Ratu tenis dunia Iga Swiatek dari Polandia tampil sebagai juara turnamen lapangan keras WTA 500 San Diego Open 2022 yang digelar di kota San Diego di California, Amerika Serikat (AS). Di babak final, Swiatek menang atas petenis kualifikasi Donna Vekic dari Kroasia dengan rubber set 6-3, 3-6, 6-0.
Ini merupakan gelar ke-8 Swiatek di sepanjang tahun 2022 ini dan gelar ke-11 sepanjang karirnya di WTA Tour. Kemenangan tersebut membuat catatan menang-kalah (win-loss) Swiatek menjadi 64-8 dengan match winning percentage 88 persen. Catatan tersebut jauh lebih baik daripada semua petenis aktif WTA saat ini.
Di nomor ganda, unggulan teratas Jessica Pegula/Coco Gauff dari AS tampil sebagai juara setelah menang atas unggulan kedua Giuliana Olmos (Meksiko)/Gabriela Dabrowski (Kanada). Pegula/Gauff unggul 1-6, 7-5 dan tie break 10-4.
Sebagai informasi, turnamen San Diego Open 2022 juga menggelar nomor tunggal dan ganda putra ATP Tour 250 yang berlangsung pada 17-22 September 2022 lalu. Juara tunggal putra adalah Brandon Nakashima (AS), sedangkan juara ganda juga diraih duet AS Jackson Withrow/Nathaniel Lammons.
Sebelum membahas pertandingan antara Swiatek versus Vekic, terlebih dahulu kita meninjau hasil tiga turnamen ATP dan WTA lainnya sepanjang Minggu, 16 Oktober 2022.Â
Ketiga turnamen itu adalah WTA 250 Transylvania Open di kota Cluj-Napoca, Romania; ATP 250 Gijon Open di kota Gijon, Spanyol; dan ATP 250 Firenze Open di kota Florence, Italia.
Di turnamen lapangan tanah liat WTA 250 Transylvania Open 2022, petenis kualifikasi Anna Blinkova dari Rusia tampil sebagai juaranya. Di babak final, Blinkova menang atas petenis bukan unggulan Jasmine Paolini dari Italia dengan tiga set, 6-2, 3-6, 6-2.
Di nomor ganda, sebagai juara adalah ganda unggulan teratas Laura Siegemund (Jerman) / Kirsten Flipkens (Belgia) yang menang atas ganda Rusia Yana Sizikova/Kamilla Rakhimova dengan straight set 6-3, 7-5.
Sementara itu di turnamen lapangan keras ATP 250 Gijon Open 2022, unggulan teratas Andery Rublev dari Rusia terlalu tangguh bagi petenis muda Sebastian Korda dari AS. Di babak final, Rublev menang mudah 6-2, 6-3 atas petenis non unggulan itu dan sah sebagai juaranya. Ini merupakan gelar keempat Rublev di sepanjang tahun 2022.
Sebagai juara ganda adalah duet non unggulan Argentina Maximo Gonzalez/Andres Molteni yang menang atas ganda non unggulan lainnya Jackson Withrow/Nathaniel Lammons dari AS dengan skor sangat ketat, 6-7(8-7), 7-6(7-4) dan tie break 10-5.
Di Firenze, Italia, unggulan teratas Felix Auger-Aliassime dari Kanada memastikan diri menjadi juara turnamen lapangan keras ATP 250 Firenze Open 2022. Di babak final, Auger-Aliassime menang atas petenis bukan unggulan dari AS Jeffrey John Wolf atau yang lebih dikenal dengan J.J. Wolf dengan straight set 6-4, 6-4.
Di nomor ganda, duet bukan unggulan Perancis Edouard Roger-Vasselin/Nicolas Mahut membuat kejutan besar ketika tampil sebagai juara. Di babak final, ganda senior itu menang atas unggulan ketiga Ivan Dodig (Kroasia)/Austin Krajicek (AS) dengan skor 7-6(7-4), 6-3.
Semakin tangguh di kursi nomor satu, Iga Swiatek kian mantap menatap WTA Finals 2022
Harus diakui Iga Swiatek adalah petenis putri tertangguh saat ini. Ia mendominasi tur WTA sepanjang musim tahun 2022 ini dengan rekor kemenangan 64-8. Dengan dua gelar grand slam (French Open 2022 dan US Open 2022), empat turnamen WTA 1000 dan dua WTA 500, belum ada petenis putri lain yang bisa menyamai pencapaiannya.
Minggu lalu ia memang kalah di babak final WTA 500 Ostrava Open 2022 dari Barbora Krejcikova dari Ceko. Akan tetapi ia segera membayar lunas di WTA 500 San Diego walau harus bertanding sepanjang tiga set melawan Donna Vekic.
Perjalanan Swiatek hingga ke babak final hingga menjadi juara di San Diego tidak begitu mulus. Sebagai unggulan teratas, ia mendapat bye di babak pertama dan langsung bertanding di babak kedua.
Akan tetapi lawannya di babak kedua adalah petenis tangguh Zheng Qinwen dari China dimana Swiatek harus bertanding tiga set. Pertandingan antara Swiatek versus Zheng itu merupakan ulangan babak keempat French Open 2022 dimana Swiatek juga harus bertanding tiga set.
Setelah menang mudah secara straight set atas unggulan keenam Coco Gauff dari AS di perempat final, Swiatek kembali harus bertanding tiga set di babak semifinal melawan petenis terbaik AS saat ini, Jessica Pegula.
Sementara itu, perjalanan Vekic sendiri nyaris menyamai kisah Emma Raducanu di US Open 2021 dan Caroline Garcia di WTA 1000 Cincinnati Masters 2022. Kedua petenis tersebut merupakan petenis qualifiers yang merunut dari babak kualifikasi hingga akhirnya menjadi juara. Kisah kemenangan mereka dikenal dengan sebutan "Cinderella story".
Di babak kualifikasi, Vekic menjadi unggulan ke-12 yang menang mudah atas lawan-lawannya hingga lolos ke babak utama. Di babak pertama, Vekic membuat kejutan dengan menyingkirkan unggulan kelima Maria Sakkari dari Yunani dua set langsung.
Ia membuat kejutan lagi di babak perempat final setelah menyingkirkan unggulan ketiga Aryna Sabalenka dari Belarus dengan tiga set. Di babak semifinal, langkahnya juga belum terbendung setelah menang atas runner-up Australian Open 2022 Danielle Collins dari AS, juga dengan tiga set, 6-4, 4-6, 7-6(7-2).
Pertandingan antara Vekic melawan Collins sempat terhenti beberapa kali karena hujan deras yang mengguyur arena Barnes Tennis Center. Pertandingan keduanya baru dilanjutkan Minggu (16/10/22), beberapa jam sebelum Vekic menghadapi Swiatek di babak final.
Pertandingan babak final antara Swiatek dan Vekic berlangsung selama 1 jam 47 menit. Meski memiliki waktu yang sangat singkat sejak ia menjadi finalis Ostrava Open 2022 seminggu sebelumnya, penampilan Swiatek di sepanjang turnamen sangat mengesankan.
Terlebih ia terbang dari Ceko ke San Diego yang jaraknya hampir separuh dunia. Sudah pasti ia mengalami jetlag yang bisa mempengaruhi performanya, apalagi kabarnya selama mengikuti Ostrava Open ia sedang tidak fit. Tapi ternyata petenis 21 tahun itu memiliki stamina yang luar biasa sehingga bisa mengatasi semuanya dan mampu bermain apik di San Diego.
Tentang Vekic, penghuni peringkat 77 dunia itu bukanlah petenis ecek-ecek. Perjalanan Vekic sejak babak kualifikasi hingga ke babak final sudah cukup menjelaskan tentang kehebatan petenis 26 tahun itu.
Sebagai informasi, Vekic pernah mencapai peringkat 19 dunia di tahun 2019 lalu. Karena cedera lutut kanan serius, ia sempat absen di tahun 2021 sebelum kembali sepenuhnya di tahun 2022 namun dengan serentetan kekalahan di babak-babak awal.
Setelah jatuh bangun lagi, rupanya ia telah menemukan permainannya di San Diego 2022. Ia membuat sejumlah kejutan dengan menyingkirkan sejumlah petenis unggulan. Ia juga mampu menyulitkan pergerakan Swiatek dan berhasil merebut set kedua.
Permainan Swiatek yang solid dengan groundstrokes valid serta footwork yang gesit membuatnya mampu mendominasi lapangan. Sedangkan Vekic juga bermain tak kalah agresif dengan variasi pukulan yang lebih banyak diluncurkan dari baseline.
Di set pertama Swiatek sempat unggul 1-0 sebelum disamakan 1-1 oleh Vekic. Begitu pula ketika Swiatek unggul 2-1, Vekic bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Namun di game kelima hingga ketujuh, Vekic seakan mati kutu. Apalagi di game ketujuh dimana Swiatek mampu membuat love game dan memimpin 5-2, membuat peluang Swiatek untuk menjadi juara terbuka lebar.
Apabila kita melihat penampilan Vekic di lapangan, sepertinya ia kelelahan. Karena selain bertanding sejak babak kualifikasi, ia juga baru menyelesaikan babak semifinal beberapa jam sebelumnya setelah tertunda berkali-kali gegara hujan deras.
Meski dalam kondisi demikian, Vekic tetap bertanding secara profesional. Ia mampu meningkatkan performanya di game kedelapan dan berhasil merebut satu angka lagi.
Di game kesembilan, Swiatek yang memegang servis sudah berniat untuk merebut game tersebut. Namun Vekic berhasil mencuri poin pertama, membuat Swiatek harus segera memikirkan strateginya.
Berhasil, Swiatek merebut poin pertamanya hingga akhirnya ia memimpin 40-15. Di bagian ini, permainan Swiatek menggila meski dicecar oleh Vekic yang membuatnya harus berlarian kesana kemari.
Di penghujung game, Swiatek melancarkan low topspin forehand yang mampu dikembalikan oleh Vekic namun sayangnya menabrak net. Untuk sementara Swiatek unggul 6-3 di set pertama dalam waktu 40 menit.
Pola di set kedua mirip dengan set pertama, tetapi kali ini gantian Vekic yang memenangkannya. Vekic unggul terlebih dahulu 1-0 yang segera disamakan oleh Swiatek menjadi 1-1.
Di game ketiga, Vekic membuat love game untuk meraih angka 2-1. Akan tetapi Swiatek tak mau kalah dan menyamakannya dengan 2-2.
Swiatek tak ingin menyia-nyiakan peluangnya di set kedua ini terlepas. Tapi apa mau dikata, permainan Vekic justru semakin berkembang di set kedua ini.
Di set ini, Vekic membuat love game dua kali dan pada akhirnya menang 6-3 dalam waktu yang hampir sama dengan set pertama yaitu 42 menit. Vekic berhasil menunda kemenangan Swiatek sekaligus membuka peluangnya menjadi juara. Kedudukan keduanya kini berimbang 1-1.
Meski permainan Vekic berkembang pesat di set kedua, set ketiga justru merupakan antiklimaks. Vekic tampak kedodoran menghadapi Swiatek yang tetap konsisten dalam permainannya.
Swiatek merasa peluangnya juara di set kedua sudah dihadang oleh Vekic, jadi ia akan melipatgandakan performanya menjadi 100 persen di set ketiga. Kali ini gantian Swiatek yang akan menekan Vekic sekaligus menutup peluang Vekic menjadi juara dengan merebut semua angka, termasuk membuat dua kali love game di game ketiga dan kelima.
Swiatek berusaha keras menghadang peluang Vekic dengan segala daya upaya. Ia juga memanfaatkan kondisi Vekic yang tampaknya terlihat lelah.
Game keenam set ketiga adalah game penentu. Swiatek memastikan diri menjadi juara baru San Diego Open 2022 setelah Vekic membuat double faults (kesalahan servis dua kali) ketika melakukan servis di game keenam. Swiatek merebut set terakhir ini secara telak, 6-0.
Sebagai juara tunggal, Swiatek memperoleh hadiah trofi juara, sebuah papan surfing eksklusif serta sebuah cek senilai USD 116,340 atau sekira 1,79 miliar rupiah.Â
Ia juga mendapatkan poin sebesar 470 poin yang semakin memperkukuh posisinya di puncak tahta WTA dengan total poin 10.835 poin (peringkat WTA per 17 Oktober 2022). Posisi Swiatek saat ini sudah sangat aman menjelang turnamen penutup musim WTA Finals 2022.
Sedangkan Vekic juga mendapatkan trofi runner-up dan cek senilai USD 71,960 atau sekira 1,1 miliar rupiah. Vekic memperoleh tambahan poin sebanyak 330 poin yang membuat peringkatnya meroket dari 77 ke 47 dunia berdasarkan peringkat WTA 17 Oktober 2022.
Pro dan kontra tentang dugaan ketidaksportifan Swiatek di San Diego
Ada salah satu aksi yang menarik perhatian fans tenis selama pertandingan final San Diego Open 2022 antara Swiatek dan Vekic. Aksi yang dimaksud ada di game keenam set kedua, ketika Vekic unggul 40-15 atas Swiatek. Swiatek yang memegang servis berusaha mengejar ketertinggalannya.
Backhand keras Vekic yang sempat memantul di net menciptakan sebuah reli yang menarik di depan net. Vekic mampu mengantisipasi bola dari Swiatek dengan melempar bola ke belakang Swiatek dan tak mampu dijangkau Swiatek. Aksi tersebut ada di menit ke 1:38 sampai dengan 1:58.
Nah, bagian tersebut ternyata memicu pro dan kontra. Sebagian fans tenis menilai Swiatek melakukan tindakan tidak sportif atau unsportsmanlike ketika ia mengangkat kedua tangannya pada saat ia dan Vekic sama-sama berada di sekitar net.Â
Menurut sebagian fans tenis, aksi Swiatek itu punya maksud untuk mengganggu konsentrasi Vekic meski pada akhirnya Vekic yang merebut poin.
Kalau kita amati dari bagian sebelumnya, Swiatek berusaha mengejar bola dari Vekic yang mendarat tidak jauh dari net. Karena ogah melepaskan bola begitu saja, Swiatek berlari secepat mungkin ke arah net.Â
Ketika posisinya sudah cukup dekat dengan bola, ia melakukan gerakan mengerem dengan kaki kanannya seraya merentangkan kedua tangannya sebelum mengayunkan raketnya untuk memukul bola.
Nah, gerakan Swiatek yang merentangkan kedua tangannya itulah yang menurut sebagian fans tenis termasuk dalam kategori hindrance atau aksi menghalangi atau menghambat atau mempersulit seorang petenis (dalam hal ini, lawannya) untuk melakukan sesuatu (sumber: Tennis World Live). Bahkan ada fans tenis yang meminta agar WTA secara tegas mengulas insiden itu dan menghukum Swiatek dengan pengurangan poin.
Agar isu itu tak berkembang liar, Swiatek segera meminta maaf kepada Vekic lewat akun media sosialnya seraya memuji permainan sang lawan. Ternyata postingan permintaan maaf itu tidak serta-merta meredakan keriuhan fans tenis mengenai isu tersebut.
Setelah melihat cuplikan video aksi Swiatek tersebut beberapa kali, saya pribadi melihatnya sebagai gerakan refleks Swiatek. Ketika Swiatek berlari cukup kencang ke arah net, tiba-tiba ia mengerem pergerakannya dengan kaki kanannya sebagaimana yang kerap ia lakukan ketika bertanding di lapangan tanah liat.
Beberapa saat usai video dugaan hinderance itu diunggah di media sosial, ada salah satu fans tenis yang menuliskan klarifikasi dari Swiatek bahwa pada waktu itu ia berusaha menyeimbangkan badannya.Â
Penjelasan ini rasanya sangat logis ketika ia dalam posisi seperti itu. Tubuh Swiatek memang sempat berguncang seperti hendak jatuh, lalu secara refleks ia merentangkan kedua tangannya agar keseimbangannya terjaga sehingga ia bisa memukul bola.
Akan tetapi ada salah satu fans tenis yang mengumpulkan cuplikan video pertandingan Swiatek lainnya dimana ia juga melakukan gerakan yang sama yang segera memancing perdebatan.Â
Nah, unggahan video yang memuat salah satu aksi negatif Swiatek itu juga ada di Youtube, salah satunya ketika menghadapi Lauren Davis dari AS di babak ketiga US Open 2022. Videonya sebagai berikut.
Apabila kita melihat tayangan tersebut, Swiatek memang melakukan gerakan merentangkan kedua tangannya bak seekor burung. Tampak bahwa ia tidak sedang berusaha menyeimbangkan tubuhnya seperti ketika menghadapi Vekic di San Diego Open 2022 baru-baru ini.
Kalau memang Swiatek kerap melakukan itu dengan maksud untuk mengganggu konsentrasi lawannya, itu menjadi ranah WTA untuk mengevaluasinya lebih lanjut. WTA memiliki peraturan sangat ketat dalam setiap pertandingan tenis.
Apabila gerakan Swiatek dinilai melanggar ketentuan WTA alias ilegal, sudah pasti akan ada sanksi tertentu yang diberlakukan kepada Swiatek. Akan tetapi bila WTA menganggapnya legal, rasanya tidak ada yang perlu di perdebatkan lagi.
***
Sumber data dan informasi:
WTA TourÂ
ATP TourÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H