Bagi Iga Swiatek dan Carlos Alcaraz Garfia, kekuatan mental adalah koentji
Siapapun yang mengikuti perjalanan Carlos Alcaraz Garfia sejak babak pertama hingga menjadi juara US Open 2022 pasti sepakat bahwa petenis remaja Spanyol ini memiliki fisik yang sangat prima dan mental yang luar biasa tangguh.Â
Bergabung dengan ATP Tour sejak tahun 2018 ketika ia masih berusia 15 tahun membuat fisik dan mentalnya terasah secara bertahap dan semakin kuat.
Alcaraz memiliki bakat tenis yang luar biasa. Beruntung ia bertemu dengan Juan Carlos Ferrero, pelatih yang sangat berpengaruh dalam membangun karir tenisnya. Sebagai informasi, Ferrero adalah mantan petenis nomor satu dunia di tahun 2003 silam. Ia pernah menjuarai grand slam French Open 2003 dan finalis US Open di tahun yang sama.
Kalau bicara tentang kemampuan fisik, rata-rata petenis putra ATP Tour memiliki kemampuan fisik yang baik. Begitu pula dengan skill, banyak petenis ATP yang punya skill tenis sangat baik. Akan tetapi tidak semua petenis memiliki kesiapan mental sekuat baja.
Nah, di sepanjang turnamen US Open 2022 ini Alcaraz adalah salah satu petenis yang memiliki mental paling tangguh di usianya yang masih sangat muda.Â
Ia seakan mengerahkan seluruh energi positifnya selama pertandingan yang ia ikuti untuk merebut poin demi poin, angka-demi angka, hingga akhirnya menjadi pemenangnya.
Misalnya ketika ia berhadapan dengan unggulan 11 Jannik Sinner dari Italia di babak perempat final US Open 2022. Sebetulnya Alcaraz nyaris kalah ketika lawannya sudah unggul 2-1. Di set keempat, kekalahan Alcaraz sudah tampak di depan mata ketika ia tertinggal 3-5.
Bukannya pasrah dengan kondisi, Alcaraz malah mampu menggeliat, mencecar Sinner dengan pukulan-pukulan berbahaya. Di game kesembilan itu, ia membuat love game yang membuahkan satu angka menjadi 4-5 sekaligus memperkecil gap.
Lanjut di game kesepuluh Alcaraz merasa harapan itu masih ada, sedangkan di sisi Sinner adalah peluang berikutnya untuk memenangkan pertandingan.Â
Jadi game ini adalah game kritis bagi keduanya. Terjadi tiga kali deuce yang amat mendebarkan, dimana Alcaraz pasti merasa was-was akan kehilangan kesempatan dan harus segera angkat koper.