Sepertinya Christian juga punya motivasi yang sama dengan Mark, entah sebagai pause untuk melepas penat atau ingin lepas dari hubungannya dengan Dani yang semakin kaku saja. Apalagi Dani belum sepenuhnya pulih dari rasa duka mendalam sejak kematian keluarganya yang tragis. Tapi lama-lama penonton akan tahu bahwa karakter Christian ini adalah karakter yang brengsek.
Setelah sejumlah pertengkaran, Dani pun memutuskan ikut ke Swedia. Pelle tidak masalah Dani ikut. Malah ia menyemangatinya seraya memperlihatkan sejumlah foto anggota komunitas Harga kepada Dani. Nampaknya komunitas itu berisi orang-orang baik yang berbudi. Dani nampak senang. Â Â Â Â Â
Setiba di Halsingland, mereka memang disambut oleh orang-orang Harga yang ramah, baik, ceria, banyak senyum dan penuh sopan santun. Suasana desa yang damai nan permai penuh bunga membuat Christian, Dani, Mark dan Josh nampak betah.
Apalagi perayaan musim panas itu juga menyuguhkan makanan setempat yang lezat. Sayangnya, tidak ada sinyal seluler di sana. Jadi mereka tidak dapat membagikan suasana di tempat tersebut lewat media sosial.
Di sana mereka berkenalan dengan dua warga Inggris, pasangan kekasih Simon dan Connie, yang diundang oleh Ingmar, saudara laki-laki Pelle. Mereka juga nampak senang dengan kunjungan ke komunitas tersebut.
Selama kunjungan tersebut, mereka akan tinggal di sebuah rumah pedesaan besar yang penuh dengan lukisan mural cantik di dinding dan plafonnya. Perhatikan baik-baik, setiap mural mengandung gambaran ritual yang dilakukan oleh komunitas tersebut.
Tetapi semua kesan surgawi itu ternyata hanya manis di muka dan di bibir saja. Tidak disangka, komunitas yang awalnya nampak baik hati dan sopan santun ternyata adalah komunitas jahanam yang melakukan ritual pengorbanan manusia di musim panas setiap 90 tahun sekali.
Beberapa anggota komunitas menjadi korban dari ritual tersebut. Mereka telah siap lahir batin untuk membiarkan raga mereka mati demi jiwa mereka yang abadi. Ritual komunitas Harga ini ditentang oleh para orang asing tersebut.
Salah seorang tetua komunitas berusaha memberikan pengertian akan ritual mereka kepada para orang asing itu. Masing-masing ritual memiliki maksud dan tujuan sendiri-sendiri. Semuanya demi tercipta keseimbangan alam. Terdengar menarik tapi sesungguhnya bejat.
Hari demi hari berlalu, para tamu itu juga menghilang satu demi satu, menyusul ulah mereka yang dirasa mengusik komunitas tersebut diantaranya melanggar peraturan. Betapa pintarnya warga komunitas itu menjelaskan kepada tamu yang tersisa ketika mereka mulai cemas tidak menemukan teman-teman mereka.