Keberhasilan itu membuat Alcaraz Garfia menjadi semakin optimis dengan permainannya. Akhirnya, game ketujuh menjadi game penentu kemenangan Alcaraz Garfia. Kesalahan servis Zverev membuat Alcaraz Garfia pun menjadi juara baru Madrid Open.
Ia terlihat sangat bahagia dengan kemenangan tersebut. Apalagi ia baru saja merayakan ulang tahunnya tanggal 5 Mei lalu. Gelar juara tersebut menjadi hadiah ulang tahun yang sangat istimewa yang ia raih dengan penuh perjuangan. Sebuah momen yang bakal ia ingat di sepanjang hidupnya.
Carlos Alcaraz Garfia menjadi juara termuda sepanjang sejarah Madrid Open. Ia juga menjadi petenis termuda kedua yang meraih dua gelar ATP Masters 1000 di tahun yang sama. Sebelum juara di Madrid, ia menjuarai Miami Open 2022. Pencapaiannya tersebut menyamai rekor sang idola, Nadal, yang meraih gelar Monte-Carlo Masters dan Italian Open tahun 2005 ketika masih berusia 19 tahun.
Sebagai jawara di Madrid Open, Carlos Alcaraz berhak atas sebuah piala juara dan hadiah uang sebesar 1,04 juta Euro atau sekira 15,9 miliar rupiah. Peringkatnya juga terdongkrak dari posisi 9 ke posisi 6 dunia berkat tambahan poin juara sebanyak 1.000 poin.
Sebagai informasi, Alcaraz Garfia menyatakan mundur dari turnamen berikutnya yaitu Italian Open 2022 yang digelar mulai 5 Mei hingga 15 Mei 2022 di kota Roma, Italia. Ia rehat sejenak agar bisa fokus pada penyembuhan cedera kakinya. Publik tenis berharap ia bisa tampil di Perancis Terbuka yang diadakan akhir Mei 2022 ini.
Pencapaian terbaik Jabeur di sepanjang karirnya
Tampil di arena utama Manolo Santana Stadium, pertandingan antara Ons Jabeur dan Jessica Pegula di turnamen level WTA 1000 tersebut berlangsung menarik. Jabeur tampil dengan penuh optimisme dengan pukulan variatif, dan tentu saja tak ketinggalan aksi drop shot andalannya yang membuat lawan-lawannya was-was. Bertanding selama hampir dua jam, pada akhirnya Jabeur menang dengan angka 7-5, 0-6 dan 6-2.
Tidak ada yang menyangka bahwa Jabeur bakal melenggang ke babak final dan menjadi juara di Madrid Open 2022. Ini karena perjalanan petenis 27 tahun itu menuju babak final terbilang menantang.
Di babak-babak sebelumnya, Jabeur mesti menjalani laga tiga set sebanyak dua kali. Dari data pertandingan, Jabeur bisa unggul di set pertama, tapi bisa kalah di set kedua dengan gap angka yang cukup jauh dengan lawannya sebelum berjuang keras dan memenangkan set ketiga.
Misalnya ketika menghadapi Varvara Gracheva (Rusia) di babak kedua, skor kemenangan Jabeur adalah 7-5, 0-6 dan 6-4. Begitu pula ketika ia menghadapi Belinda Bencic (Swiss) yang belum lama ini mengalahkannya di babak final Charleston Open dimana ia menang dengan skor 6-2, 3-6 dan 6-2. Kesimpulannya, Jabeur hampir tersingkir di babak awal.
Di babak perempat final, Jabeur berjumpa dengan lawan berat yaitu Simona Halep dari Rumania. Meskipun tahun ini Halep tidak diunggulkan, ia tidak boleh dianggap remeh karena pernah juara dua kali yaitu di tahun 2016 dan 2017. Ternyata Jabeur mampu menang mudah atas Halep dua set langsung 6-3, 6-2.