Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tas Siaga Bencana, Sudah Punyakah Anda?

30 Maret 2022   13:21 Diperbarui: 31 Maret 2022   11:02 1804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila ada anggota keluarga yang memerlukan obat-obatan khusus, maka obat-obatan itu wajib masuk dalam tas siaga bencana. Kelompok obat-obatan khusus ini misalnya obat untuk penderita hipertensi, diabetes dan asma. Pastikan semua obat-obatan belum melewati tanggal kadaluwarsa.

KEENAM, radio atau ponsel. Ketika terjadi bencana, komunikasi telepon fixed line dan seluler termasuk layanan internet mungkin terputus. Wilayah yang terdampak bencana praktis menjadi blank spot atau terisolasi.

Bila kita menghadapi situasi yang demikian, maka alat komunikasi yang bisa diandalkan adalah komunikasi satelit dan radio. Telepon satelit adalah yang paling ideal karena bisa dipakai dimana saja karena langsung terhubung ke satelit, bukannya BTS di darat.

Akan tetapi cost telepon ini terbilang tidak murah. Penelusuran di sebuah website ecommerce, harga telepon satelit berkisar antara 6 hingga hampir 30 juta rupiah. Itu belum termasuk biaya pulsa dengan SIM card pra bayar yang harganya sekira ratusan ribu hingga jutaan rupiah tergantung jumlah unit yang dijual.

Kompasianer Levina Litaay dalam artikel yang ia tulis belum lama ini pernah menginformasikan harga pulsa telepon satelit. Ia  membeli kartu perdana prabayar berisi pulsa 50 unit dengan harga Rp 1.030.800,- yang dapat dipakai untuk berkomunikasi selama 50 menit. Telepon satelit juga bisa dipakai untuk mengirim pesan singkat SMS.

Alternatif lainnya adalah komunikasi radio, akan tetapi jangkauannya lebih terbatas dari pada telepon satelit. Alat komunikasi radio dua arah yang relatif praktis dan ringan selama masa darurat adalah walkie talkie atau handy talkie (HT). Rasanya kita perlu mempertimbangkan memasukkan alat ini ke dalam tas siaga bencana.

Ponsel bisa tetap dimasukkan ke dalam tas siaga bencana. Siapa tahu sinyal seluler atau internet muncul sehingga kita bisa melakukan komunikasi dengan keluarga atau orang lain di luar area terdampak bencana.

Fitur radio pada ponsel juga bermanfaat untuk mengikuti informasi terbaru. Jangan lupa membawa headset atau earphone agar bisa mengaktifkan fitur ini di ponsel Anda. Bawa serta charger ponsel dan power bank agar ponsel dapat diisi ulang dayanya.

Ponsel juga bisa digunakan untuk mencatat informasi tertentu. Nah, kalau begitu jangan lupa memasukkan juga buku catatan dan pena.

KETUJUH, alat penerangan. Aliran listrik di area terdampak bencana biasanya terputus, membuat suasana gelap gulita ketika malam. Beruntung kita hidup di jaman moderen dimana produk alat penerangan beragam dan relatif mudah diperoleh di pasaran. Kita bisa memakai lilin, lampu minyak, hingga lampu senter, headlamp dan lentera LED.

Di pasaran sudah ada produk lampu senter dan lentera LED yang dayanya bisa diisi ulang dengan charger atau power bank. Ada juga power bank yang memiliki fitur senter yang bisa digunakan sebagai alat penerangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun