Di game penentu saat kedudukan 5-4, ia mencetak love game (angka 40-0) dan menutup pertandingan dengan backshot di depan net yang tak mampu dikejar oleh Ruud. Garfia langsung telentang di tengah lapangan, merasa haru bercampur bahagia dengan kemenangannya.
Garfia yang masih berusia 18 tahun menjadi juara termuda sepanjang sejarah Miami Open digelar. Ia mematahkan rekor Novak Djokovic (Serbia) yang juara tahun 2007 ketika berusia 19 tahun.
Para pengamat tenis dan fans tenis menilai bahwa Garfia bakal memiliki masa depan yang cemerlang. Dalam sebuah wawancara, ia sangat berambisi menjuarai turnamen grand slam dan menjadi petenis nomor satu dunia yang akan ia wujudkan tahun ini juga.
Garfia tidak sesumbar. Ia memiliki sejumlah kekuatan yang dapat membuatnya menjadi petenis masa depan. Kemampuan permainannya lengkap dengan cover lapangan yang sangat baik serta mental sekuat baja. Bahkan ada yang mengatakan bahwa ia memiliki perpaduan gaya permainan dan mental para petenis yang pernah disebut sebagai "Big Three", yaitu Roger Federer (Swiss), Rafael Nadal (Spanyol) dan Djokovic.
Dalam satu sesi wawancara lainnya, Garfia pernah mengatakan bahwa Nadal adalah idolanya. Akan tetapi ia lebih berkiblat ke Federer, khususnya pada teknik bermain agresif di depan net yang merupakan skill Federer.
Kita akan mengikuti sepak terjang Garfia di masa mendatang dan menjadi saksi bahwa Garfia mampu mewujudkan semua mimpinya. Yang jelas, usai kemenangannya di Miami, peringkat Garfia naik pesat dari posisi 16 ke 11 dunia. Ia segera masuk ke Top 10 bila ia mampu menjaga ritme permainannya di turnamen-turnamen berikutnya.
Iga Swiatek, sang "Sunshine Double" baru
Swiatek mencatat kemenangan yang sempurna di Miami Open 2022. Ia menjadi juara tanpa kehilangan satu set pun. Bahkan di babak final yang berlangsung pada 2 April 2022 lalu, ia membabat Osaka di set kedua tanpa kenal ampun dengan angka 6-0.
Petenis yang baru saja menjadi ratu tenis dunia ini juga berhasil meraih gelar "Sunshine Double", dimana ia menjadi juara turnamen Indian Wells dan Miami Open di tahun yang sama. Swiatek mencatatkan dirinya sebagai petenis ke-11 yang mendapat predikat tersebut.
Namanya kini sejajar dengan Steffi Graf (Jerman), Kim Clijsters (Belgia), dan Victoria Azarenka (Belarus) yang juga menjuarai dua turnamen tersebut di tahun yang sama.
Swiatek juga membuktikan diri bahwa ia piawai di lapangan keras. Kurang lebih selama satu setengah bulan terakhir, ia menjadi juara di tiga turnamen hard court secara berturut-turut. Ketiga turnamen tersebut adalah Qatar Open (WTA 1000 non mandatory) pada 25 Februari 2022, serta Indian Wells pada 21 Maret dan Miami Open pada 2 April yang keduanya merupakan turnamen WTA 1000 Mandatory.
Raihan gelar juara tersebut membuat Swiatek memuncaki ranking tunggal putri WTA dan WTA Race. Swiatek menjadi petenis pertama yang menggantikan Ashleigh Barty (Australia) dari kursi singgasana usai mundur dari dunia tenis profesional akhir Maret 2022 lalu.