Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tas Siaga Bencana, Sudah Punyakah Anda?

30 Maret 2022   13:21 Diperbarui: 31 Maret 2022   11:02 1804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tas siaga bencana dan isinya. (sumber: selecthealth.org)

Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rawan bencana alam. Mulai dari cuaca ekstrim, kebakaran hutan, banjir, tanah longsor, erupsi gunung berapi, gempa bumi hingga tsunami.

Setiap tahun selalu terjadi bencana alam di berbagai wilayah di Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa sejak 1 Januari hingga 29 Maret 2022 terjadi 1.111 bencana alam yang merenggut korban jiwa sebanyak 79 orang, empat orang hilang serta 589 orang luka-luka.

Sekira 1,65 juta orang mengungsi ke tempat yang lebih aman. Lebih dari 278 ribu rumah terendam  banjir dan 18 ribu rumah mengalami kerusakan baik ringan, sedang hingga berat. (sumber: Geoportal Data Bencana Indonesia)

Menjadi warga Indonesia artinya kita harus selalu siap bila sewaktu-waktu bencana alam terjadi. Tidak ada seorang pun yang menduga ketika gempa bumi besar dan tsunami dahsyat melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam. Begitu pula dengan gempa bumi yang melanda wilayah Jogjakarta pada 27 Mei 2006, hingga erupsi gunung Semeru Desember 2021.

Ketika bencana tiba, kita tidak tahu apa yang bakal terjadi pada diri kita. Tetapi kita bisa bersiap diri apabila bencana itu terjadi.

Sekarang ini, bencana alam juga telah dipelajari sehingga dapat diantisipasi. BNBP juga telah memiliki rencana mitigasi yang mumpuni agar dampak bencana dapat terkendali dan dampaknya dapat diminimalisasi.

Panduan tas siaga bencana BNPB

Untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai mitigasi bencana di tingkat individu atau keluarga, BNPB memiliki sebuah buku saku digital berjudul "Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana" yang bisa diunduh secara cuma-cuma.

Sampul ebook
Sampul ebook "Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana" (sumber: bnpb.go.id)

Nah, di salah satu bagian buku digital tersebut terdapat panduan mengenai tas siaga bencana yang perlu disiapkan oleh masyarakat untuk mengantisipasi bila terjadi bencana atau pun situasi darurat lainnya. Tas siaga bencana itu berisi kebutuhan dasar individu untuk bertahan kira-kira selama tiga hari hingga bantuan tiba.

Senyampang situasi masih aman, setiap individu atau pun keluarga bisa mulai menyiapkannya dari sekarang. Tas siaga yang digunakan adalah tas ransel baik baru atau pun tas yang mungkin lama tersimpan gudang. Di marketplace tersedia tas khusus yang dipakai untuk siaga bencana. Atau bisa juga mencari tas ransel bekas di triftshop yang harganya sudah pasti lebih miring.

Gambaran tas siaga bencana dan isinya bisa disimak lewat video berikut ini.

Setiap anggota keluarga perlu memiliki tas ransel dengan ukuran sesuai dengan kemampuan masing-masing, misalnya 10 liter, 20 liter, 25 liter, atau 65 liter.  Perlu dipertimbangkan bahwa tas ransel berukuran kecil kurang maksimal mengangkut kebutuhan dasar, sebaliknya tas ransel jumbo yang berkapasitas lebih besar akan memiliki bobot yang semakin berat juga. Tas ransel yang dilengkapi dengan cover atau penutup dapat melindungi dari hujan.

Baiklah, buku "Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana" tersebut memuat barang-barang yang harus dibawa oleh individu atau keluarga apabila area tempat tinggalnya mengalami bencana atau situasi darurat. Barang-barang  tersebut adalah:
1. surat-surat penting
2. pakaian
3. makanan ringan
4. air minum
5. kotak P3K
6. radio/ponsel
7. alat penerangan
8. uang
9. peluit, masker dan perlengkapan mandi.

Nah, tulisan ini mencoba menjelaskan barang-barang tersebut serta memberi sejumlah masukan yang mungkin bermanfaat. Bagian akhir tulisan menambahkan barang-barang lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Tas siaga bencana, apa saja isinya?

PERTAMA, surat-surat penting. Buku tersebut menjelaskan dokumen penting dalam kelompok ini antara lain surat tanah, surat kendaraan, ijasah, akta kelahiran, dan lain-lain.

Dokumen-dokumen bisa dimasukkan ke dalam map plastik berkancing atau sheet protector plastik. Hindari memasukkan dokumen ke dalam amplop atau map kertas. Karena bila terkena air hujan, maka dokumen-dokumen di dalamnya bisa basah dan rusak.

Apabila Anda memilih menggunakan sheet protector plastik, dokumen-dokumen tersebut bisa dikumpulkan menjadi satu ke dalam sebuah map plastik, map binder, map harmonika atau pun ordner. Ordner yang dimensinya lebar dan bersampul tebal dapat menyimpan lebih banyak dokumen, akan tetapi lebih susah masuk ke dalam tas ransel. Anda bisa memilih mana yang paling sesuai.

Dokumen kartu identitas (KTP dan KTP anak) dibawa oleh masing-masing anggota keluarga. Rasanya perlu memasukkan dompet ke dalam setiap tas siaga bencana. Dompet nantinya juga dipakai untuk menyimpan uang yang nanti dijelaskan di bagian delapan.

Oh ya, rasanya perlu memasukkan fotokopi kartu identitas setidaknya 10 lembar ke dalam dompet. Siapa tahu nanti diperlukan.

KEDUA, pakaian baik pakaian sehari-hari, celana panjang dan pakaian dalam. Termasuk juga pakaian hangat, jaket dan selimut untuk mengantisipasi temperatur yang dingin. Selimut flanel dan fleece memberikan kehangatan dan bobotnya relatif ringan. Tapi ada produk selimut emergency yang berbahan aluminium yang juga sama-sama memberikan kehangatan.

Perlu juga menyiapkan jas hujan untuk berjaga-jaga bila hujan. Jas hujan yang paling ideal adalah setelan baju dan celana, akan tetapi jas hujan kelelawar atau ponco lebih mudah dikenakan. Bagian belakang jas hujan ponco juga bisa berfungsi melindungi tas ransel dari terpaan hujan.

Nah, ketika memasukkan pakaian ke dalam tas ransel, kita perlu mempelajari ilmu tidy up ala Marie Kondo atau pun metode army roll yang kerap dipakai oleh para pendaki gunung. Metode army roll bisa memaksimalkan kapasitas tas ransel dimana setiap item pakaian digulung hingga kecil. Kita bisa meletakkannya secara acak asal masuk, atau dipisahkan menurut jenis pakaian agar lebih mudah memilihnya ketika digunakan nanti. Tayangan video berikut mungkin bermanfaat.

Untuk keperluan tas siaga bencana, rasanya tidak perlu pakaian baru. Pakaian yang lama tersimpan di almari baju boleh-boleh saja asalkan masih muat di badan. Tetapi bila memang perlu membeli baju baru juga tidak mengapa.

KETIGA, makanan ringan, dalam hal ini makanan kering siap makan dan tahan lama. Termasuk dalam makanan ini misalnya mie instan, biskuit, abon, sarden atau kornet kalengan (varian tidak pedas), coklat dan lain-lain.

Mie instan perlu untuk diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Perlu dipertimbangkan membawa perlengkapan memasak portabel seperti kompor gas portabel dan panci nesting berikut sendok dan garpu plastik, alat pembuka kaleng dan pisau. Untuk pisau sebaiknya membawa pisau lipat swiss army yang biasanya sudah termasuk pisau, pembuka botol dan pembuka kaleng.

Di Indonesia belum ada produk makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi secara praktis oleh warga yang terdampak bencana. Padahal sebagian warga mungkin mengalami kesulitan dalam mengolah makanan selama masa darurat.

Sebagai informasi, di Jepang terdapat produk-produk makanan dan minuman darurat yang disebut hijoushoku. Semua produk makanan dan minuman tersebut siap dikonsumsi selama masa darurat dan memiliki masa kadaluwarsa yang lama. Ada juga produk makanan yang bisa dikonsumsi dalam keadaan hangat berkat teknologi hotpack yang mengandung kalsium oksida. Berikut video mengenai hijoushoku.

Untuk saat ini, kita bisa mengisi tas siaga darurat kita dengan produk makanan dan minuman yang terpajang di rak toko atau swalayan terdekat. Apapun jenis makanannya, pastikan belum melewati masa kadaluwarsa agar tidak menimbulkan masalah kesehatan selama masa darurat.

KEEMPAT, air minum atau air mineral. Setiap tas siaga bencana perlu membawa air mineral botol atau pun kantong air untuk kebutuhan setidaknya tiga hari. Bila kebutuhan air harian adalah dua liter, maka setiap anggota keluarga atau individu perlu membawa air mineral sebanyak enam liter.

Bila satu liter setara dengan satu kilogram, maka volume air tersebut setara dengan enam kilogram. Orang dewasa rasanya tidak terlalu berat, tetapi bagi anak-anak akan menjadi masalah. Troli lipat bisa menjadi solusi untuk mengangkut air minum. Setidaknya dapat mengurangi beban barang yang harus dipanggul.

Apabila tidak ada air mineral, air bersih juga bisa diperoleh dari hujan, dari sungai atau rawa. Tetapi air tersebut harus diproses terlebih dahulu dengan water filter atau penyaring air. Tetapi alat tersebut biasanya cukup mahal.

Nah, ada cara sederhana untuk membuat penyaring air dengan bahan-bahan yang relatif mudah diperoleh. Bahan-bahannya adalah botol bekas air mineral, kapas, pasir, arang, kerikil dan batu kali. Berikut video DIY pembuatannya:.

Wahhh... air yang dikeluarkan jernih. Tetapi, air itu perlu dimasak terlebih dahulu agar lebih aman dikonsumsi. Hmm, rasanya kita perlu memiliki alat itu. Kita bisa membuatnya di masa aman untuk digunakan nanti selama masa darurat.

KELIMA, kotak P3K atau Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Nah, ini penting dan jangan sampai tidak masuk ke dalam tas siaga bencana.

Ketika terjadi bencana di suatu wilayah, layanan medis darurat pasti akan dibangun. Akan tetapi, kita juga perlu membekali diri kita dan keluarga kita obat-obatan dasar yang dijual bebas di pasaran.

Nah, obat-obatan dasar misalnya obat anti diare, obat maag, obat flu dan batuk, serta obat pereda nyeri. Obat-obatan luar misalnya cairan atau salep antiseptik untuk luka, salep pereda nyeri dan salep anti jamur juga perlu dimasukkan dalam daftar. Begitu pula lotion anti nyamuk agar kita terhindar dari nyamuk malaria dan nyamuk demam berdarah.

Perlu juga membawa kassa dan kapas. Juga plester penutup luka yang mudah diperoleh di pasaran. Bisa juga memasukkan plester kompres dalam daftar P3K. Plester ini akan membantu apabila anak-anak demam atau panas.

Apabila ada anggota keluarga yang memerlukan obat-obatan khusus, maka obat-obatan itu wajib masuk dalam tas siaga bencana. Kelompok obat-obatan khusus ini misalnya obat untuk penderita hipertensi, diabetes dan asma. Pastikan semua obat-obatan belum melewati tanggal kadaluwarsa.

KEENAM, radio atau ponsel. Ketika terjadi bencana, komunikasi telepon fixed line dan seluler termasuk layanan internet mungkin terputus. Wilayah yang terdampak bencana praktis menjadi blank spot atau terisolasi.

Bila kita menghadapi situasi yang demikian, maka alat komunikasi yang bisa diandalkan adalah komunikasi satelit dan radio. Telepon satelit adalah yang paling ideal karena bisa dipakai dimana saja karena langsung terhubung ke satelit, bukannya BTS di darat.

Akan tetapi cost telepon ini terbilang tidak murah. Penelusuran di sebuah website ecommerce, harga telepon satelit berkisar antara 6 hingga hampir 30 juta rupiah. Itu belum termasuk biaya pulsa dengan SIM card pra bayar yang harganya sekira ratusan ribu hingga jutaan rupiah tergantung jumlah unit yang dijual.

Kompasianer Levina Litaay dalam artikel yang ia tulis belum lama ini pernah menginformasikan harga pulsa telepon satelit. Ia  membeli kartu perdana prabayar berisi pulsa 50 unit dengan harga Rp 1.030.800,- yang dapat dipakai untuk berkomunikasi selama 50 menit. Telepon satelit juga bisa dipakai untuk mengirim pesan singkat SMS.

Alternatif lainnya adalah komunikasi radio, akan tetapi jangkauannya lebih terbatas dari pada telepon satelit. Alat komunikasi radio dua arah yang relatif praktis dan ringan selama masa darurat adalah walkie talkie atau handy talkie (HT). Rasanya kita perlu mempertimbangkan memasukkan alat ini ke dalam tas siaga bencana.

Ponsel bisa tetap dimasukkan ke dalam tas siaga bencana. Siapa tahu sinyal seluler atau internet muncul sehingga kita bisa melakukan komunikasi dengan keluarga atau orang lain di luar area terdampak bencana.

Fitur radio pada ponsel juga bermanfaat untuk mengikuti informasi terbaru. Jangan lupa membawa headset atau earphone agar bisa mengaktifkan fitur ini di ponsel Anda. Bawa serta charger ponsel dan power bank agar ponsel dapat diisi ulang dayanya.

Ponsel juga bisa digunakan untuk mencatat informasi tertentu. Nah, kalau begitu jangan lupa memasukkan juga buku catatan dan pena.

KETUJUH, alat penerangan. Aliran listrik di area terdampak bencana biasanya terputus, membuat suasana gelap gulita ketika malam. Beruntung kita hidup di jaman moderen dimana produk alat penerangan beragam dan relatif mudah diperoleh di pasaran. Kita bisa memakai lilin, lampu minyak, hingga lampu senter, headlamp dan lentera LED.

Di pasaran sudah ada produk lampu senter dan lentera LED yang dayanya bisa diisi ulang dengan charger atau power bank. Ada juga power bank yang memiliki fitur senter yang bisa digunakan sebagai alat penerangan.

Oh ya, jangan lupa menyertakan korek api atau korek gas. Korek api bisa dipakai untuk menyalakan lilin atau untuk memasak. Masukkan korek api ke dalam plastik kresek atau plastik klip agar tidak terkena air, baik air dari perbekalan yang tumpah atau pun air hujan.

Tayangan video berikut yang membahas tentang alat penerangan ketika terjadi blackout atau mati lampu mungkin bermanfaat.


KEDELAPAN, uang. Sebisa mungkin menyiapkan uang tunai sebagai alat transaksi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama masa darurat. Kemungkinan besar jaringan telekomunikasi dan listrik terputus, sehingga transaksi uang atau dompet digital mustahil dilakukan.

Mengenai jumlah uang yang harus disimpan sifatnya relatif. Bisa disesuikan menurut kebutuhan sehari-hari atau jumlah anggota keluarga. Nasehat dari seorang perencana keuangan, kita perlu menyisihkan dana sebesar 10 persen dari penghasilan bulanan di masa aman. Tabungan tersebut dapat membantu kita selama situasi darurat. (sumber: CNN Indonesia)

KESEMBILAN, barang penunjang wajib seperti peluit, masker dan perlengkapan mandi. Peluit bisa digunakan untuk memberi isyarat posisi kita kepada orang lain atau tim penyelamat. Setiap anggota keluarga perlu memiliki satu peluit di dalam tas siaga bencana. Harga peluit di pasaran juga sangat terjangkau. Kita bisa membelinya di lapak online atau offline, biasanya di toko perlengkapan olahraga.

Stok masker perlu dimasukkan ke dalam tas siaga bencana, baik masker medis dan kain. Masker dapat melindungi saluran pernafasan kita ketika udara di sekitar kita kotor atau tercemar zat berbahaya. Ketika terjadi bencana alam di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, masker juga berfungsi untuk melindungi kita dari kemungkinan terinfeksi.

Perlengkapan mandi dasar penting dibawa serta, yaitu handuk, sabun, sampo, pasta gigi dan sikat gigi. Sebaiknya membawa handuk yang tipis karena handuk tebal akan mengurangi kapasitas tas siaga bencana. Handuk digulung agar lebih efisien. Jangan lupa membawa tas plastik berukuran besar untuk tempat pakaian kotor yang akan dicuci nanti.

KESEPULUH, barang lainnya disesuaiakan dengan kebutuhan individu atau keluarga, misalnya tisu, gunting, isolasi, tali rafia, plastik kresek (untuk sampah), payung, sarung tangan, hammock dan lain-lain. Termasuk di sini tas tambahan khusus untuk ibu hamil, anak bayi atau balita dan lansia.

Tas bayi yang biasanya digunakan ketika bepergian bisa digunakan sebagai tas siaga bencana. Tas diisi dengan stok popok bayi sekali pakai, popok kain yang bisa dipakai berulang kali, botol susu, perlengkapan mandi, minyak telon, dan lain-lain.

Begitu pula dengan tas lansia yang mungkin bisa diisi dengan popok lansia, pakaian, selimut, obat-obatan, serta underpad / perlak. Apabila lansia mengalami kelumpuhan, kasur atau matras anti dekubitus perlu dibawa beserta pompanya. Perlu diperhatikan bahwa pompa kasur ini menggunakan pompa listrik.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun