Dari sana, lama-lama sepatu itu pun tersebar hingga seluruh orang Indian di Amerika Utara memakainya. Ada sejumlah penyebutan moccasin, misalnya suku Ojibwe menyebutnya dengan nama "makisin" atau "makizinan". Suku Siksika menyebut moccasin dengan "niitsitsikin", sedangan orang Cree menyebutnya dengan "maskisin".
Tetapi secara global, orang menyebut sepatu ini dengan moccasin. Ini karena suku Algonquian adalah suku Indian pertama yang berinteraksi dengan orang kulit putih dari Eropa. Mereka menyebut sepatu tersebut sebagaimana orang Algonquian menyebutnya, yaitu "makasin' yang mungkin di lidah orang kulit putih terdengar sebagai "moccasin".
Sepatu moccasin pada umumnya terbuat dari kulit hewan atau serat tanaman. Kulit hewan yang digunakan untuk membuat sepatu ini misalnya kulit domba, rusa kutub, rusa, sapi, moose, rusa elk dan bison. Bahan kulit diasapi terlebuh dahulu sebelum diproses lebih lanjut hingga menjadi sepatu.
Para wanita Indian dari suku manapun memproduksi sepatu tersebut dengan cara yang hampir sama. Proses pembuatan sepatu seluruhnya dengan tangan. Bagian sepatu disatukan dengan cara dijahit.
Meski prosesnya mirip, produk sepatunya berbeda. Ada yang polos, ada yang bagian atasnya diberi hiasan misalnya manik-manik atau bordir. Sepatu moccasin menjadi pengenal daerah atau suku asal pemakainya.
Moccasin suku Cheyenne misalnya, memiliki hiasan manik-manik aneka warna dan tali. Sedangkan mocassin orang Hopi agak lebih tinggi dari mata kaki, mirip sepatu ala western yang dipakai koboi.
Mocassin yang dibuat oleh warga suku Kiowa, selain manik-manik juga dihiasi dengan rumbai di sisi kanan untuk sepatu kanan dan jumbai di sisi kiri untuk sepatu kiri. Selain sebagai hiasan, jumbai tersebut juga berfungsi menutup jejak kaki pemakainya ketika berjalan.
Pada dasarnya, ada dua jenis moccasin yaitu pertama, moccasin Ojibwe yang sol sepatunya lunak dan nyaman dipakai untuk berjalan di atas salju. Kedua adalah moccasin Sioux yang bagian solnya lebih keras yang berguna untuk berjalan di area berbatu atau kaktus.
Sepatu lainnya dibuat berdasarkan tujuannya atau kebutuhannya. Misalnya suku Inuit Mukluk yang membuat sepatu musim dingin yang ekstrim, dimana mereka menggunakan lapisan bulu agar kaki tetap hangat.
Ada tiga bagian sepatu yaitu pertama sepatu dengan bulu halus untuk menutupi bagian kaki hingga setinggi mata kali. Kemudian, sepatu tersebut dilapisi dengan sepatu bagian kedua yaitu boot setinggi lutut yang terbuat dari bahan yang lebih keras. Berikutnya adalah lapisan terluar sepatu boot yang berbulu.
Sepatu orang Apache merupakan sepatu boot moccasin yang tingginya selutut. Pada bagian ujung sepatu diangkat beberapa sentimeter agar jemari kaki tidak kaku atau bisa fleksibel ketika berlari. Sepatu ini juga berfungsi untuk melindungi kaki dari ular berbisa dan duri tanaman.