, 2-2, hingga 7-7. Pada akhirnya Musetti meraih angka terakhir tie break setelah forehand kerasnya gagal diantisipasi oleh Kecmanovic.
Di set kedua, kali ini Kecmanovic mampu mendominasi permainan. Rupanya ia seorang pembelajar yang cepat dan pengamat yang cermat. Ia memenangkan set kedua dengan 6-2. Â
Kecmanovic adalah salah satu dari segelintir petenis yang mampu bermain agresif dan juga defensif. Ia mengandalkan permainan taktis dan mental tangguh yang digabungkan dengan kemampuannya mengamati pergerakan lawan.
Di gim ketujuh set kedua misalnya, terjadi reli 14 pukulan yang akhirnya dimenangkan oleh Kecmanovic. Gim itu menunjukkan ketangguhan mental Kecmanovic ketika harus bermain defensif. Staminanya yang prima membuatnya mampu berlarian dari ujung lapangan satu ke ujung yang lain dan tetap mampu melakukan pukulan yang kuat dan akurat.
Menang di set kedua membuat level kepercayaan diri Kecmanovic tumbuh pesat. Untuk memenangkan pertandingan, tak ada upaya lain selain harus mendominasi permainan.
Entah bagaimana Kecmanovic menjelma menjadi petenis yang agresif di set ketiga ini. Tentu saja itu mengejutkan Musetti. Bahkan Kecmanovic mencetak empat kali love game! Â
Kecmanovic sempat memimpin 5-0 sebelum Musetti merebut gim keenam yang merupakan satu-satunya angka yang bisa ia raih. Kecmanovic memastikan kemenangan setelah forehand kerasnya menghunjam bidnag kanan permainan Musetti.
Usai bertanding selama dua jam 19 menit, Kecmanovic pun segera merebahkan dirinya di lapangan. Ia menyumbang satu angka untuk negaranya, membuat skor Serbia atas Italia menjadi 1-0.
Jannik Sinner vs Novak Djokovic
Pertandingan tunggal kedua antara Jannik Sinner melawan Novak Djokovic bisa dibilang merupakan pertandingan paling seru di sepanjang turnamen Davis Cup Finals 2023. Pasalnya, kedua petenis itu baru-baru ini menjadi juara dan finalis turnamen ATP Finals 2023 di Turin, Italia.
Di babak final yang digelar Minggu (20/11/2023) lalu, Djokovic menjadi juara ATP Finals 2023 setelah mengalahkan Sinner dengan straight set. Sebelumnya di babak penyisihan grup (format turnamen adalah round robin), Sinner menang atas Djokovic dengan tiga set.
Jadi dalam dua minggu ini keduanya saling bertemu sebanyak tiga kali dimana Sinner menang 2-1 atas Djokovic. Kalau pertandingan nomor ganda Davis Cup Finals 2023 juga dihitung, maka Sinner menang jauh 3-1 atas Djokovic. Superwoww!
Kedua tim sama-sama mengandalkan petenis tunggal keduanya untuk meraih angka. Tim Italia mengandalkan Sinner untuk meraih angka pertama bagi Italia, sedangkan tim Serbia menaruh harapan pada Djokovic untuk mengunci spot Serbia di babak final.
Tim Serbia begitu meyakini bahwa Djokovic bakal memenangkan pertandingan melawan Sinner di tunggal kedua. Keyakinan itu bukannya tanpa alasan. Pasca menjuarai grand slam French Open 2023, langkah Djokovic nyaris tak dapat dibendung oleh petenis manapun termasuk Sinner.
Djokovic menjadi finalis grand slam Wimbledon 2023 (kalah dari petenis Spanyol Carlos Alcaraz Garfia) dan juara grand slam US Open. Djokovic juga menjuarai tiga turnamen besar lainnya, yaitu dua turnamen ATP Masters 1000 Cincinnati dan Paris, dan terakhir juara ATP Finals 2023.
Saking merasa yakin bakal menang atas Italia dan juga yakin bakal menjuarai Davis Cup untuk kali kedua, tim Serbia bernazar akan melompat dari pesawat. Sebuah nazar yang... agak laen. Tapi ya sudahlah itu terserah mereka.
Ternyata oh ternyata, penampilan Sinner sungguh luar biasa. Di arena Palacio de Deportes Jose Maria Martin Carpena, ia mendapatkan dukungan yang kuat dari tim dan para fans tenis setempat. Pertandingan kedua dimenangkan Sinner dengan skor 6-2, 2-6, 7-5.
Di set pertama, Djokovic merebut angka perdana dengan mudah. Namun Sinner segera menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Di gim ketiga, Sinner berhasil mematahkan servis Djokovic setelah backhand keras Sinner tak mampu dijangkau oleh Djokovic.
Sinner yang seminggu sebelumnya dua kali bertemu dengan Djokovic sudah sangat mengenal gaya permainan lawannya. Empat gim berikutnya menjadi milik Sinner, termasuk dua kali mematahkan servis Djokovic.
Sinner pun unggul 5-1, dimana itu terlihat... tidak normal. Oke, Sinner memang tampil bagus tapi entah mengapa permainan Djokovic terasa kurang satset. Beberapa kali ia kurang effort dalam menjangkau bola yang datang dari Sinner.
Pada akhirnya, Sinner mengakhiri set pertama dengan 6-2 setelah servis as ketiga yang gagal dijangkau oleh Djokovic. Meski kalah di set pertama, Djokovic dan timnya sudah pasti menyusun strategi di set berikutnya.
Tapi tunggu, mungkinkah itu merupakan taktik Djokovic lainnya? Ketika bertemu dengan petenis lain yang level permainannya mendekati levelnya, ia akan membiarkan lawan unggul dulu lalu dihempaskan di set-set berikutnya. Mungkin lho ya.
Bisa benar, bisa juga tidak benar. Secara teknis ada sejumlah faktor kekalahan Djokovic atas Sinner yang "begitu mudahnya", misalnya Djokovic belum sepenuhnya beradaptasi dengan lapangan ataupun environment stadion usai memenangkan ATP Finals 2023 di Turin, Italia. Bisa juga karena arena yang noisy seperti yang ia keluhkan ketika bertanding di babak perempat final melawan tim Inggris.
Bisa jadi karena ia masih memendam emosi setelah ia diharuskan menjalani tes anti doping beberapa saat sebelum bertanding melawan petenis Inggris Cameron Norrie. Djokovic mengatakan bahwa selama kariernya, ia tidak pernah dites anti doping menjelang pertandingan. Namun demikian, Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA) mengatakan bahwa hal itu merupakan prosedur standar. (sumber: Barron's)
Break antara set pertama dan kedua menjadi bahan evaluasi Djokovic dan timnya. Di set kedua, sepertinya Djokovic mengubah taktik melawan Sinner hingga akhirnya ia mampu membalas kekalahannya di set pertama dengan skor sama, 6-2. Â
Tercium aroma persaingan yang sengit antara kedua petenis dan juga tim masing-masing, membuat suasana di arena semakin panas dan menegangkan. Apalagi para petenis yang tampil adalah petenis best of the best musim tur 2023 yang sama-sama menapak babak puncak ATP Finals 2023.
Djokovic memimpin 3-1, 4-1 dan 5-2, hingga akhirnya mampu menutup set kedua setelah forehand Sinner ternyata keluar bidang permainan. Skor pertandingan sementara 1-1, sehingga set ketiga menjadi penentu. Penentu kemenangan Serbia atas Italia, atau menjadi angka perdana tim Italia.
Set ketiga pastinya berlangsung sangat mendebarkan. Masing-masing tim harap-harap cemas, menggantungkan harapan sepenuhnya kepada dua bintang yang sedang bertempur di lapangan.
Karena set penentuan, kedua petenis tampil all-out. Terjadi persaingan merebut poin demi poin, terjadi kejar-mengejar skor. Sempat terjadi pertandingan sengit di gim kedua set pertama dimana terjadi tujuh kali deuce yang akhirnya dimenangkan Sinner.
Selanjutnya skor 2-2, 3-3, hingga akhirnya 5-5. Kedua petenis tampak memiliki kekuatan yang sama, padahal ini set ketiga, dimana energi masing-masing petenis sudah terkuras.
Djokovic sebenarnya sudah begitu dekat dengan kemenangan ketika sudah unggul 5-4. Di gim kesepuluh, ia juga nyaris membuat love game ketika unggul 40-0.
Tak diduga tak disangka, Sinner bangkit dan perlahan tapi pasti mengumpulkan empat poin secara berturut-turut, mampu membuat deuce dan merebut poin advantage, yang artinya ia mematahkan tiga kali match point, hingga akhirnya memenangkan gim tersebut sehingga skor set ketiga menjadi 5-5. Luar biasa!
Mungkin ada sesuatu yang melintas cepat di benak Sinner. Mungkin ia merasa bahwa inilah saatnya melampiaskan dendam usai kekalahannya di Turin. Mungkin juga ia merebut kekuatan mental Djokovic yang entah mengapa tidak muncul di dalam dirinya di pertandingan Sabtu (25/11/2023) malam itu.
Dalam benak Sinner, mungkin ia bergumam: "Arenanya sudah sempurna, di pertandingan yang sempurna pula, kalau tidak sekarang kapan lagi?" Sinner merasa harus bangkit, menghadang laju Djokovic sekaligus membuyarkan mimpi-mimpi Djokovic dan segala obsesinya untuk mencetak rekor lainnya di Davis Cup Finals 2023.
Ketika unggul 6-5, Sinner tak ingin menyia-nyiakan peluangnya menang. Ketika kedudukan 30-15 di gim ketujuh set ketiga, Sinner mengeluarkan jurus servis kerasnya. Djokovic mampu melakukan service return tapi kurang terkontrol, sehingga bola justru melambung jauh melewati baseline Sinner.
Sinner cuma tersenyum menyambut kemenangannya di tengah gegap gempita dari para anggota tim dan pendukung Italia. Untuk kedua kalinya dalam dalam dua minggu ia mampu mengalahkan Djokovic. Tapi paling penting, Sinner menyumbang satu angka buat tim Italia sehingga skor terhadap Serbia kini 1-1. Bravo Sinner!
Jannik Sinner / Lorenzo Sonego vs Novak Djokovic / Miomir Kecmanovic
Karena skor berimbang, maka pertandingan nomor ganda menjadi penentu tim mana yang berhak maju ke babak final Davis Cup Finals 2023. Sinner dan Djokovic kembali harus menjalani tugas negara bertanding di nomor ganda.
Sinner berpasangan dengan Lorenzo Sonego, sedangkan Djokovic berduet dengan Kecmanovic. Baik Sinner dan Djokovic pastinya sama-sama lelah usai bertanding tiga set.
Sebenarnya masing-masing tim punya petenis lainnya yang siap turun di nomor ganda. Tapi mau bagaimana lagi, namanya tugas tetaplah tugas dan harus dijalani dengan sebaik-baiknya. Â Tapi bisa jadi pemilihan Sinner dan Djokovic dikarenakan dari sisi komersial, pertandingan antara mereka lebih "menjual".
Sinner sudah beberapa kali berpasangan dengan Sonego di sejumlah turnamen. Di sepanjang musim tur 2023, pencapaian terbaik mereka adalah perempatfinalis ATP 250 Adelaide International 1.
Sedangkan Djokovic, wait.... Nahh, jadi paham mengapa Djokovic tampil di nomor ganda ATP Masters 1000 Paris Masters bersama Kecmanovic akhir Oktober 2023 lalu. Bisa jadi itu adalah pemanasan sekaligus penyelarasan sebelum tampil di hari H, yaitu Davis Cup Finals 2023.
Djokovic memang beberapa kali tampil di nomor ganda di beberapa turnamen yang ikuti. Tapi ia berduet dengan petenis dari negara lain dan selelu tersingkir di babak awal. Memang, petenis yang tangguh di nomor tunggal tidak selalu tampil bagus di ganda, begitu pula sebaliknya.
Di nomor ganda Paris Masters 2023, Djokovic/Kecmanovic mencapai babak perdelapan final tapi sayangnya malah walkover. Mungkin pencapaian itu sudah cukup bagi mereka, mungkin sudah merasa ada keselarasan permainan.
Tapi nyatanya amunisi mereka kurang bekerja dengan maksimal. Sinner/Sonego tampil lebih baik daripada Djokovic/Kecmanovic, bahkan satu level lebih baik. Dari aksi mereka, kedua petenis Italia itu juga lebih percaya diri dan lebih bersemangat, membuat penampilan mereka terlihat lebih kompak.
Stamia Sinner juga masih fit walau beberapa waktu sebelumnya memenangkan pertandingan tunggal kedua. Pertandingan nomor ganda adalah penampilan kecepatan permainan dan kelincahan, dimana Sinner mampu melakukan itu semua.
Pada akhirnya Sinner/Sonego memenangkan pertandingan ganda setelah servis Sinner yang amat keras gagal dikembalikan Djokovic dengan baik. Ganda Italia itu pun menang dengan skor 6-3, 6-3.
Berkat kemenangan tersebut, Italia unggul atas Serbia 2-1 dan berhak maju ke babak final. Tim Italia akan bertemu dengan tim Australia yang dijadwalkan pada Minggu (26/11/2023) sore waktu Malaga.
Siapakah yang akan membawa pulang trofi juara Davis Cup Finals 2023? Kita lihat saja nanti. Yang jelas, kedua tim yang maju ke final punya ambisi masing-masing.
Tim Australia untuk yang ke-49 kalinya masuk final (mohon maaf, bukan yang ke-21 sebagaimana judul tulisan saya kemarin, ini sekaligus meralat informasi tersebut), pastinya ingin membawa pulang trofi ke-29 setelah terakhir juara tahun 2003 atau 20 tahun silam. Italia juga menginginkan hal yang sama, membawa pulang trofi kedua setelah tahun 1976 silam atau 47 tahun yang lalu.
***
Sumber data dan informasi: Davis Cup, ATP TourÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H