Sang orang tua mungkin bertanya kepada anaknya, "Kak, tugas rumah dari guru sudah dikerjakan?" "Apakah nanti ada ulangan?" Atau mungkin berpesan "Kakak jangan nakal di sekolah ya!". Sang anak mungkin saja optimis dengan ulangan hari itu karena sudah belajar dengan keras. Mungkin juga sudah membayangkan bermain dengan teman-teman sekolahnya kala jam istirahat.
Di waktu yang lain, suatu malam sepulang bekerja, saya melintasi sebuah jalan arteri yang super macet. Tidak biasanya jalan itu macet begitu parahnya. Ternyata ada kecelakaan lalu lintas persis setelah persimpangan jalan. Seorang pengendara motor tewas tepat di tengah jalan raya. Jenazahnya tergeletak tertutup kertas koran. Motornya rusak parah.
Tidak lama saya mendapatkan informasi tentang kecelakaan itu dari sebuah media massa. Korban pria tersebut terlindas sebuah kendaraan berat setelah terjatuh dari motor akibat tersenggol oleh kendaraan lainnya. Kendaraan yang menyenggolnya lari entah kemana, tidak berjejak.
Padahal sang korban tidak lama lagi akan tiba di rumahnya yang tidak begitu jauh dari TKP. Terbayang di benak saya ia akan segera bertemu dengan istrinya atau anak-anaknya. Terbayang ia segera sampai ke rumah berjumpa dengan istrinya, lalu mengobrol perihal masalah di kantor atau masalah pribadinya sambil menikmati makan malam, atau mungkin membahas keuangan rumah tangga.
Terbayang di benak saya pula, begitu sampai di halaman rumahnya, ia akan disambut oleh derai tawa anak-anaknya yang menggemaskan.. Anak-anak adalah obat mujarab peluruh beban pikiran dan penat usai bekerja seharian. Ternyata pada petang itu, anak-anaknya tidak akan pernah lagi menyambut ayah tercintanya... Lagi-lagi sedih membayangkannya...
***
Segala yang hidup di dunia ini akan mati. Begitu pula dengan kita, pada saatnya akan kembali ke haribaan Ilahi. Kematian tidak dapat diprediksi kapan dan dimana akan terjadi. Kematian juga tidak dapat dihindari. Walau sekuat tenaga kita berlari, kematian akan terjadi, hari ini atau esok hari...
Sayangnya, kematian tidak bisa diulangi, hanya terjadi sekali. Bila kematian bisa diulangi, itu hanya ada di cerita fiksi. Selagi masih hidup, hiduplah yang berarti karena bisa saja kita menemui mati tidak lama lagi, bisa jadi hari ini atau esok hari...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H