Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Para Petenis Non Unggulan Ini Berjaya di Turnamen ATP dan WTA

18 Juli 2022   22:26 Diperbarui: 19 Juli 2022   09:52 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lapangan tenis tanah liat. (sumber: Pexels/Pixabay)

Usai Wimbledon 2022 yang menjadi penutup musim lapangan rumput, sejumlah turnamen "transisi" menjelang musim lapangan keras digelar di sejumlah negara. Minggu lalu ada empat turnamen ATP dan WTA yang digelar di Eropa dan Amerika Serikat.

Dua turnamen resmi ATP merupakan turnamen ATP 250 Swedish Open 2022 yang diadakan di kota Bastad, Swedia. Lalu turnamen Hall of Fame Open 2022 level ATP 250 yang dihelat di kota Newport, Rhode Island, Amerika Serikat.

Khusus petenis putri, mereka mengikuti dua turnamen resmi WTA yang digelar di lapangan tanah liat. Sebagian memilih mengikuti turnamen WTA 250 Ladies Open Lausanne 2022 yang diadakan di kota Lausanne, Swiss. Sedangkan petenis lainnya mengikuti turnamen level yang sama yaitu Hungarian Ladies Open 2022 yang diadakan di kota Budapest, Hongaria.

Menariknya, dari empat turnamen tersebut, tiga turnamen dimenangkan oleh petenis bukan unggulan. Mereka membuat kejutan dengan mengalahkan beberapa petenis unggulan, merangsek hingga babak final, hingga akhirnya menjadi jawara.

Baiklah, mari kita ulas lima petenis yang membuat kejutan besar di tiga turnamen yang digelar di Bastad, Lausanne dan Budapest. Kita akan kulik juga kejutan-kejutan di sektor ganda.

Juga dibahas langkah dua petenis putri tanah air Aldila Sutjiadi dan Jessy Rompies yang mencatat hasil apik di Eropa. Minggu lalu Aldila melaju ke babak semifinal ganda putri di Lausanne, sedangkan Jessy mencapai perempat final di Budapest. Pekan sebelumnya, Jessy juga menembus babak semifinal di Swedia.

Francisco Cerundolo raih gelar ATP Tour pertamanya

Petenis muda Argentina, Francisco Cerundolo, membuat kejutan besar dengan menjuarai turnamen lapangan tanah liat ATP 250 Swedish Open 2022. Di babak final yang digelar pada 17 Juli 2022, petenis bukan unggulan berusia 23 tahun itu membungkam harapan rekan senegaranya yang menjadi unggulan kedelapan, Sebastian Baez, dengan dua set langsung 7-6 (7-4), 6-2.

Langkah Cerundolo hingga babak final dan menjadi juara terbilang luar biasa. Sudah dua kali ini ia menjadi buah bibir di dunia tenis.

Awal April 2022 lalu, namanya mendadak terkenal ketika ia melaju ke babak semifinal ATP 1000 Miami Open. Sayang langkahnya dihentikan oleh Casper Ruud dari Norwegia yang akhirnya menjadi runner up turnamen tersebut.

Di Swedia, Cerundolo mampu membalas kekalahannya itu dengan menyingkirkan Ruud di babak kedua. Ia mampu menang atas Ruud yang merupakan juara bertahan, unggulan teratas sekaligus favorit juara dengan rubber set 6-4, 3-6 dan 7-5.

Sejak itu, langkahnya tak mampu dibendung oleh lawan-lawannya di babak-babak berikutnya. Ia mengalahkan juara Sydney International 2022 Aslan Karatsev dari Rusia di babak perempat final dua set langsung 7-5, 6-1.

Di babak semifinal ia menyingkirkan unggulan ke-5 Pabro Carreno Busta dari Spanyol 6-3, 6-2. Sebagai informasi, Carreno Busta adalah runner up ATP Cup 2022 dan Barcelona Open 2022.

Pertandingan final antara Cerundolo versus Baez berlangsung menarik. Cerundolo cenderung defensif menghadapi Baez yang usianya dua tahun lebih muda.

Di turnamen ini, Baez lebih dijagokan menjadi juara. Jadi Cerundolo harus menerima posisinya sebagai underdog. Akan tetapi, ia mampu bermain lebih baik dari pada Baez hingga akhirnya mampu memenangkan pertandingan dan merebut gelar juara.

Baez sebenarnya juga bermain bagus, selalu menekan Cerundolo sejak awal pertandingan. Akan tetapi Cerundolo jauh lebih telaten di sepanjang pertandingan.

Cerundolo merasa tidak mudah menghadapi Baez yang digadang-gadang menjadi salah satu petenis top masa depan. Akan tetapi ia berhasil membuktikan bahwa kesabaran selalu berbuah manis.

Cerundolo seorang baseliner dengan forehand keras. Fisiknya yang prima membuatnya mampu meladeni reli-reli panjang. Di set pertama, Cerundolo sebenarnya nampak kewalahan dalam menghadapi pukulan-pukulan Baez, terutama forehand geledeknya.

Set pertama berlangsung sangat ketat dimana keduanya saling mengejar poin dan angka. Cerundolo tertinggal di set pertama 0-1, tapi segera menyamakannya dengan 1-1, 2-2, dan seterusnya hingga 5-5.

Di penghujung set, Cerundolo mampu berbalik menekan Baez yang mulai nampak kewalahan dengan serangan Cerundolo. Pada akhirnya, Cerundolo menang 7-6 tie break 7-4.

Di set kedua, Cerundolo rupanya sudah paham dengan permainan Baez. Lawannya juga sepertinya sudah kelelahan karena energinya lumayan terforsir di set pertama.

Di sepanjang set kedua, Cerundolo mendominasi permainan dengan lebih banyak menekan Baez. Reli-reli panjang masih kerap terjadi.

Cerundolo memaksimalkan forehand dan backhand dua tangannya ke berbagai arah, membuat Baez kerap melakukan unforced error. Beberapa kali Baez juga terpaksa mundur cukup jauh dari baseline.

Di set kedua ini, Cerundolo sempat unggul 5-1. Tetapi, Baez memiliki sedikit percikan semangat yang membuatnya mampu menghadang lawannya. Baez merebut satu angka yang membuat kedudukan menjadi 5-2.

Tapi karena Cerundolo sudah terlanjur berada di atas angin, ia segera mencegah kebangkitan Baez dan ingin segera mengakhiri pertandingan dengan melipatgandakan kekuatannya. Di game kedelapan set kedua, Cerundolo menunjukkan sisi agresifnya hingga membuat love game.

Begitu service return Baez terlalu jauh dari bidang permainan, Cerundolo pun telentang di lapangan dan tersenyum gembira setelah memastikan diri menjadi juara baru Swedish Open 2022. Ia mendapatkan standing ovation selama beberapa menit dari para penonton yang memenuhi gelanggang utama Bastads Tennisstadion.

Ini adalah gelar pertama sepanjang karirnya di tenis profesional. Cerundolo menjadi petenis Argentina ketiga yang juara di Swedish Open sejak turnamen tersebut digelar pertama kali tahun 1948. Ia menyamai pencapaian pencapaian Mariano Zabaleta (juara tahun 2003-2004) dan Carlos Berlocq (juara tahun 2013).

Sebagai jawara, Cerundolo meraih poin sebanyak 250 poin yang membuat peringkatnya terkerek jauh dari posisi 39 ATP ke peringkat 30 dunia. Untuk pertama kalinya ia berada di Top 30. Ia juga menerima hadiah uang 81,310 Euro atau setara 1,2 miliar rupiah.

Bernarda Pera dan Aleksandra Krunic kembali ke Top 100

Kejutan besar juga terjadi di turnamen WTA 250 Hungarian Ladies Open 2022 yang digelar di arena tanah liat Europe Tennis Center, kota Budapest. Petenis putri AS Bernarda Pera tampil sebagai juara setelah di babak final mengalahkan petenis bukan unggulan lainnya, Aleksandra Krunic dari Serbia, dengan straight set 6-3, 6-3.

Pertandingan antara kedua petenis tersebut berlangsung pada 17 Juli 2022. Baik Pera dan Krunic sama-sama membuat kejutan besar dengan melangkah ke babak final. Mereka juga sama-sama berambisi menjadi juara baru Hungarian Open.

Akan tetapi Pera memiliki ambisi lainnya, yaitu meraih gelar turnamen WTA untuk pertama kalinya di sepanjang karir profesionalnya. Sedangkan Krunic hendak membidik gelar WTA keduanya setelah Libema Open tahun 2018 silam.

Pera, 27 tahun, melangkah sejak babak kualifikasi. Peringkatnya 130 dunia, tidak cukup untuk langsung melenggang ke babak utama. Meski begitu ia mampu bermain apik di babak kualifikasi, membuatnya bisa tampil di babak utama.

Tak disangka, petenis 27 tahun kelahiran Kroasia itu mampu membuat gebrakan di babak utama hingga akhirnya lolos ke babak puncak dan menjadi juara. Di babak 16 besar misalnya, Pera mengalahkan unggulan kelima Aliaksandra Sasnovich dari Belarus dua set langsung 7-5, 6-2. Di babak semifinal, Pera menang atas petenis tuan rumah yang menjadi unggulan ke-9, Anna Bondar.

Hebatnya, Pera menyelesaikan setiap pertandingan tanpa pernah kehilangan satu set pun. Finalis Liqui Moly Open 2022 itu tampil penuh semangat dan percaya diri.

Perjuangan Pera tersebut mengingatkan kita dengan Emma Raducanu dari Inggris yang mampu menjuarai grand slam US Open 2021. Raducanu dengan telaten bertanding sejak babak kualifikasi tanpa kehilangan satu set sama sekali hingga akhirnya menjadi juara.

Sementara itu perjalanan Krunic juga tak kalah hebat. Ia tidak pernah kehilangan satu set pun sejak babak pertama hingga semifinal.

Di babak perdelapan final, ia menang nyaris telak atas unggulan keenam Shuai Zhang dari China dengan skor 6-1, 6-0. Begitu pula ketika menghadapi petenis China lainnya, Xiyu Wang, di babak perempat final dimana Krunic menang nyaris telak 6-0, 6-1. 

Di babak semifinal, Krunic mengalahkan unggulan ketiga Yulia Putintseva dari Kazakhstan dengan skor 6-2- 6-2.

Permainan Pera yang merupakan petenis kidal cukup merepotkan Krunic. Sejak awal Pera terus menekan Krunic dengan variasi pukulan yang mematikan. Masing-masing petenis adalah pemain baseline yang tangguh.

Pera nampak mendominasi lapangan dan unggul lebih dulu di tiga game pertama. Sementara itu, Krunic baru mampu bangkit di game keempat dan berhasil merebut angka pertamanya.

Di game kelima terjadi kejar-mengejar poin hingga terjadi deuce. Pera sepertinya ingin menghadang semangat Krunic agar tidak membesar. Taktiknya berhasil, game kelima pun menjadi miliknya.

Akan tetapi letupan semangat Krunic rupanya semakin membara. Setelah unggul 40-0 di game keenam, pada akhirnya Krunic mampu merebut satu angka.

Di game ketujuh, Pera sudah unggul 4-2. Akan tetapi Krunic mampu menambah satu angka lagi. Pera merasa lebih tenang ketika ia mampu unggul 5-3.

Akan tapi entah bagaimana Krunic bisa mendapatkan kekuatannya kembali hingga mampu membuat deuce. Ketika Pera mendapat advantage, Krunic berhasil menghentikannya dengan melakukan backshot volley guna membalas dropshot tajam Pera. Kedudukan pun kembali deuce.

Krunic nampaknya mampu merepotkan permainan Pera. Akan tetapi Pera ingin segera menutup set pertama dengan bermain lebih agresif lagi. Ia meladeni reli-reli panjang, meraih advantage lagi, hingga akhirnya memenangkan set pertama dengan 6-3.

Di set kedua, Pera dan Krunic saling kejar-mengejar angka di enam game pertama. Bahkan di game ketujuh terjadi deuce. Pera memutuskan untuk bermain lebih agresif lagi hingga akhirnya ia mampu merebut dua game berikutnya.

Dengan kedudukan 5-3, Pera sepertinya optimis bakal menyudahi set kedua tidak lama lagi. Ia pun menjaga ritme permainannya dan melakukan pukulan-pukulan yang signifikan secara lebih konsisten.

Strategi Pera berhasil. Ia mampu unggul 40-0 dan menciptakan match point. Sedangkan Krunic merasa perjuangan belum selesai selagi masih ada harapan.

Akan tetapi Pera justru semakin fokus dan konsisten. Ia mengembalikan servis Krunic dengan baik dan melancarkan pukulan-pukulan yang bertenaga dari baseline. Kemenangan Pera pun tiba setelah backhand dua tangan Krunic menabrak net.

Pera pun membungkukkan badannya seraya menutupi kedua wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia merasa sangat bahagia dan terharu. Pada akhirnya ia berhasil meraih gelar WTA pertama di sepanjang karirnya.

Berkat pencapaiannya tersebut, Pera diganjar poin sebanyak 298 poin yang lebih dari cukup untuk membuatnya kembali masuk ke jajaran Top 100. Kini ia berada di peringkat 81 WTA. Selain piala dan poin, Pera juga menerima cek sebesar USD 33,200 atau setara dengan 497 juta rupiah.

Begitu pula dengan Krunic yang juga kembali ke Top 100. Poin sebagai runner up sebanyak 180 poin membuat peringkatnya meroket dari peringkat 105 ke 75 dunia. Ia juga berhak atas hadiah uang USD 19,750 atau setara dengan 295 juta rupiah.

Petra Martic dan Olga Danilovic buat kejutan besar Lausanne

Kejutan besar juga tercipta di turnamen lapangan tanah liat WTA 250 Ladies Open Lausanne 2022 yang dihelat di kota Lausanne, Swiss. Di babak final yang diadakan 17 Juli 2022 lalu, dua petenis bukan unggulan bertemu di babak final. Mereka adalah Petra Martic dari Kroasia dan Olga Danilovic dari Serbia.

Martic, 31 tahun, akhirnya menjadi juara setelah mengalahkan Danilovic, 21 tahun, dua set langsung 6-4, 6-2. Pertandingan antara kedua petenis tersebut berlangsung selama 89 menit.

Martic sebenarnya seorang petenis senior. Ia adalah perempat finalis grand slam French Open atau Perancis Terbuka 2019. Ia juga pernah duduk di Top 20 WTA, tepatnya di posisi 14 pada Januari 2020 lalu.

Di sepanjang tahun 2022 ini peringkatnya naik turun seperti baju naik turun yang pernah viral itu. Hehe.. Setelah gagal melewati babak awal di sejumlah turnamen yang ia ikuti, Martic melenggang hingga babak delapan besar turnamen WTA 1000 Indian Wells. Peringkatnya sempat naik tajam dari 79 ke 58 dunia.

Sayangnya peringkatnya kembali melorot ke peringkat 76 dunia setelah tersingkir di babak perdelapan final turnamen WTA 1000 Italia Terbuka 2022. Di tahun sebelumnya ia menjadi semifinalis.

Usai Wimbledon 2022, peringkatnya malah melorot ke 85 dunia. Ia pun memutuskan untuk mengikuti Lausanne Open. Ternyata pilihannya tepat, ia mampu bermain lebih unggul dari lawan-lawannya hingga akhirnya menjuarai turnamen tersebut.

Sementara itu, perjalanan Danilovic lebih panjang dari pada Martic. Ia merangkak dari babak kualifikasi hingga akhirnya mampu menembus babak puncak.

Sayangnya tidak seperti Pera yang sukses juara di Budapest, Danilovic harus mengubur impiannya menjadi juara. Rasanya ia kurang beruntung saja di Lausanne.

Tetapi bisa jadi ia kelelahan karena selain di tunggal, ia juga turun di nomor ganda. Berpasangan dengan Kristina Mladenovic dari Perancis, Danilovic membuat kejutan dengan menembus babak final dan juara.

Beruntung, mereka menang tanpa meneteskan keringat karena lawan mereka Ulrikke Eikeri (Norwegia) / Tamara Zidansek (Slovenia) memutuskan walkover. Zidansek jatuh sakit sebelum laga final ganda putri dimulai.

Bila kita amati perjalanan Martic dan Danilovic hingga ke babak final, perjalanan Martic rasanya lebih menantang. Di babak pertama saja ia harus bertemu dengan unggulan kelima, Nuria Parrizas-Diaz dari Spanyol. Martic menang dua set langsung 6-2, 6-2.

Kemudian di babak perempat final, ia bertemu dengan juara Charleston Open 2022 dan runner up Bett1Open 2022, Belinda Bencic dari Swiss. Sebagai petenis tuan rumah, Bencic pasti lebih diunggulkan. Akan tetapi permainan Martic jauh lebih unggul dan menang atas Bencic dua set langsung 6-3, 7-6 (7-2).

Di babak semifinal, lagi-lagi Martic menemui jalan terjal. Ia bertemu dengan juara Bad Homburg 2022, Caroline Garcia dari Perancis. Sebagai petenis underdog, Martic mampu bermain lepas hingga akhirnya mampu menang atas Garcia dalam pertandingan tiga set 6-4, 1-6, 6-3 yang berlangsung hampir dua jam.

Kembali ke pertandingan Martic versus Danilovic, keduanya pernah bertemu di grand slam Australia Terbuka 2021. Waktu itu Danilovic mampu mengalahkan Martic di babak pertama melaui pertandingan tiga set. Jadi rekor head to head untuk sementara Danilovic unggul 1-0.

Di game awal set pertama, Martic dan Danilovic terlihat berimbang. Game pertama berlangsung alot dan terjadi deuce untuk memperebutkan angka pertama. Martic berhasil mematahkan servis petenis kidal tersebut dan unggul 1-0. Begitu pula game kedua dimana Martic menang 2-0.

Permainan Martic sepintas mengingatkan kita pada permainan Ons Jabeur dari Tunisia. Ia kerap melancarkan forehand atau pun backhand slice untuk membuat dropshot di sekitar net yang menyulitkan pergerakan Danilovic.

Danilovic nampaknya seorang fast learner, beberapa kali memutuskan maju ke arah net dengan taktisnya guna mengatasi dropshot maut Martic. Tapi itu tidak selalu berjalan dengan baik.

Selain dropshot yang membuat penonton terpana, Martic juga memiliki forehand yang bertenaga. Pukulan-pukulan Martic itu kerap menghasilkan angka.

Game pertama terbilang ketat karena keduanya saling kejar-mengejar angka. Setelah Martic unggul 2-0, Danilovic bisa menyamakan kedudukan 2-2, kemudian 3-3 dan 4-4.

Ketika kedudukan 5-4 untuk keunggulan Martic, Danilova dalam misi merebut game kesepuluh. Sempat terjadi deuce, tetapi Martic segera mendapatkan advantage. Martic berhasil menutup set pertama setelah forehand-nya meluncur deras dan tidak dapat dijangkau oleh Danilovic.

Di set kedua, Danilovic sempat unggul 2-1 yang segera disamakan oleh Martic. Nampaknya ada secercah raut optimis di wajah Martic setelah memahami gaya permainan Danilovic.

Martic pun mengumpulkan poin demi poin hingga ia unggul 3-2. Seiring dengan upaya Danilovic untuk menyamakan kedudukan, permainan Martic juga semakin berkembang. Martic berusaha mencegah laju Danilovic dengan variasi pukulan yang menyulitkan pergerakan lawannya.

Setelah unggul 4-2, permainan Martic pun semakin konsisten hingga kedudukan menjadi 5-2. Di game kedelapan, Martic yang sudah berada di atas angin melancarkan serangan bertubi-tubi. Ia membuat match point 40-0 yang pastinya membuat Danilovic menjadi ciut nyali.

Martic memastikan kemenangannya setelah backhand Danilovic menyangkut di net. Ia tersenyum lebar seraya melempar bola ke arah penonton. Martic menjadi juara baru sekaligus menjadi petenis Kroasia pertama yang juara di Lausanne sejak turnamen tersebut digelar pertama kali di tahun 1969 dengan nama lama Swiss Open.

Berkat pencapaiannya tersebut, Martic memperoleh poin sebanyak 280 poin yang membuat peringkatnya melejit dari posisi 85 ke 55 dunia. Ia juga mendapat hadiah uang USD 33,200 atau setara dengan 498 juta rupiah.

Tampil sebagai runner up, Danilovic mendapatkan poin sebanyak 198 poin yang membuat posisinya naik dari 124 ke 106 dunia. Ia juga diganjar uang USD 19,750 atau setara dengan 296 juta rupiah.

Di sektor ganda, Danilovic juga mendapatkan poin sebanyak 280 yang membuat peringkat gandanya pun meroket, dari posisi 315 ke 180 dunia. Sebagai juara ganda, ia dan Mladenovic menerima hadiah uang USD 6,000 atau sekira 90 juta rupiah.

Aldila Sutjiadi tembus babak semifinal di Lausanne, Jessy Rompies ke perempat final di Budapest

Petenis Indonesia Aldila Sutjiadi mencatat pencapaian apik di Lausanne. Turun di nomor ganda berpasangan dengan petenis Jepang Miyu Kato, mereka membuat kejutan setelah mampu menembus babak semifinal. Sayangnya, langkah mereka dihentikan oleh ganda unggulan kedua Eikeri/Zidansek dua set langsung 4-6, 4-6.

Usai tersingkir di babak pertama grand slam Wimbledon 2022 lalu, mereka mencapai babak perempat final Nordea Open di Bastad, Swedia. Sayangnya sebagai unggulan teratas, langkah Aldila/Kato dihentikan oleh ganda bukan unggulan Jessy Rompies yang berpasangan dengan Olivia Tjandramulia dari Australia.

Jessy dan Olivia akhirnya melaju ke semifinal namun mereka harus mengakui ganda non unggulan lainnya, Mihaela Buzarnescu (Rumania) / Irina Khromacheva (Rusia). Di Hungarian Ladies Open 2022, Jessy juga turun di nomor ganda berpasangan dengan Hsieh Yu-chieh dari Taiwan. Mereka melaju ke perempat final sebelum kalah dari Laura Siegemund (Jerman) / Shuai Zhang (China).

Kembali ke Aldila/Kato, perjalanan mereka di Lausanne terbilang tidak mudah. Di babak perempat final, mereka menghadapi duo bersaudara asal Taiwan Chan Hao-Ching atau Angel Chan dan Latisha Chan. Berkat permainan Aldila/Kato yang kompak dan solid, mereka mampu menang atas Chan bersaudara dengan skor 6-7(5-7), 6-1, dan tie break 11-9.

Sebagai informasi, Chan bersaudara pernah menjadi petenis ganda terbaik di dunia. Latisha pernah duduk di posisi puncak peringkat ganda WTA di tahun 2017 silam. Sedangkan sang adik, Angel, pernah duduk di peringkat 5 dunia di tahun 2016.

Masing-masing punya catatan bagus di semua turnamen grand slam, akan tetapi keduanya jarang berpasangan di nomor ganda. Terakhir mereka berpasangan di Chicago tahun 2021 dimana mereka menjadi semifinalis. Sepanjang tahun 2022 ini, Angel lebih sering berpasangan dengan Shuko Aoyama dari Jepang.

Sepertinya sejak Perancis Terbuka 2022, Aldila/Kato sudah selaras seirama. Rasanya gelar juara buat mereka tinggal menunggu waktu saja.

Usai mencapai perempat final Lausanne, peringkat ganda Aldila naik empat tingkat dari posisi 79 ke 75 dunia. Sedangkan Jessy kini bertengger di peringkat 132 WTA ganda.

Ketika tulisan ini diunggah, Aldila/Kato telah menyelesaikan pertandingan babak pertama ganda putri turnamen Hamburg European Open 2022 atau German Open 2022. Turnamen lapangan tanah liat level WTA 250 itu dihelat di arena Am Rothenbaum di kota Hamburg, Jerman. Aldila/Kato unggul atas ganda Rusia Anastasia Gasanova / Varvara Gracheva dengan skor 6-4, 6-3.

Sementara itu Jessy memilih mengikuti turnamen lapangan tanah liat Palermo International 2022 yang diadakan kota Palermo, Italia. Kali ini Jessy berpasangan dengan Tjandramulia. Di babak pertama mereka akan bertemu dengan Parrizas-Diaz / Nadia Podoroska dari Argentina.
***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun