Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Juarai ATP Finals 2022, Novak Djokovic Samai Rekor Roger Federer

22 November 2022   21:09 Diperbarui: 25 November 2022   16:35 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joe Salisbury (paling kiri) dan Rajeev Ram membawa trofi juara bersama finalis Nikola Mektic dan Mate Pavic. (sumber foto: SpazioTorino.it)

Petenis Serbia Novak Djokovic tampil sebagai juara tunggal putra turnamen puncak ATP Tour, Nitto ATP Finals 2022. Di babak final yang digelar di kota Turin, Italia pada Minggu (20/11/2022) lalu, unggulan ketujuh itu mengalahkan unggulan ketiga Casper Ruud dari Norwegia dengan straight set 7-5, 6-3.

Ini merupakan gelar keenam Djokovic di turnamen tersebut, melengkapi lima gelar sebelumnya yang ia raih di tahun 2008 dan 2012-2015 lalu. Itu berarti Djokovic sudah menyamai pencapaian Roger Federer dari Swiss yang rekornya juara enam kali belum terpatahkan selama 10 tahun lamanya.

Djokovic, 35 tahun, hampir menyamai rekor Federer di tahun 2016 dan 2018 lalu ketika melaju ke babak final. Sayang, ia gagal mewujudkannya dan harus puas sebagai runner-up. Perlu waktu empat tahun bagi Djokovic untuk tampil di babak final kembali hingga akhirnya mampu menyamai rekor Federer tersebut.

Sementara itu bagi Ruud, ini adalah penampilan keduanya di turnamen ATP Finals sepanjang karir tenis profesionalnya. Di tahun 2021 lalu, petenis 23 tahun kelahiran Oslo itu tersingkir di babak semifinal.

Pencapaian Ruud hingga babak final ATP Finals 2022 merupakan konklusi dari serentetan pencapaiannya yang luar biasa di musim tur 2022 ini. Ia meraih tiga gelar ATP 250 dan menjadi finalis dua turnamen grand slam yaitu French Open 2022 dan US Open 2022. Selain itu Ruud juga menjadi finalis satu turnamen ATP Masters 1000.

Ruud juga menjaga posisinya tetap di Top 10 ATP sepanjang tahun 2022 ini. Meski sempat tergelincir ke peringkat 10 awal Mei lalu, ia bisa memanjat kembali dan sempat mencicipi kursi nomor 2 dunia usai menjadi finalis US Open 2022.

Sebagai informasi, juara bertahan Alexander Zverev dari Jerman tidak dapat mengikuti turnamen ini karena masih dalam tahap pemulihan dari cedera kakinya. Ia mengalami robekan di tiga ligamen pergelangan kakinya ketika bertanding melawan Rafael Nadal dari Spanyol di babak semifinal French Open 2022. Absen selama separuh musim membuat peringkatnya merosot dan terdepak dari Top 10 ATP.

Novak Djokovic tampak bahagia bersama trofi juara ATP Finals 2022. (sumber: Atlantico)
Novak Djokovic tampak bahagia bersama trofi juara ATP Finals 2022. (sumber: Atlantico)

Tentang turnamen ATP Finals

Turnamen ATP Finals adalah turnamen penutup musim ATP Tour yang diikuti oleh delapan petenis tunggal putra terbaik dan delapan ganda putra terbaik di dunia. Sejak digelar pertama kali di Tokyo, Jepang, tahun 1970 silam, turnamen ATP Finals menjadi turnamen paling bergengsi di ATP.

Berbeda dengan WTA Finals untuk tunggal putri yang mensyaratkan turnamen tertentu, persyaratan ATP Finals lebih simpel. Disarikan dari peraturan ATP Tour 2022 Section IV - World Championships, sub section 4.01 dan 4.02 tentang Nitto ATP Finals, petenis yang duduk di peringkat Top 7 ATP secara otomatis bisa mengikuti turnamen tersebut. 

Peringkat Pepperstone ATP Rankings menjadi rujukan untuk menentukan tujuh petenis yang memenuhi syarat mengikuti turnamen ATP Finals.

Spot kedelapan diberikan untuk petenis peringkat 8 hingga 20 ATP yang menjuarai salah satu grand slam di sepanjang musim. Apabila ada lebih dari satu petenis peringkat 8 hingga 20 yang menjuarai turnamen major atau grand slam di sepanjang musim, maka petenis yang peringkatnya lebih tinggi berhak mengisi spot tersebut. Petenis lainnya menjadi petenis cadangan pertama.

Namun apabila tidak ada satu pun petenis peringkat 8 hingga 20 yang menjuarai turnamen grand slam, maka spot kedelapan diisi oleh petenis peringkat 8 ATP dengan tidak memandang pencapaiannya di turnamen grand slam. Petenis peringkat di bawahnya menjadi petenis cadangan.

Begitu pula untuk nomor ganda mengikuti kebijakan yang diterapkan untuk nomor tunggal. Peringkat ATP Doubles Teams Rankings atau ATP Double Race menjadi rujukan untuk menentukan tujuh pasang ganda yang paling memenuhi syarat.

Di nomor tunggal, sebelumnya petenis nomor satu dunia Carlos Alcaraz Garfia dari Spanyol telah ditetapkan sebagai unggulan teratas ATP Finals 2022. Akan tetapi ia terpaksa mundur usai mengalami cedera otot perut di turnamen ATP Masters 1000 Paris awal November 2022 lalu.

Rafael Nadal dari Spanyol yang duduk di peringkat 2 ATP naik menjadi unggulan teratas, diikuti petenis-petenis lain yang peringkatnya berada di bawahnya. Pergeseran posisi tersebut membuat petenis Taylor Fritz dari AS yang menduduki peringkat 9 dunia berhak tampil setelah sebelumnya menjadi first alternate atau petenis cadangan pertama. 

Arena Pala Alpitour yang menjadi venue ATP Finals 2022. (sumber foto: TorinoToday.it)
Arena Pala Alpitour yang menjadi venue ATP Finals 2022. (sumber foto: TorinoToday.it)
Turnamen Nitto ATP Finals 2022 adalah penyelenggaraan yang ke-53. Sejak tahun 2021, turnamen ini diselenggarakan di kota Turin, Italia hingga tahun 2025 nanti. (sumber: Antara).

Gelanggang Pala Alpitour yang berlokasi di jalan Corso Sebastopoli memiliki kapasitas 13 ribu penonton. Lapangan yang digunakan adalah lapangan keras indoor Greenset yang berupa lapangan berlantai kayu yang dilapisi akrilik atau poliuretana.

Format turnamen ATP Finals menggunakan round robin atau setengah kompetisi di mana para petenis dikelompokkan menjadi dua grup tunggal dan dua grup ganda yang masing-masing diberi nama yang sama yaitu Grup Hijau dan Grup Merah.

Masing-masing petenis tunggal atau pun ganda harus menjalani tiga kali pertandingan melawan tiga petenis lain di dalam grup.

Pemenang dan runner up grup baik tunggal dan ganda berhak maju ke semifinal. Penentuan posisi petenis tunggal dan ganda dalam grup dilihat dari jumlah kemenangan paling banyak dan jumlah pertandingan paling banyak.

Apabila dua petenis tunggal atau dua pasangan ganda teratas dalam grup memiliki angka sama, maka keputusan posisi 1 dan 2 grup ditentukan lewat hasil head-to-head.

Lebih lanjut, peraturan ATP Rules and Format menjadi pedomannya. Di babak semifinal, posisi 1 Grup Hijau menghadapi posisi 2 Grup Merah dan posisi 1 Grup merah menghadapi posisi 2 Grup Hijau.

Skor untuk tunggal putra menggunakan best-of-three tiebreak sets di mana pertandingan maksimal tiga set dengan tie-break untuk menentukan pemenangnya. Sedangkan untuk pertandingan ganda menggunakan two sets (no ad) and a Match Tie-break dimana bila kedudukan 1-1 akan dimainkan pertandingan 10-point tie-break untuk menentukan pemenangnya.

Menentukan "The best of the best"

Babak final ATP Finals 2022 mempertemukan Ruud yang merupakan juara Grup Hijau melawan Djokovic yang menjadi juara Grup Merah. Itu berarti terjadi pertarungan antara dua the best untuk menentukan siapa yang layak menjadi the best of the best.

Ruud memiliki catatan menang-kalah 2-1 di babak penyisihan round robin dimana ia mencetak dua kali kemenangan atas Felix Auger-Aliassime dari Kanada dengan skor 7--6(7--4), 6--4 dan Taylor Fritz dengan skor 6--3, 4--6, 7--6(8--6). Ia kalah melawan unggulan Nadal dengan skor 5-7, 5-7.

Di babak semifinal yang digelar Sabtu 19 November 2022, Ruud menang cukup mudah atas posisi kedua Grup Merah Andrey Rublev dari Rusia dengan straight set 6-2, 6-4. Ini merupakan kemenangan ketiga Ruud atas Rublev dari 11 kali pertemuan mereka.

Pertandingan Ruud versus Rublev juga merupakan pertandingan ulangan ATP Finals 2021 dimana pada waktu itu Ruud juga menang atas Rublev dalam pertarungan tiga set yang intens di fase grup. Ruud melaju hingga babak semifinal sebelum tersingkir oleh Daniil Medvedev dari Rusia.

Sementara itu, perjalanan Djokovic hingga ke babak final adalah perjalanan yang sempurna. Ia memenangkan seluruh pertandingan penyisihan di Grup Merah melawan tiga petenis lainnya, membuat rekor menang-kalah Djokovic 3-0 atau 100 persen.

Bila diperinci menurut rekor menang-kalah set, angka Djokovic adalah yang tertinggi di grup, yaitu 6-1 atau 86 persen. Djokovic hanya kehilangan satu set dari tujuh set yang ia lakoni. Sedangkan bila melihat rekor menang-kalah game, catatan Djokovic adalah 44-31 atau 59 persen.

Pertandingan Djokovic melawan unggulan keempat Daniil Medvedev dari Rusia di babak penyisihan grup adalah pertandingan paling intens, paling menegangkan, dan paling lama di sepanjang ATP Finals 2022. Setelah bertanding selama 3 jam 11 menit, pada akhirnya Djokovic menang dengan rubber set 6-3, 6-7(5-7), 7-6(7-2).

Dalam pertandingan tersebut, Djokovic sempat terlihat mengalami tremor atau getaran pada tangan kanannya ketika ia mengusap keringat di wajahnya dengan handuk pada saat break. Cuplikan videonya tersebar di media sosial, menuai reaksi kekhawatiran atas kondisi Djokovic.

Dalam wawancara pasca pertandingan, Djokovic menjelaskan bahwa ia cuma mengalami kelelahan. Dalam tayangan video berikut terdapat cuplikan video yang dimaksud.

Selain itu juga video ketika ia menggunakan raket tenisnya sebagai penyangga tubuhnya yang letih sebelum akhirnya raketnya jatuh. Djokovic harus menggunakan dua tangannya untuk menahan tubuhnya agar tidak ambruk.


Sepertinya getaran pada tangan kanan yang dialami Djokovic terjadi setelah ia meladeni reli panjang 33 pukulan di set kedua game kesepuluh dimana Djokovic berusaha menyelamatkan set point. Dalam video berikut ini, reli panjang yang dimaksud terjadi di menit 2:14 sampai 2:40.


Di babak semifinal, Djokovic menghadapi unggulan kedelapan Fritz yang membuat kejutan setelah menuai kesuksesan di babak penyisihan Grup Hijau. Djokovic menang atas Fritz dalam pertandingan dua set yang cukup intens dengan skor 7-6(7-5), 7-6(8-6) selama hampir dua jam.

Djokovic vs Ruud, pertarungan antara dua generasi

Pertandingan antar Djokovic dan Ruud berlangsung selama 1 jam 32 menit. Kedua petenis berbeda generasi itu sama-sama melalui perjalanan yang amat terjal hingga akhirnya sampai ke babak puncak.

Djokovic sangat berambisi untuk merebut gelar ATP Finals keenam setelah mengalami masa sulit di sepanjang tahun 2022 ini. Ia tidak bisa tampil di sejumlah turnamen karena belum menerima vaksin COVID-19 secara lengkap.

Alhasil peluangnya terlepas begitu saja di grand slam Australian Open 2022 dan US Open 2022. Tapi ia masih bisa tampil di Wimbledon 2022 hingga akhirnya menjadi juaranya.

Di sepanjang pertandingan final tersebut, tampak bahwa permainan Djokovic berada satu level di atas Ruud. Petenis yang bermain agresif dari baseline ini memiliki servis dan groundstrokes yang efektif mendulang angka.

By the way, Djokovic selalu menang atas Ruud dari empat kali pertemuan mereka. Uniknya, pertemuan mereka selalu terjadi di dua turnamen yaitu ATP Finals dan ATP Masters 1000 Italian Open. Di ATP Finals 2021 lalu, Djokovic menang atas Ruud di babak penyisihan grup.

Tentang Ruud, ia bukanlah lawan yang enteng. Apalagi melihat pencapaiannya yang terbilang fantastis sepanjang tahun 2022 ini. Servis keras, groundstrokes cakep terutama backhand dua tangannya, serta pergerakan kakinya yang lincah menjadi amunisinya di lapangan.


Di set pertama, kedua petenis tersebut bermain imbang dan saling kejar-mengejar angka. Djokovic membuka kemenangan dengan merebut game pertama, akan tetapi Ruud mampu menyamakan kedudukan 1-1. Mereka melakukan itu hingga kedudukan 5-5 tanpa saling mematahkan servis lawan.

Bahkan di game kesebelas Djokovic belum bisa bernafas lega ketika unggul 6-5. Ruud yang selalu bisa menyamakan kedudukan kerap membuat Djokovic tertekan. Baik Djokovic dan Ruud sama-sama punya keinginan untuk memenangkan set pertama demi membuka peluang di set kedua.

Di game keduabelas, giliran Ruud yang memegang servis. Game ini masih mengancam Djokovic. Sebagaimana Djokovic, servis Ruud tak pernah dipatahkan oleh lawan. 

Ruud juga merasa berhati-hati karena di game ini ia menghadapi dua pilihan yang sulit. Apakah ia akan menyamakan skor 6-6 untuk membuka tie break dimana peluang menangnya fifty-fifty, atau menyerah di set pertama dengan catatan ia harus merebut set kedua agar bisa bertanding rubber set?

Masalahnya lawan yang ia hadapi adalah Djokovic, salah satu petenis besar di ATP Tour. Ruud memang tidak merasa gentar menghadapi lawannya, tetapi ia harus ekstra fokus dan ekstra hati-hati agar pukulannya bisa menghasilkan angka.

Di game tersebut, ketika kedudukan 40-30 untuk keunggulan Djokovic, terjadi reli panjang 19 pukulan yang cukup menegangkan. Ruud lebih dari sanggup untuk melayani reli panjang yang pastinya menguras fisik dan mental. Pada akhirnya, backhand dua tangan Ruud dinyatakan keluar yang membuat Djokovic otomatis merebut set pertama dengan 7-5.

Di set kedua, lagi-lagi Ruud berusaha untuk menyamakan skor. Akan tetapi Djokovic tampaknya sudah mengantisipasinya agar bisa segera lepas dari tekanan Ruud sedini mungkin. Strateginya yang kurang tepat di set pertama tidak ia ulangi di set kedua.

Alhasil, Djokovic pun semakin sering menekan Ruud. Kalau di set pertama Ruud yang lebih berani maju ke arah net, kali ini Djokovic yang kerap melakukannya.

Di game ketiga set kedua, permainan Ruud tampak mulai kedodoran ketika Djokovic terus-terusan menggempur pertahanan Ruud baik dari baseline maupun dari balik net. Pergerakan Ruud memang masih lincah, akan tetapi ia kerap membuat kesalahan karena pukulannya yang kurang terkontrol.

Setelah skor sama 1-1, Djokovic mampu merebut tiga game berikutnya termasuk sekali mematahkan servis Ruud hingga kedudukan menjadi 4-1. Ruud baru bisa menambah satu angka di game keenam dan satu angka lagi di game kedelapan.

Akan tetapi, dengan gap skor yang cukup jauh, rasanya sulit bagi Ruud untuk merebut game berikutnya. Djokovic sudah terlalu unggul ketika ia memimpin 4-1, 5-2 dan 5-3.

Di game kesembilan, Ruud masih berusaha merebut satu angka lagi. Di game tersebut ia sempat menyamakan poin 30-30.

Sayangnya ketika menyambut backhand approach dari Djokovic, posisi tubuh Ruud kurang sempurna sehingga backhand satu tangannya membuat bola melambung dan jatuh ke luar bidang lapangan. Alhasil, Djokovic lah yang meraih angka sehingga kedudukan menjadi 40-30 dan terjadi championship point.

Dalam situasi tersebut, masing-masing petenis harus tenang setenang-tenangnya. Apakah Djokovic yang akan menyelesaikan pertandingan atau Ruud yang berkesempatan membuat deuce yang membuka peluangnya untuk merebut angka lagi?

Djokovic yang memegang servis tampak sangat tegang ketika bersiap melakukan servis. Pada akhirnya, jederrr.. Djokovic memutuskan meluncurkan servis as yang keras dan gagal diantisipasi Ruud. Djokovic pun memastikan diri menjadi juara ATP Finals 2022.

Novak Djokovic (kanan) bersama Casper Ruud usai sesi penyerahan trofi ATP Finals 2022. (sumber foto: National Bank Open)
Novak Djokovic (kanan) bersama Casper Ruud usai sesi penyerahan trofi ATP Finals 2022. (sumber foto: National Bank Open)
Sebagai juara, Novak Djokovic diganjar poin sebanyak 1.500 poin yang mendongkrak peringkatnya dari posisi 8 ke 5 ATP. Ia juga menerima hadiah uang senilai USD 4,7 juta atau sekira 74,4 miliar rupiah, yang merupakan hadiah uang terbesar dalam sejarah tenis. Woww...

Djokovic juga diganjar trofi juara berbahan perak setinggi 60 sentimeter. Trofi itu diproduksi oleh Thomas Lyte dari London, Inggris, yang sudah menjadi langganan ATP dan WTA untuk membuat trofi spesial bagi turnamen tertentu.

Casper Ruud juga mendapatkan trofi runner-up yang berbentuk segi delapan. Ia juga menerima cek senilai USD 2,1 juta atau sekira 33,8 miliar rupiah yang merupakan hadiah uang tertinggi yang pernah ia raih.

Sebagai finalis, Ruud mendapatkan tambahan poin ATP sebanyak 800 yang membuat posisinya naik dari peringkat 4 ke 3 ATP. Bukan posisi terbaiknya, tetapi ia menutup musim 2022 jauh lebih baik daripada tahun 2021 lalu ketika ia mengakhiri musim tersebut dengan peringkat 8 ATP.

Ram/Salisbury juara ganda ATP Finals 2022

Sementara itu di sektor ganda, Rajeev Ram (Amerika Serikat)/Joe Salisbury (Inggris) menjadi yang terbaik di ATP Finals 2022. Di babak final yang juga berlangsung Minggu (20/11/2022) lalu, unggulan kedua itu menang atas ganda Kroasia unggulan keempat Nikola Mektic/Mate Pavic dengan skor 7-6(7-4), 6-4.


Ini merupakan pencapaian terbaik Ram/Salisbury di turnamen ATP Finals setelah di tahun 2021 lalu mereka tampil sebagai finalis. Ram sendiri sebelumnya pernah menjadi runner up ATP Finals 2016 ketika berduet dengan Raveen Klaasen dari Afrika Selatan.

Pertandingan babak final ganda dihelat di lapangan utama beberapa jam sebelum nomor final tunggal antara Djokovic melawan Ruud. Ram (38 tahun) dan Salisbury (30 tahun) tampil sangat solid dan penuh percaya diri selama satu jam 26 menit. 

Sepertinya kemenangan mereka atas unggulan teratas Wesley Koolhof (Belanda)/Neal Skupski (Inggris) di babak semifinal membuat semangat mereka semakin berapi-api.

Lawan mereka Mektic/Pavic maju ke final setelah unggul atas ganda unggulan keenam Lloyd Glaspool (Inggris)/Harri Heliovaara (Finlandia). Mektic (33 tahun) adalah juara ganda ATP Finals 2020 ketika berpasangan dengan Koolhof. Sedangkan bagi Pavic (29 tahun), ini adalah pencapaian terbaiknya di ATP Finals.

Joe Salisbury (paling kiri) dan Rajeev Ram membawa trofi juara bersama finalis Nikola Mektic dan Mate Pavic. (sumber foto: SpazioTorino.it)
Joe Salisbury (paling kiri) dan Rajeev Ram membawa trofi juara bersama finalis Nikola Mektic dan Mate Pavic. (sumber foto: SpazioTorino.it)
Sebagai juara ATP Finals 2022, Ram dan Salisbury mendapatkan hadiah trofi juara yang juga dibuat oleh Thomas Lyte. Mereka juga menerima hadiah uang terbesar yang pernah mereka peroleh yaitu USD 930,300 atau sekira 14,6 miliar rupiah yang nantinya dibagi dua.

Baik Ram dan Salisbury masing-masing menerima tambahan poin juara sebesar 1.500 poin. Meski poin tersebut sangat besar, peringkat keduanya berdasarkan peringkat ATP edisi 21 November 2022 tidak berubah. Ram tetap di peringkat 3 ATP ganda, sedangkan Salisbury di posisi 4 ATP.

Namun selisih poin mereka dengan ganda terkuat di dunia Koolhof (peringkat 1 ATP) dan Skupski (2 ATP) semakin kecil, yaitu 300an-400an poin saja. Apabila keempat petenis itu tampil konsisten, sepertinya grand slam Australian Open 2023 Januari mendatang bakal sangat menarik karena akan terjadi perebutan peringkat 1 dan 2 dunia di sektor ganda putra.

Sebagai finalis, Mektic/Pavic menerima trofi finalis berbentuk segi delapan yang keren. Mereka juga menerima cek masing-masing sebesar USD 289,950 atau sekira 4,5 miliar rupiah.

Keduanya juga mendapatkan poin finalis masing-masing sebesar 1.000 poin yang membuat peringkat keduanya terkerek naik. Dalam peringkat resmi ganda ATP per 21 November 2022, peringkat Mektic naik dari posisi 10 ke 8 dunia, sedangkan Pavic naik dari posisi 7 ke 5 dunia.
***
Sumber data dan informasi:
ATP Tour 
Nitto ATP Finals 
Sofascore

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun