Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rawan bencana alam. Mulai dari cuaca ekstrim, kebakaran hutan, banjir, tanah longsor, erupsi gunung berapi, gempa bumi hingga tsunami.
Setiap tahun selalu terjadi bencana alam di berbagai wilayah di Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa sejak 1 Januari hingga 29 Maret 2022 terjadi 1.111 bencana alam yang merenggut korban jiwa sebanyak 79 orang, empat orang hilang serta 589 orang luka-luka.
Sekira 1,65 juta orang mengungsi ke tempat yang lebih aman. Lebih dari 278 ribu rumah terendam  banjir dan 18 ribu rumah mengalami kerusakan baik ringan, sedang hingga berat. (sumber: Geoportal Data Bencana Indonesia)
Menjadi warga Indonesia artinya kita harus selalu siap bila sewaktu-waktu bencana alam terjadi. Tidak ada seorang pun yang menduga ketika gempa bumi besar dan tsunami dahsyat melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam. Begitu pula dengan gempa bumi yang melanda wilayah Jogjakarta pada 27 Mei 2006, hingga erupsi gunung Semeru Desember 2021.
Ketika bencana tiba, kita tidak tahu apa yang bakal terjadi pada diri kita. Tetapi kita bisa bersiap diri apabila bencana itu terjadi.
Sekarang ini, bencana alam juga telah dipelajari sehingga dapat diantisipasi. BNBP juga telah memiliki rencana mitigasi yang mumpuni agar dampak bencana dapat terkendali dan dampaknya dapat diminimalisasi.
Panduan tas siaga bencana BNPB
Untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai mitigasi bencana di tingkat individu atau keluarga, BNPB memiliki sebuah buku saku digital berjudul "Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana" yang bisa diunduh secara cuma-cuma.
Nah, di salah satu bagian buku digital tersebut terdapat panduan mengenai tas siaga bencana yang perlu disiapkan oleh masyarakat untuk mengantisipasi bila terjadi bencana atau pun situasi darurat lainnya. Tas siaga bencana itu berisi kebutuhan dasar individu untuk bertahan kira-kira selama tiga hari hingga bantuan tiba.