***
Tentang Teddy, musisi berdarah Maluku kelahiran Jogjakarta ini adalah seseorang yang meyakini keajaiban pikiran. Beberapa kali ia mengangankan sesuatu yang akhirnya terwujud dengan sendirinya.
Ia bukan sosok yang perencana yang merencanakan hidup harus seperti ini atau seperti itu. Oleh karena itu ia menjalani saja apa yang ada di hadapannya. Tetapi ia tidak melakukannya dengan setengah-setengah.
Makanya ia pernah menjadi atlet sepak bola, juga menekuni olahraga tenis. Ia mencatat sejumlah prestasi di sana. Teddy sempat mengenyam pendidikan tinggi, tetapi panggilan batinnya nampaknya adalah musik. Ia memilih meleburkan diri di dalamnya, ingin total dalam bermusik. Tidak mudah baginya, tetapi ia meyakininya.
Lahir di keluarga yang cinta dengan musik membuatnya musik bukan dunia yang asing nan sepi baginya. Sang ayah dulu pemain musik yang beberapa kali mengiringi artis ibu kota. Pengembaraannya di dunia musik dan kegemarannya melakukan perjalanan di berbagai tempat membuatnya mengenal artis atau musisi berbakat yang nantinya akan terlibat dalam karya musiknya.
Nampaknya pilihan karirnya tidak salah. Album pertamanya "Nothing is Real" yang dirilis tahun 2017 lalu menjadi jembatan baginya menerima penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards sebagai Pendatang Baru Terbaik tahun 2017.
Indonesia Choice Awards NET 5.0 juga memasukkannya menjadi salah satu nominasi di kategori Male Singer of The Year. Sebuah pencapaian fantastis bagi seorang solois pria dari jalur indie.
***
Selang dua tahun setelah kesuksesan album pertama, Teddy ingin segera menyambung kisah berikutnya di album kedua. Konsep album "Question... " pun segera dirancang mulai tahun 2017 lalu.
Materi album dikumpulkan tahap demi tahap hingga tahun 2019. Ia dibantu musisi Kenny Gabriel, produser musik jebolan program "The Remix" yang menjadi co-producer di album ini.
Berbeda dengan album pertama yang didominasi dengan instrumen gitar, di album kedua ini Teddy bereksperimen dengan memasukkan sejumlah elemen yang memperkaya karya musiknya. Kenny membantu Teddy untuk instrumen piano, keyboard dan synthesizer.
Hal yang unik selama proses kreatif produksi album ini adalah pada sesi rekaman. Lagu-lagu tidak direkam di dalam studio konvensional melainkan di alam terbuka di tiga tempat keren yaitu di Singaraja dan Tabanan di Bali, dan Maribaya di Jawa Barat. Lokasi spesifik diungkap dalam video dokumenter "The Making of Question Mark ((?))" yang menyertai album fisik edisi terbatas.