Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Mengenal Sepatu Moccasin, Penyebab Diusirnya Kelvin Redvers di Festival Film Cannes 2022

1 Juni 2022   10:53 Diperbarui: 1 Juni 2022   10:55 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelvin Redvers sedang mengenakan sepatu moccasin, penyebab ia diusir dari venue. (sumber foto: HotMoviesNews.com)

Sebuah insiden tidak mengenakkan terjadi di sela-sela Festival Film Cannes 2022 yang berlangsung di kota Cannes, Perancis. Seorang insan film dari Kanada bernama Kelvin Redvers diusir oleh petugas keamanan acara ketika hendak menghadiri premiere film "Les Amandiers", Minggu 29 Juni 2022 lalu.

Dilansir dari Vogue, Redvers tidak diperbolehkan memasuki karpet merah karena ia mengenakan sepatu moccasin, sepatu khas Indian Amerika. Sepatu itu dianggap tidak lazim dikenakan di salah satu festival film terbesar di dunia itu. Bila ingin memasuki venue, Redvers diminta untuk mengganti sepatunya dengan sepatu formal.

Tentu saja Redvers tidak terima. Ia merasa dianggap sebagai seorang kriminal hanya karena mengenakan sepatu tersebut. Ketika diwawancarai oleh Variety, Redvers mengatakan bahwa petugas keamanan itu begitu agresif kepadanya sampai-sampai mengatakan "Anda harus pergi saat ini juga. Pergi. Pergi. Pergi!"

Produser, sutradara dan aktor film berdarah Indian Amerika itu memang sudah berencana untuk datang ke even tersebut dengan mengenakan sepatu tersebut. Ia ingin memanfaatkan even kelas dunia itu untuk memamerkan sesuatu yang dianggap formal oleh budayanya. Apalagi sepatu itu dibuat oleh saudara perempuannya.

Pada akhirnya, Redvers mengalah dan mengganti sepatunya dengan sepatu formal berbahan kulit berwarna cokelat. Sehari kemudian, petinggi festival film tersebut bertemu dengan Redvers dan menyampaikan permintaan maaf atas terjadinya insiden tersebut.

Sepatu moccasin, dari Amerika Utara ke Norwegia dan London hingga ke seluruh dunia

Di sisi lain, insiden itu membawa hikmah. Banyak orang jadi penasaran mengenai sepatu mocassin itu. Sepatu kain berhias manik-manik itu memang cakep, unik, stylish. Padahal sepatu moccasin adalah cikal bakal atau "nenek moyang" dari sepatu moccasin moderen yang sekarang ini beredar di seluruh dunia.

Sepatu model moccasin moderen biasanya terbuat dari bahan kulit atau imitasi. Model sepatu ini nyaman dikenakan oleh pria dan wanita.

Sepatu ini tidak memiliki hak sepatu alias bagian solnya rata, bisa digolongkan sebagai flat shoes. Sepatu moccasin nyaman dipakai untuk aktivitas apa saja, untuk ke sekolah, ke kantor, jalan-jalan, rekreasi dan lain-lain.

Menurut sejarah, sepatu berbentuk huruf U ini pertama kali digunakan oleh suku Algonquian, sebuah suku Indian yang dulu mendiami wilayah Kanada di Amerika utara. Mereka menyebutnya dengan "makasin" yang artinya sepatu.

Dari sana, lama-lama sepatu itu pun tersebar hingga seluruh orang Indian di Amerika Utara memakainya. Ada sejumlah penyebutan moccasin, misalnya suku Ojibwe menyebutnya dengan nama "makisin" atau "makizinan". Suku Siksika menyebut moccasin dengan "niitsitsikin", sedangan orang Cree menyebutnya dengan "maskisin".

Tetapi secara global, orang menyebut sepatu ini dengan moccasin. Ini karena suku Algonquian adalah suku Indian pertama yang berinteraksi dengan orang kulit putih dari Eropa. Mereka menyebut sepatu tersebut sebagaimana orang Algonquian menyebutnya, yaitu "makasin' yang mungkin di lidah orang kulit putih terdengar sebagai "moccasin".

Sepatu moccasin orang Indian. (sumber: rmadison / Pixabay)
Sepatu moccasin orang Indian. (sumber: rmadison / Pixabay)
Sepatu moccasin pada umumnya terbuat dari kulit hewan atau serat tanaman. Kulit hewan yang digunakan untuk membuat sepatu ini misalnya kulit domba, rusa kutub, rusa, sapi, moose, rusa elk dan bison. Bahan kulit diasapi terlebuh dahulu sebelum diproses lebih lanjut hingga menjadi sepatu.

Para wanita Indian dari suku manapun memproduksi sepatu tersebut dengan cara yang hampir sama. Proses pembuatan sepatu seluruhnya dengan tangan. Bagian sepatu disatukan dengan cara dijahit.

Meski prosesnya mirip, produk sepatunya berbeda. Ada yang polos, ada yang bagian atasnya diberi hiasan misalnya manik-manik atau bordir. Sepatu moccasin menjadi pengenal daerah atau suku asal pemakainya.

Moccasin suku Cheyenne misalnya, memiliki hiasan manik-manik aneka warna dan tali. Sedangkan mocassin orang Hopi agak lebih tinggi dari mata kaki, mirip sepatu ala western yang dipakai koboi.

Mocassin yang dibuat oleh warga suku Kiowa, selain manik-manik juga dihiasi dengan rumbai di sisi kanan untuk sepatu kanan dan jumbai di sisi kiri untuk sepatu kiri. Selain sebagai hiasan, jumbai tersebut juga berfungsi menutup jejak kaki pemakainya ketika berjalan.

Pada dasarnya, ada dua jenis moccasin yaitu pertama, moccasin Ojibwe yang sol sepatunya lunak dan nyaman dipakai untuk berjalan di atas salju. Kedua adalah moccasin Sioux yang bagian solnya lebih keras yang berguna untuk berjalan di area berbatu atau kaktus.

Sepatu lainnya dibuat berdasarkan tujuannya atau kebutuhannya. Misalnya suku Inuit Mukluk yang membuat sepatu musim dingin yang ekstrim, dimana mereka menggunakan lapisan bulu agar kaki tetap hangat.

Ada tiga bagian sepatu yaitu pertama sepatu dengan bulu halus untuk menutupi bagian kaki hingga setinggi mata kali. Kemudian, sepatu tersebut dilapisi dengan sepatu bagian kedua yaitu boot setinggi lutut yang terbuat dari bahan yang lebih keras. Berikutnya adalah lapisan terluar sepatu boot yang berbulu.

Sepatu orang Apache merupakan sepatu boot moccasin yang tingginya selutut. Pada bagian ujung sepatu diangkat beberapa sentimeter agar jemari kaki tidak kaku atau bisa fleksibel ketika berlari. Sepatu ini juga berfungsi untuk melindungi kaki dari ular berbisa dan duri tanaman.

Di awal tahun 1900an, sepatu moccasin rancangan suku Iroquois menjadi acuan sepatu model penny loafer alias sepatu santai. Pembuatnya adalah Nils Tveranger, seorang perancang sepatu dari Aurland, Norwegia.

Di masa-masa tersebut, Tveranger pernah melakukan kunjungan ke Amerika Serikat untuk mempelajari seni dan sejarah. Ia mematenkan desain sepatunya itu pada tahun 1920. Sementara itu Wildsmith, produsen sepatu dari London, Inggris juga membuat sepatu serupa di tahun 1926.  

Dari Norwegia dan London, rancangan sepatu santai itu pun berkembang ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Desainnya lebih moderen dengan bahan bervariasi. Berikut adalah tayangan video mengenai proses pembuatan sepatu moccasin moderen.


***

Referensi: Britannica, The Canadian Encyclopedia, Eweniq, Heddels, Inquiry, NativeTech, Wikipedia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun