Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Australian Open dan Ujian dari Alam

18 Januari 2020   13:47 Diperbarui: 18 Januari 2020   19:37 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Turnamen tenis akbar grand slam Australian Open (AO) 2020 telah dikonfirmasi akan tetap diselenggarakan sesuai jadwal di tengah bencana kebakaran hutan dan semak di Australia yang sangat masif. AO 2020 akan diadakan di Melbourne Park, Victoria, Australia.

Sebelumnya sempat muncul isu bahwa turnamen dibatalkan atau diundur. Namun Direktur turnamen AO, Craig Tiley, menyatakan bahwa turnamen tetap dilaksanakan sesuai jadwal. (sumber: CNN.com)

Kepada para jurnalis, Tiley mengatakan bahwa pihak penyelenggara turnamen menggunakan pengukuran kualitas udara dengan tipe spesifik yang disebut PM2.5, dimana hasil pengukuran yang melebihi angka 200 akan dinilai tidak aman bagi para petenis.

Tiley mengatakan bahwa angka di atas 200 tercatat hanya terjadi sekali, yakni pada Selasa (14/01/20) ketika pertandingan babak kualifikasi, membuat pertandingan ditunda selama satu jam.

Bila kualitas udara buruk dan membahayakan para petenis, pihak penyelenggara pertandingan bisa mengalihkan pertandingan di lapangan tertutup. 

Di Melbourne Park, ada tiga arena yang memiliki fasilitas sliding roof/retractable roof (atap buka tutup) dan delapan lapangan indoor di National Tennis Centre (NTC). Bisa saja seluruh turnamen akan digelar secara indoor jika memang harus demikian.

Saat ini babak kualifikasi sedang digelar meski sebagian petenis mengeluhkan kondisi udara yang buruk. 

Misalnya petenis Dalila Jakupovic (Slovenia) yang tidak mampu melanjutkan pertandingan babak kualifikasi dan terpaksa harus mundur. Asap cukup tebal membuatnya sesak nafas dan terkulai lemas di lapangan.

Sementara itu daftar unggulan petenis di babak utama sudah ditetapkan. Sedangkan penetapan susunan draw babak utama masih menunggu hasil pertandingan babak kualifikasi.

Para peserta babak kualifikasi tunggal putra dan putri memperebutkan 32 tempat di babak utama dimana sejauh ini masih berlangsung. Daftar lucky loser juga belum ditetapkan.

Demikian pula para petenis yang mendapatkan jatah wild card belum ditetapkan. Sejumlah petenis berjuang sejak bulan November 2019 lalu lewat serangkaian turnamen playoff resmi yang diselenggarakan di sejumlah tempat di tiga wilayah yaitu Amerika Serikat, Asia-Pasifik, dan Australia.

Para juara turnamen playoff otomatis mendapatkan wild card untuk bisa langsung bermain di babak utama. Wild card juga diberikan oleh pihak penyelenggara kepada petenis Australia melalui suatu kebijakan internal. 

Sementara khusus untuk ganda campuran, jatah wild card hanya diberikan bagi para petenis tuan rumah Australia.

Sebagai informasi, turnamen AO 2020 ini menjadi salah satu turnamen penting bagi setiap petenis menjelang Olimpiade Musim Panas yang akan digelar di Tokyo, Jepang pada Juli 2020 nanti. 

Syarat utama petenis yang dapat tampil di Olimpiade tersebut adalah menduduki peringkat 1 hingga 56 ATP atau WTA pada 8 Juni 2020. 

Poin besar dalam turnamen grand slam termasuk AO 2020 menjadi incaran agar membuka peluang masuk di Top 56.

Sejumlah situasi khusus yang pernah terjadi di Australian Open
Turnamen AO 2020 menggunakan lapangan keras dimana tahun ini untuk pertama kalinya Australian Open menggunakan lapangan GreenSet. Sejak tahun 2008 hingga 2019 lalu, arena Melbourne Park menggunakan lapangan keras Plexicushion.

Lapangan GreenSet juga diaplikasikan pada sejumlah turnamen pemanasan ATP dan WTA menjelang Australian Open 2020 seperti Adelaide, Brisbane International dan Hobart International. 

Seluruh arena yang digunakan untuk turnamen ATP Cup 2020 yang digelar di awal Januari 2020 lalu juga menggunakan lapangan baru ini.

Sayangnya di Australian Open 2020 ini kabut asap mewarnai perhelatan, sempat menimbulkan kekhawatiran apakah turnamen ini jadi digelar atau tidak. Tetapi sebetulnya ini bukan kali pertama turnamen Australian Open mengalami kendala eksternal yang berdampak pada pertandingan.

Di tahun 1995 lalu misalnya, banjir hebat pernah melanda arena Melbourne Park, sebagaimana diulas dalam buku "The Ultimate Encyclopedia of Tennis" (2018, halaman 209). 

Waktu itu sedang berlangsung pertandingan babak semifinal tunggal putra antara Andre Agassi (AS) melawan rekan senegaranya Aaron Krickstein.

Sebetulnya sliding roof sudah menutup persis sebelum hujan deras turun. Entah bagaimana, air tiba-tiba muncul dari bawah lapangan. Para petenis mencari tempat yang aman. 

Genangan air itu berasal dari Sungai Yarra yang tidak jauh dari arena, yang disebabkan oleh karena tekanan sistem pertahanan air yang sangat besar.

Air juga menggenangi jalan setapak menuju ruang media dan ruang loker. Listrik pun sempat dimatikan karena sejumlah jurnalis berjalan tanpa alas kaki.

Kondisi eksternal lain di Australian Open adalah hawa panas yang ekstrim. Di Australian Open 2018 lalu situasi ini sempat mengkhawatirkan penyelenggara turnamen. 

Waktu itu suhu udara mencapai 40 derajat Celsius. Kondisi seperti itu juga pernah terjadi di tahun 2014 lalu, yang mendorong adanya kebijakan Extreme Heat Policy (EHAP).

Di Australian Open 2018, petenis putra Gael Monfils (Perancis) sempat mengeluh kepanasan selama berada di lapangan. Rekan senegaranya, petenis putri Alize Cornet bahkan sempat mendapatkan perawatan medis setelah terbaring lemas di lapangan.

Begitu pula dengan Simona Halep (Rumania) yang sempat dirawat di rumah sakit Melbourne selama empat jam karena mengalami dehidrasi. Ketika ia bertanding melawan Caroline Wozniacki, atap Arena Rod Laver tidak menutup padahal panas menyengat.

Novak Djokovic (Serbia), juara Australian Open tujuh kali, sempat melontarkan kritik keras terhadap industri tenis yang kurang memperhatikan kesehatan para petenis. (The Guardian).

Direktur AO Tiley menyatakan bahwa pihak penyelenggara sangat memperhatikan kesehatan peserta. Mereka bekerja sama dengan tim medis untuk memberikan pemahaman kepada para petenis dalam mengantisipasi situasi tersebut. 

Guna melindungi peserta dari paparan hawa panas, pihak Australian Open bisa menunda pertandingan di arena terbuka (outdoor) dan menggelar pertandingan di lapangan indoor.

Di Australian Open 2019, hawa panas juga masih menghantui para peserta. Pada Australian Open 2019 ini untuk pertama kalinya ada kebijakan final set tie-breaks untuk semua pertandingan. 

Jika suatu pertandingan telah mencapai angka tie break 6-6 di set terakhir, maka angka penentu kemenangan adalah 10 poin atau angka pemenang terpaut dua poin dengan lawannya.

Berkaitan dengan hawa panas tersebut, untuk pertama kalinya di Australian Open 2019 pada partai tunggal pria akan disediakan waktu istirahat selama 10 menit yang diberikan setelah set ketiga. 

Syaratnya skala panas harus mencapai 4 atau lebih menurut Australian Open Heat Stress Scale. Angka maksimal adalah 5.

Australian Open Heat Stress Scale adalah pengukuran tingkat temperatur yang disusun oleh personil medis Tennis Australia bersama Thermal Ergonomics Laboratory di University of Sydney. 

Pengukuran dengan melihat sejumlah faktor yaitu suhu udara, pancaran panas atau tingkat paparan sinar matahari, kelembaban udara dan kecepatan angin.

Di tahun 2020 ini Australian Open mendapatkan ujian baru yaitu kabut asap. Pihak penyelenggara sudah menjelaskan bahwa pertandingan akan dilakukan di lapangan indoor bila hasil pengukuran PM2.5 menunjukkan angka di atas 200.

Tetapi arena indoor nampaknya juga tidak menjamin aman dari asap. Petenis Inggris Jay Clarke baru-baru ini melaporkan ketika sedang melakukan pemanasan di arena NTC, ia melihat asap keluar lewat sistem ventilasi gedung. (sumber: Telegraph)

Melihat kabut asap yang masih cukup pekat di kota Melbourne, semoga saja seluruh turnamen Australian Open 2020 berlangsung di lapangan indoor. 

Pihak penyelenggara Australian Open juga harus dapat memastikan arena indoor bebas asap dan aman dari sisi pemain, wasit, ball boy, ball girl hingga penonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun