Media Independent melansir seorang saksi mata, seorang manajer di sebuah perusahaan mesin di dekat TKP, yang mengatakan bahwa ia melihat truk tersebut pada Selasa sore (22/10/19) jam 14.00 waktu setempat ketika ia hendak bertemu dengan kliennya. Ia juga mengatakan bahwa tirai jendela kabin tertutup, sepertinya pengemudinya sedang tidur di dalamnya.
Tetapi, bisa saja saksi mata itu keliru karena setiap harinya banyak truk kontainer serupa lalu lalang di kawasan industri yang sangat luas itu. Banyak perusahaan kargo berkantor di sana.
Kasus penyelundupan manusia atau perdagangan manusia?
Insiden tersebut mengejutkan warga Inggris dan juga pejabat pemerintahan. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sampai mengungkapkan reaksinya tentang peristiwa tersebut lewat Twitter: "Tragedi yang tak dapat dibayangkan dan betul-betul menyedihkan". Sejumlah pejabat lainnya juga mengungkapkan reaksi serupa.
Penyebab tewasnya 39 orang tersebut masih dalam penyelidikan. Namun diduga kuat karena mereka membeku di sana. Kontainer tersebut ternyata tipe kontainer berpendingin udara, demikian menurut Richard Burnett, eksekutif Asosiasi Pengangkutan Jalan Raya Inggris, sebagaimana dilansir oleh BBC.com.
Jadi kontainer itu semacam kulkas berjalan. Kontainer seperti itu biasanya dipakai untuk mengangkut makanan, minuman, bunga atau pun produk farmasi. Suhu di dalam kontainer bisa mencapai minus 25 derajat Celcius. Itu lebih dari cukup untuk membuat orang di dalamnya terkena hipotermia.
Polisi menduga ini adalah upaya penyelundupan manusia (human smuggling) yang gagal. Pihak lain juga mengatakan bahwa ini adalah praktek perdagangan manusia (human trafikking). Hal ini masih diinvestigasi lebih lanjut.
Yang jelas, insiden serupa bukan pertama kalinya terjadi. Di tahun 2000 lalu sebanyak 58 orang migran dari China ditemukan tewas di sebuah truk kecil di Dover. Truk tersebut datang dari Belgia. Pengemudi truk ditangkap dan dihukum 14 tahun. Lalu di tahun 2014, sebuah kontainer berisi migran dari Afghanistan juga ditemukan di Tilbury Docks. Satu orang tewas, sementara 34 orang lainnya selamat. Â Â
Mengenai sejarah penyelundupan manusia ke Inggris, awalnya mobil boks menjadi pilihan utama calon migran ilegal. Seiring dengan kemajuan transportasi logistik, nampaknya menumpang lewat truk kontainer berpendingin pun mereka jalani demi bisa masuk ke negeri Ratu Elizabeth itu.
Kabarnya para migran ilegal itu sanggup membayar biaya kira-kira 10 ribu poundsterling (atau sekira 180 juta rupiah) per kepala demi bisa masuk dan tinggal di Inggris. Bila satu keluarga dengan dua anak misalnya, tinggal kalikan saja jumlah itu. Bila berhasil sampai Inggris dengan selamat, mereka pasti butuh tempat tinggal, perlu makanan dan keperluan sehari-hari dan pasti ada biaya-biaya lainnya.
Artinya penempuh jalur ilegal itu bukan orang melarat. Bila para korban yang ditemukan di Grays itu berasal dari Bulgaria, mereka membayar sekira 22 ribu Lev per orang. Itu jumlah yang sangat besar, cukup untuk membeli sebuah apartemen studio mewah di Sunny Beach, kota wisata di Bulgaria yang terletak di tepi Laut Mati.
Inggris memang menjadi salah satu negara favorit para penyelundup ilegal. Sama dengan sebagian orang Amerika Selatan yang berusaha masuk dan tinggal di Amerika Serikat lewat jalur ilegal, yang membuat Presiden Trump ingin membangun pagar tinggi di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.