Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Sepenggal Kabar dan Cerita dari US Open 2022

13 September 2022   20:57 Diperbarui: 15 September 2022   14:00 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Carlos Alcaraz Garfia (kiri) dan Casper Ruud usai sesi penyerahan trofi US Open 2022. (sumber foto: The Telegraph)

Usai sudah turnamen tenis grand slam US Open 2022. Ada berjuta kisah senang dan sedih selama tiga minggu penyelenggaraan turnamen tenis akbar yang digelar di Flushing Meadows, New York City, Amerika Serikat (AS) itu.

Grand slam terakhir di tahun 2022 itu berlangsung mulai tanggal 22 Agustus 2022 sejak digelar babak kualifikasi, hingga berakhir 11 September 2022 yang ditutup dengan partai final tunggal putra. 

Babak utama sektor tunggal baik putra dan putri memperebutkan trofi US Open, poin turnamen terbesar sebanyak 2000 poin dan uang senilai USD 2,6 juta (atau sekira 38 miliar rupiah). Woww...

Menurut cuitan @USOpen, hajatan grand slam US Open 2022 kali ini memecahkan sejumlah rekor dari sisi komersial. 

Setidaknya ada lima rekor yang mereka catat yaitu jumlah penonton terbanyak yang menonton pertandingan di venue, jumlah pemirsa tertinggi, engagement (di media sosial) paling tinggi, nilai penjualan makanan dan minuman terbesar serta nilai penjualan cenderamata yang juga terbesar.

Sebagai informasi, seluruh partai final kategori utama diadakan di lapangan utama Arthur Ashe Stadium di kompleks USTA Billie Jean King National Tennis Center. 

Sedangkan babak final kategori yunior diadakan di Lapangan 11 dan 12. Khusus babak final kategori tenis kursi roda diadakan di Louis Armstrong Stadium.

Tampil sebagai juara tunggal putra adalah Carlos Alcaraz Garfia, petenis remaja 19 tahun dari Spanyol. Di babak final yang digelar pada Minggu 11/9/22 waktu New York City (atau Senin pagi 12/9/22 waktu Jakarta), unggulan ke-3 itu menang atas unggulan ke-5 Casper Ruud dari Norwegia dengan skor 6-4, 2-6, 7-6(7-1), 6-3.

Kemenangan Alcaraz sekaligus membuatnya menjadi petenis nomor satu dunia. Ia berhasil mewujudkan cita-citanya, lebih cepat dari perkiraan semula yaitu akhir tahun 2022 ini. Dalam daftar peringkat resmi ATP Ranking per 12 September 2022, Alcaraz memiliki poin terbanyak yaitu 6.740.

Sedangkan Ruud kini duduk di peringkat dua dunia dengan poin total 5.850. Ini menjadi peringkat terbaiknya selama karirnya di ATP Tour. Ruud mendapatkan poin cukup besar setelah menjadi runner up di dua turnamen grand slam yaitu French Open 2022 dan US Open 2022.

Di tunggal putri, gelar juara direbut oleh unggulan teratas Iga Swiatek dari Polandia. Dalam pertandingan final yang diadakan pada Sabtu 10/9/22 waktu New York City (atau Minggu pagi 11/9/22 waktu Jakarta), Swiatek mengalahkan unggulan ke-5 Ons Jabeur dari Tunisia dengan straight set 6-2, 7-6(7-5).

Arena Arthur Ashe Stadium, USTA Billie Jean King National Tennis Center. (sumber foto: Average Socialite)
Arena Arthur Ashe Stadium, USTA Billie Jean King National Tennis Center. (sumber foto: Average Socialite)

Kemenangan Swiatek semakin mengukuhkan posisinya di peringkat satu dunia. Dalam peringkat resmi WTA per 12 September 2022, Swiatek duduk di puncak tahta dengan jumlah poin total 10.365. Jumlah poin Swiatek tersebut dua kali lebih besar daripada jumlah poin peringkat kedua, Jabeur, yang setelah menjadi finalis US Open 2022 memiliki poin sebesar 5.090 poin.

Sementara itu di sektor ganda putra, partai final mempertemukan unggulan pertama dan unggulan kedua. Pada akhirnya unggulan teratas Rajeev Ram (AS)/Joe Salisbury (Inggris) berhasil mempertahankan gelar juara US Open 2021 setelah mengalahkan ganda Wesley Koolhof (Belanda) / Neal Skupski (Inggris) dengan dua set 7-6(7-4), 7-5.

Di ganda putri, duet Barbora Krejcikova/Katerina Siniakova dari Ceko yang menjadi juaranya. Di babak final, mereka mengalahkan ganda AS Caty McNally/Taylor Townsend dengan rubber set 3-6, 7-5, 6-1. 

Ini merupakan gelar grand slam ketiga bagi Krejcikova/Siniakova di sepanjang tahun 2022 ini setelah gelar di Australian Open dan Wimbledon.

Berikutnya di ganda campuran, duet Australia Storm Sanders/John Peers memastikan diri menjadi juara. Di babak final, mereka menang atas ganda senior Kirsten Flipkens (Belgia) / France Edouard Roger-Vasselin (Perancis) dengan skor 4-6, 6-4 dan tie break 10-7.

Berikut daftar lengkap para juara US Open 2022:

BABAK UTAMA

  • Tunggal putra: Carlos Alcaraz Garfia (Spanyol) vs Casper Ruud (Norwegia), 6--4, 2--6, 7--6(7--1), 6--3
  • Tunggal putri: Iga Switek (Polandia) vs Ons Jabeur (Tunisia), 6--2, 7--6(7--5)
  • Ganda putra: Juara bertahan Rajeev Ram (AS) / Joe Salisbury (Inggris) vs Wesley Koolhof (Belanda) / Neal Skupski (Inggris), 7--6(7--4), 7--5
  • Ganda putri: Barbora Krejcikova / Katerina Siniakova (Ceko) vs Caty McNally / Taylor Townsend (AS), 3--6, 7--5, 6--1
  • Ganda campuran: Storm Sanders / John Peers (Australia) vs Kirsten Flipkens (Belgia) / France Edouard Roger-Vasselin (Perancis), 4--6, 6--4, tie break 10--7

YUNIOR

  • Tunggal putra yunior: Martin Landaluce (Spanyol) vs Gilles-Arnaud Bailly (Belgia), 7--6(7--3), 5--7, 6--2
  • Tunggal putri yunior: Alex Eala (Filipina) vs Lucie Havlickova (Ceko) 6--2, 6--4
  • Ganda putra yunior: Ozan Baris / Nishesh Basavareddy (AS) vs Dylan Dietrich (Swiss) / Juan Carlos Prado ngelo (Bolivia), 6--1, 6--1
  • Ganda putri yunior: Lucie Havlickova (Ceko) / Diana Shnaider (Rusia) vs Carolina Kuhl / Ella Seidel (Jerman), 6--3, 6--2

TENIS KURSI RODA

  • Tunggal putra: Alfie Hewett (Inggris) vs Shingo Kunieda (Jepang), 7--6(7--2), 6--1
  • Tunggal putri: Juara bertahan Diede de Groot (Belanda) vs Yui Kamiji (Jepang), 3--6, 6--1, 6--1
  • Tunggal quad: Niels Vink (Belanda) vs Sam Schroder (Belanda), 7--5, 6--3
  • Ganda putra: Martn de la Puente (Spanyol) / Nicolas Peifer (Perancis) vs Alfie Hewett / Gordon Reid (Inggris), 4--6, 7--5, tie break 10--6
  • Ganda putri: Juara bertahan Diede de Groot / Aniek van Koot (Belanda) vs Yui Kamiji (Jepang) / Kgothatso Montjane (Afrika Selatan), 6--2, 6--2
  • Ganda quad: Juara bertahan Sam Schrder / Niels Vink (Belanda) vs Robert Shaw (Kanada) / David Wagner (AS), 6--1, 6--2

Bagi Iga Swiatek dan Carlos Alcaraz Garfia, kekuatan mental adalah koentji

Siapapun yang mengikuti perjalanan Carlos Alcaraz Garfia sejak babak pertama hingga menjadi juara US Open 2022 pasti sepakat bahwa petenis remaja Spanyol ini memiliki fisik yang sangat prima dan mental yang luar biasa tangguh. 

Bergabung dengan ATP Tour sejak tahun 2018 ketika ia masih berusia 15 tahun membuat fisik dan mentalnya terasah secara bertahap dan semakin kuat.

Alcaraz memiliki bakat tenis yang luar biasa. Beruntung ia bertemu dengan Juan Carlos Ferrero, pelatih yang sangat berpengaruh dalam membangun karir tenisnya. Sebagai informasi, Ferrero adalah mantan petenis nomor satu dunia di tahun 2003 silam. Ia pernah menjuarai grand slam French Open 2003 dan finalis US Open di tahun yang sama.

Kalau bicara tentang kemampuan fisik, rata-rata petenis putra ATP Tour memiliki kemampuan fisik yang baik. Begitu pula dengan skill, banyak petenis ATP yang punya skill tenis sangat baik. Akan tetapi tidak semua petenis memiliki kesiapan mental sekuat baja.

Nah, di sepanjang turnamen US Open 2022 ini Alcaraz adalah salah satu petenis yang memiliki mental paling tangguh di usianya yang masih sangat muda. 

Ia seakan mengerahkan seluruh energi positifnya selama pertandingan yang ia ikuti untuk merebut poin demi poin, angka-demi angka, hingga akhirnya menjadi pemenangnya.

Carlos Alcaraz Garfia (kiri) dan Casper Ruud usai sesi penyerahan trofi US Open 2022. (sumber foto: The Telegraph)
Carlos Alcaraz Garfia (kiri) dan Casper Ruud usai sesi penyerahan trofi US Open 2022. (sumber foto: The Telegraph)
Misalnya ketika ia berhadapan dengan unggulan 11 Jannik Sinner dari Italia di babak perempat final US Open 2022. Sebetulnya Alcaraz nyaris kalah ketika lawannya sudah unggul 2-1. Di set keempat, kekalahan Alcaraz sudah tampak di depan mata ketika ia tertinggal 3-5.

Bukannya pasrah dengan kondisi, Alcaraz malah mampu menggeliat, mencecar Sinner dengan pukulan-pukulan berbahaya. Di game kesembilan itu, ia membuat love game yang membuahkan satu angka menjadi 4-5 sekaligus memperkecil gap.

Lanjut di game kesepuluh Alcaraz merasa harapan itu masih ada, sedangkan di sisi Sinner adalah peluang berikutnya untuk memenangkan pertandingan. 

Jadi game ini adalah game kritis bagi keduanya. Terjadi tiga kali deuce yang amat mendebarkan, dimana Alcaraz pasti merasa was-was akan kehilangan kesempatan dan harus segera angkat koper.

Sebetulnya Sinner sudah mendapatkan dua kali advantage yang berarti dua kali match point. Akan tetapi pergerakan sat set wat wet Alcaraz tak mampu dihadang oleh Sinner. Alcaraz mampu menutup game kesepuluh sekaligus membuat skor di set keempat menjadi imbang 5-5.

Di game berikutnya, Alcaraz seakan-akan mendapatkan kekuatan dari semesta paralel. Hehe... Permainan Alcaraz menjadi lebih dominan, menjadi-jadi, hingga akhirnya merebut game kesebelas dengan love game 6-5. Berikutnya game kedua belas menjadi milik Alcaraz, membuat kemenangan Sinner yang tadinya tampak di depan mata menjadi tertunda lagi.

Di set kelima atau set penentuan, Alcaraz membuktikan dirinya lebih baik (atau mungkin lebih beruntung) dari pada Sinner. Setelah saling kejar-mengejar angka, Alcaraz memenangkan set kelima dengan skor 6-3 sekaligus memastikan diri ke babak semifinal.

Pertandingan Alcaraz melawan Sinner berlangsung selama 5 jam 15 menit, pertandingan terlama yang pernah ia jalani. Sebelumnya di babak perdelapan final, Alcaraz butuh waktu 3 jam 53 menit untuk menjinakkan Marin Cilic dari Kroasia. 

Ketika berjumpa dengan Frances Tiafoe dari AS di babak semifinal, Alcaraz dengan telaten menjalani pertandingan selama 4 empat jam 22 menit. Sungguh fantastis.

Sementara itu di tunggal putri, Iga Swiatek juga harus berjuang melawan faktor eksternal yang bisa mempengaruhi penampilannya. Salah satunya penonton US Open 2022 yang penuh energi dan sangat bersemangat ketika mendukung petenis favoritnya.

Swiatek mengungkapkannya ketika ia diwawancarai oleh pemandu acara dari ESPN Mary Joe Fernandez (mantan petenis top AS) dalam sesi seremoni penyerahan piala. Tapi ia merasa bersyukur bisa mengatasi semuanya.

Iga Swiatek (kanan) dan Ons Jabeur usai sesi penyerahan trofi US Open 2022. (sumber foto: Onmanorama)
Iga Swiatek (kanan) dan Ons Jabeur usai sesi penyerahan trofi US Open 2022. (sumber foto: Onmanorama)
Sebagaimana kita ketahui, Swiatek menjalani musim lapangan keras yang berat. Bahkan ia tidak menggondol satu pun gelar juara di turnamen yang ia ikuti sejak menjadi juara French Open 2022 di awal Juni lalu. 

Padahal selama semester pertama 2022 saja ia mencatat pencapaian yang mencengangkan dengan meraih enam gelar turnamen WTA 500, WTA 1000 dan grand slam.

Nihil juara di musim lapangan keras tidak membuatnya sangsi dengan peluangnya di US Open 2022. Gelar juara di Miami Open 2022 setidaknya menjadi salah satu modalnya. Ini karena jenis lapangan keras yang dipakai di Miami Open 2022 sama dengan lapangan US Open 2022, yaitu akrilik Laykold.

Di US Open 2022 ini, Swiatek berhasil membuktikan bahwa ia menjadi yang terbaik diantara yang terbaik. Siapapun akan sepakat bahwa US Open 2022 ini adalah salah satu grand slam paling menantang. Ini karena semua mantan juara dan finalis US Open yang masih aktif di WTA Tour ikut serta.

Mereka adalah para mantan juara seperti Serena Williams (AS, juara enam kali), Venus Williams (AS, juara dua kali), Sloane Stephens (AS, juara satu kali), Bianca Andreescu (Kanada, juara satu kali), dan Emma Raducanu (Inggris, juara satu kali). 

Juga mantan finalis US Open yaitu Victoria Azarenka (finalis tiga kali), Karolina Pliskova (finalis satu kali), Madison Keys (finalis satu kali) dan Leylah Fernandez (Kanada, finalis satu kali).

Ons Jabeur Juga Manusia, kadang tersenyum kadang juga menangis

Dalam setiap pertandingan, adalah hal yang lumrah ketika ada yang menang pasti ada yang kalah. Nah, Ons Jabeur sepertinya tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya usai kalah dari Swiatek di babak final tunggal putri.

Dalam wawancara dengan Fernandez di sesi penyerahan piala, Jabeur mengatakan bahwa ia telah berusaha untuk menang tapi Swiatek yang pantas menjadi juaranya. 

Dengan tersenyum, Jabeur juga mengatakan bahwa saat ini ia sangat tidak menyukai Swiatek, yang ditanggapi dengan tawa audiens termasuk Swiatek.


Tentu saja itu cuma gurauan di sesi seremoni tersebut. Tetapi Jabeur tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya karena sepanjang tahun 2022 ini ia selalu kalah setiap bertemu dengan Swiatek. Sebelum US Open 2022, Jabeur juga kalah di babak final Italian Open 2022 dengan dua set langsung.

Tak disangka, senyum indah Jabeur selama sesi seremoni nampaknya hanya permukaannya saja. Nyatanya ia tidak bisa menyembunyikan kekecewaan yang ia pendam sejak pertandingan final berakhir. Ia menangis di kamar ganti didampingi anggota timnya, salah satunya sang pelatih Issam Jellali. (sumber: media referee)

Bagaimana tidak sedih, sudah dua kali Jabeur gagal di babak final turnamen grand slam. Di final Wimbledon 2022 awal Juli 2022 lalu, ia juga gagal juara setelah dikalahkan Elena Rybakina dari Kazakhstan.

Masih ada hari esok, masih ada peluang lainnya bagi Jabeur di turnamen major berikutnya. Yang pasti ia sudah menerima cek dengan nominal sangat besar yaitu USD 1,3 juta atau sekira 19,3 miliar rupiah. Peringkatnta naik lagi ke posisi 2 dunia dan rasanya sudah cukup aman untuk mengikuti turnamen WTA Finals di penghujung WTA Tour 2022.

Casper Ruud juga kecewa, tapi masih ada turnamen grand slam berikutnya

Sama dengan Ons Jabeur, Casper Ruud juga dua kali gagal di babak final turnamen grand slam sepanjang tahun 2022 ini. Selain gagal juara di US Open 2022, sebelumnya ia juga gagal di French Open 2022 awal Juni lalu dimana ia kalah dari Rafael Nadal dari Spanyol.

Sudah pasti ia merasa kecewa tapi ia juga merasa bahagia (dengan pencapaiannya) dan bangga menjadi petenis nomor 2 dunia. Ia juga mengatakan akan mengejar gelar juara (grand slam) meskipun mungkin bakal tidak mudah. (sumber: Trend Detail News).

Bisa jadi Ruud merasa kelelahan sehingga kurang bisa bermain maksimal di babak final. Ketika menghadapi Karen Khachanov dari Rusia di babak semifinal, Ruud perlu waktu selama 3 jam 21 menit untuk memenangkan pertandingan tersebut.

Contoh, dalam pertandingan antara Ruud versus Khachanov terjadi reli panjang yang merupakan rekor reli panjang terlama di US Open 2022 dengan 56 pukulan! Itu terjadi di sesi tie break set pertama ketika Ruud  untuk sementara unggul 6-5.


Ruud cuma perlu satu angka lagi untuk memenangkan set pertama. Tetapi Khachanov juga berhasrat untuk merebut angka agar bisa membuka peluang memenangkan set pertama. Pada akhirnya Ruud yang menuai angka dari reli panjang itu setelah pukulan Khachanov menyangkut di net.

Wah reli panjang  seperti itu pasti sangat sangat melelahkan. Ketika saya bermain gim SEGA Virtua Tennis Challenge di gawai saya, reli-reli panjang semacam itu bisa membuat jari dan jempol tangan kaku, lho. Padahal cuma bermain sambil duduk atau rebahan, apalagi Ruud yang bermain di lapangan.

Tetapi bila dibandingkan dengan Alcaraz, bukankah lawannya di babak final itu jauh lebih lelah setelah melalui babak perempat final dan semifinal yang panjang dan kejam? Tetapi overall, tenis adalah salah satu olahraga yang sangat melelahkan yang menguras fisik, stamina dan tentu saja mental.

Ketika berjumpa dengan lawan di sebuah pertandingan, keinginan lawan juga sama yaitu memenangkan pertandingan. Pemenang pertandingan adalah siapa yang lebih siap fisik dan mental, lebih ulet serta lebih lincah dan taktis.

Alex Eala, petenis Filipina pertama yang juara di grand slam

Sementara itu, petenis remaja Filipina, Alexandra Maniego Eala atau lebih dikenal dengan Alex Eala, tampil sebagai juara tunggal putri yunior US Open 2022. 

Dalam babak final yang digelar di Lapangan 11 USTA, unggulan ke-10 itu menang atas unggulan ke-2 Lucie Havlickova dari Ceko dengan straight set 6-2, 6-4.

Dalam perjalanannya ke babak final, petenis masa depan Filipina itu menyingkirkan lima petenis unggulan. Hebatnya, semua kemenangannya sejak babak pertama hingga babak final ia raih tanpa kehilangan satu set pun.

Eala adalah petenis Filipina pertama yang menjuarai turnamen grand slam. Kesuksesannya di Flushing Meadows merupakan pencapaian pertama dan tertingginya di tunggal putri turnamen level grand slam. 

Sebelumnya petenis kelahiran Quezon City berusia 17 tahun itu sudah mengoleksi dua gelar grand slam di nomor ganda putri yunior.


Di tahun 2020 lalu, Eala bersama petenis Indonesia Priska Madelyne Nugroho menjadi juara ganda putri Australian Open ketika ia masih berusia 14 tahun. Setahun kemudian ia juara ganda putri French Open 2021 berpasangan dengan Oksana Selekhmeteva dari Rusia.

Berkat kesuksesan Eala di US Open 2022, peringkat ITF Eala pun meroket tajam dari peringkat 167 ke 35 dunia untuk peringkat petenis putri yunior.(sumber: World Tennis Tour Junior Ranking). 

Sedangkan di peringkat WTA, peraih tiga medali perunggu SEA Games 2021 Vietnam itu menduduki peringkat 280 WTA di tunggal dan 702 di ganda.

Selanjutnya petenis yang digembleng di akademi tenis Rafa Nadal Academy itu akan fokus pada turnamen tenis profesional ITF hingga akhir tahun ini. Karena masih berusia 17 tahun, Eala yang sudah terjun di tenis profesional sejak Maret 2020 itu bisa mengikuti turnamen level yunior atau pun profesional. (sumber: USOpen.org)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun