Warga Okinawa rata-rata mengonsumsi tiga porsi ikan seminggu. Juga cumi-cumi dan gurita yang kaya taurin, yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan tekanan darah. Protein nabati mereka peroleh dari biji-bijian utuh, sayuran dan produk kedelai terutama tofu.Â
Selain itu mereka juga mengonsumsi banyak rumput laut konbu yang kaya nutrisi. Rumput laut ini kerap disebut raja dari segala rumput laut.
Lebih lanjut Dr. Willcox menginformasikan bahwa orang Okinawa juga mengonsumsi ubi ungu yang kaya akan flavonoid, karotenoid, vitamin E dan likopen. Mereka juga makan buah mentimun pahit setempat yang disebut goya, yang terbukti menurunkan gula darah pada penderita diabetes.
Gaya hidup seperti itu, menurut Dr. Willcox, membuat warga Okinawa punya resiko kecil terkena arteriosklerosis atau pengerasan arteri. Mereka juga punya resiko sangat rendah terkena kanker lambung, kanker payudara dan prostat.
Lebih jauh, dalam penelitian yang dilakukan oleh Badri N. Mishra (2009), manula Okinawa punya resiko serangan jantung dan stroke yang rendah. Juga resiko osteoporosis dan Alzheimer yang jauh lebih rendah. Bahkan beberapa responden mengaku bahwa di usia 90-an mereka masih memiliki kehidupan seks yang aktif!
Dari penelitian Mishra, diketahui bahwa para centenarian Okinawa memiliki pembuluh darah yang bersih, kadar kolesterol dalam darah rendah, serta kadar homosistein rendah. Begitu pula kadar radikal bebas dalam darah mereka juga tergolong rendah. Tak heran walau sudah berusia lebih dari 100 tahun, mereka masih sehat dan kuat.
Berikut tayangan video tentang centenarian di Okinawa, Jepang.Â
Centenarian di Semenanjung Nicoya makan makanan sehat dan berprinsip "pura vida"
Berkebalikan dengan Okinawa yang lebih banyak centenarian wanita, centenarian di Nicoya kebanyakan pria. Centenarian warga Nicoya Peninsula atau Semenanjung Nicoya di Kosta Rika punya kebiasaan positif sehingga banyak dari mereka bisa tetap sehat di usia lanjut. Sebagaimana manusia lainnya di dunia, mereka mengalami proses penuaan tetapi berjalan sangat lambat.
Sepertinya Buettner bukan orang pertama yang mendokumentasikan tentang orang-orang Nicoya yang punya tingkat harapan hidup sangat tinggi. Jauh sebelum itu, yakni pada tahun 1904, Henri Pittier, seorang ahli konservasi, ahli botani dan ahli geografi dari Swiss, pada 1904 silam pernah menulis sebuah esai tentang penduduk Nicoya yang panjang umur.Â
Esainya berjudul "Impresiones y recuerdos: Jose Silverio Gomez 1801-1904" (Mengenang Jose Silverio Gomez 1801-1904, klik tautan ini untuk membaca artikel ini, artikel dalam bahasa Spanyol).