Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ulah Barbar Koruptor Nakal di Siniar Terkenal

14 Maret 2023   19:08 Diperbarui: 14 Maret 2023   19:08 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siniar. (sumber: Cottonbro Studio / Pexels)

Sepertinya publik benar-benar penasaran sekaligus geram dengan perilaku pejabat rakus itu. Nah, Dilo melihat fenomena itu sebagai peluang untuk menambah subscribers-nya secara signifikan. Sayangnya dari sekian pejabat yang diduga terlibat korupsi, cuma Wendha, Arul dan dua orang pejabat lainnya yang bersedia menerima undangan wawancara secara langsung dari Dilo. .

Dilo mengundang para pejabat koruptif itu dengan raut muka gembira nan ceria. Meski terlihat akrab dengan tamu-tamunya, termasuk ketika menyambut Arul, sebenarnya di hati kecilnya jauh berbeda.

Dilo sangat membenci orang-orang yang mencari nafkah secara tidak terpuji. Tetapi kali ini ia terpaksa harus berdamai dengan hatinya demi meningkatkan jumlah pemirsa yang menonton acaranya.

Dilo menyapa Arul dengan kalimat basa-basi seperti "Senang sekali kita bisa mengundang Bapak Arul untuk ngobrol santai sore hari", lalu "Bagaimana kabarnya?", "Perjalanan ke sini lancar?" atau "Pekerjaan lancar?", hingga pertanyaan remeh-temeh tentang keluarga seperti "Apa masakan favorit yang dibuat oleh istri?" dan "Apa tempat-tempat favorit ketika jalan-jalan bareng keluarga?"

Suasananya terdengar sangat cair, hingga beberapa waktu kemudian Dilo mulai bertanya dengan nada menyindir.

"Cuaca masih hujan saja, nih. Orang-orang yang rumahnya bocor atau kebanjiran pasti menderita. Tapi kebocoran di kantor yang Bapak pimpin sepertinya malah jadi berkah ya, Pak?" tanya Dilo sambil terkekeh.

Seketika raut muka Arul pun berubah ketika mendengar pertanyaan tersebut. Tampak ia sedang mencerna pertanyaan itu. Ia berusaha berbesar hati dan menanggapinya dengan, "Kalau cuma bocor-bocor kecil, ya harus segera ditutup. Ada banyak produk pelapis anti bocor di toko-toko bangunan. Bagian pemeliharaan gedung bisa melakukannya. Tapi kalau bocornya besar, atau ada bagian atap yang rusak, rasanya perlu diperbaiki oleh kontraktor bangunan biar bisa bagus lagi."

"Respon yang diplomatis dari Bapak kita satu ini! Tetapi sebentar, saya ingin tahu bagaimana manis pahit kehidupan yang pernah dirasakan oleh Bapak selama ini?" tanya Dilo sebelum menghirup kopi hangatnya.

Lalu suasana sepi selama satu-dua detik. Hanya ada suara Dilo yang menghirup kopinya. Arul menjalin jemarinya, menghela nafas panjang, lalu berbicara.

"Begini, tadinya kehidupan kami manis-manis saja. Kami merasa bahagia, tetapi tiba-tiba kami diserang oleh orang-orang yang entah dari mana asalnya. Satu pun dari mereka cuma berani di dunia maya, tapi tidak berani bertemu empat mata dengan saya," kata Arul sambil menatap kamera satu.

"Lhoh... Bapak sendiri sehari-hari ada di kantor, bukan? Sampai rumah setelah maghrib seperti para ASN lainnya. Benar begitu?" tanya Dilo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun