Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

10 Lagu Keren Bertema Nasionalisme Ini Layak Warnai HUT Kemerdekaan RI

14 Agustus 2019   21:39 Diperbarui: 14 Agustus 2019   21:44 9312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: Kompas.com)

Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 (HUT RI) tinggal sebentar lagi. Seluruh penjuru negeri telah dipenuhi dengan atribut berwarna merah dan putih. Bendera sudah pasti, umbul-umbul berwarna sama pun tak haram menjadi opsi. Kerlip lampu hias memikat hati. Semuanya semarak, semuanya merayakan dengan penuh ekspresi.

Tak terkecuali para musisi kita yang membuat lagu-lagu bertema cinta terhadap negeri. Sebagai warga negara Indonesia, kita semua sudah hafal dengan lagu wajib kebangsaan "Indonesia Raya" yang digubah sang maestro musik Wage Rudolf Supratman.

Beberapa lagu lain juga wajib kita ketahui, antara lain "Berkibarlah Benderaku" karya Saridjah Niung Bintang Soedibjo atau Ibu Soed, "Bagimu Negeri" gubahan Kusbini, "Satu Nusa Satu Bangsa" yang ditulis oleh Liberty Manik atau L.Manik, lalu "Rayuan Pulau Kelapa" karya Ismail Marzuki, dan "Dari Sabang Sampai Merauke" yang diciptakan oleh R. Soerardjo.

Masih banyak lagu-lagu wajib nasional lainnya yang mungkin banyak dari kita sudah hafal di luar kepala. Kita menghafalkannya dulu ketika masih belia. Bapak dan ibu guru sekolah kita memperkenalkan lagu-lagu itu. Jadi jasa mereka jangan dilupa.

Lagu-lagu di atas digubah oleh musisi wahid di masa lalu, ketika Indonesia belum lama meraih kemerdekaan. Di masa kini, sejumlah musisi juga berbuat hal yang sama. Mereka berkreasi membuat lagu yang mengandung rasa cinta dan bangga sebagai anak bangsa. Melodinya mengikuti jaman alias kekinian, namun semangat yang diusung tidak berbeda.

Misalnya lagu "Bendera" dari Cokelat yang bergema di mana-mana setiap tahunnya sejak lagu itu digubah di tahun 2001 lalu. Tempat mana yang tidak memutar lagu itu menjelang peringatan HUT RI. Rasanya kita sering mendengarkan lagu itu, tetapi tidak jua bosan mendengarkannya.

Lagu "Garuda di Dadaku" oleh band NTRL juga tak kalah terkenal. Kita kerap mendengarnya di banyak tempat ketika perayaan HUT RI tiba. Tidak hanya pada momen itu, lagu ini juga terdengar di pekan sejumlah pekan olahraga internasional, misalnya SEA Games, atau ASIAN Games di Jakarta yang baru lalu.

Lagu-lagu bertema cinta negeri pembangkit nasionalisme kekinian ternyata tidak satu atau dua. Ternyata ada banyak, sodara-sodara... Tulisan ini mencoba menghimpun beberapa diantaranya. Tidak banyak juga, cukup sepuluh saja.

Satu hal, daftar ini memuat hanya lagu-lagu asli, bukan lagu-lagu lama yang dibawakan kembali (di-cover) atau pun diaransemen ulang. Lagu-lagu yang diulas dalam tulisan ini bisa menjadi playlist pribadi di sepanjang tanggal 17 Agustus nanti. Semuanya keren, semuanya mengandung lirik yang nancep di hati.

Apa saja lagu-lagu itu, let's check it out. (catatan: daftar lagu sesuai abjad)

"Bendera", oleh Cokelat

Band Cokelat di tahun 2001 silam merilis album "Rasa Baru". Waktu itu Kikan menjadi vokalis utama band dari Jakarta itu. Pada tahun 2002, mereka memutuskan merilis album berjudul sama namun versi Special Edition. Album repackage itu mengandung dua lagu tambahan. Salah satunya adalah lagu berjudul "Merah Putih" yang ternyata tak lekang oleh waktu. Lagu ini diciptakan oleh Eross Chandra, personil band Sheila on 7.

Siapa yang tidak suka dengan lagu ini? Punya tema semangat cinta negeri, checked. Liriknya bagus dan mudah dihafalkan, checked. Musiknya kekinian dan enak, checked. Aransemen musiknya menggetarkan hati menambah semangat cinta negeri, checked. Vokalisnya menyanyikannya dengan penuh hayat dan semangat, checked.

Well, lagu ini sempurna dari segala sisi. Tak heran, lagu ini sering diputar di mana-mana khususnya di hari-hari menjelang hingga puncak peringatan HUT RI setiap tahunnya. Di kantor, kompleks perumahan, sekolah, kampung-kampung dan banyak tempat di seluruh negeri memutar lagu ini.

Bassis Cokelat, Ronny Febry Nugroho kepada merahputih.com mengungkapkan bahwa awalnya lagu ini didedikasikan untuk pasukan perdamaian Indonesia yang berangkat ke luar negeri. Tetapi ternyata lagu itu juga memberikan semangat yang sama untuk orang Indonesia yang berjuang di kancah internasional, seperti olimpiade sains, pekan olahraga dan lain-lain.

Cokelat juga mengaransemen sejumlah lagu nasional yang bercita rasa baru yang dihimpun dalam album spesial berjudul "Untukmu INDONESIA-ku" yang dirilis tahun 2006. Mereka memasukkan kembali lagu "Bendera" versi baru. Baik versi 2002 dan 2006 sama-sama layak untuk didengar.

Berikut tayangan video musik lagu "Bendera". 


"Cinta Indonesia", oleh Vina Panduwinata

Satu lagu kategori pop lainnya yang bertema cinta tanah air adalah "Cinta Indonesia". Lagu bertempo sedang ini dibawakan oleh Vina Panduwinata, biduanita senior tanah air yang akrab disapa dengan Mama Ina.

Lirik lagu ini sarat makna, musiknya menggugah telinga. Apalagi sang penyanyi memiliki suara yang merdu. Mama Ina sangat terkenal di jamannya. Album-album musiknya populer dimana-mana.

Di masa jayanya dulu, album musik Mama Ina menggunakan media tape atau pita yang tergulung dalam cartridge yang disebut kaset. Media tersebut punya dua sisi atau side yaitu side A dan B. Anak muda jaman sekarang mungkin tidak banyak yang mengetahui media kaset. Tapi ya sudahlah...

Tetapi anak muda jaman now jangan sampai tidak tahu pencipta lagu apik ini. Sosok yang menggubah lagu itu adalah Guruh Soekarno Putra. Mas Guruh, begitu sapaan akrabnya, adalah putra bungsu proklamator Ir. Soekarno dan Ibu Fatmawati. Ia adalah seniman multitalenta yang juga kreatif mencipta lagu. Banyak sekali lagu-lagu hasil ciptaanya, salah satunya lagu "Cinta Indonesia".

Lagu ini kalau tidak salah informasi, pertama kali masuk dalam album "Pergelaran Karya Cipta Guruh Soekarno Putra III: Cinta Indonesia Vol.1".  Album tersebut dirilis tahun 1984 di bawah label Musica. Lagu "Cinta Indonesia" yang dibawakan oleh Mama Ina tampil di side A di urutan pertama.

Pada waktu itu, lagu yang berada di side A dan nomor urut satu adalah lagu utama album atau bisa disebut sebagai lead single. Lagu utama biasanya adalah lagu paling enak dan paling populer karena sering tayang di media, misalnya TVRI (karena waktu itu satu-satunya stasiun televisi di tanah air, bolehlah menyebut demikian) dan radio. 

Berikut tayangan audio lagu "Cinta Indonesia". 


"Dari Mata Sang Garuda" oleh Pee Wee Gaskins

Band pop punk / alternative / neon pop-punk asal Jakarta, Pee Wee Gaskins, pada tahun 2010 lalu pernah merilis lagu bertema nasionalisme yang juga lumayan kerap terdengar di peringatan HUT Kemerdekaan RI.

Lagu itu berjudul "Dari Mata Sang Garuda", berasal dari album ketiga band yang berjudul "Ad Astra Per Aspera" yang rilis tahun 2010 di bawah label Alfarecords. Lagu yang mereka ciptakan sendiri itu menjadi lead single album tersebut.

Lirik lagu tersirat makna bahwa kita harus mensyukuri anugerah indah yang kita miliki, yaitu Indonesia. Lagu ini juga menyadarkan kita untuk segera bangkit dari tidur pulas. Juga mengingatkan agar kita pantang menyerah.

Berikut tayangan video musik lagu "Dari Mata Sang Garuda". 


"Garuda di Dadaku", oleh NTRL

Lagu "Garuda di Dadaku" dari band NTRL (sebelumnya bernama Netral) meraih popularitas ketika digunakan oleh Tim Nasional PSSI di AFF Cup 2010. Para suporter Timnas menyanyikannya secara bersama, menyemangati Timnas yang sedang berlaga. Bukan hanya di olahraga sepak bola, tetapi juga pertandingan atau turnamen internasional lain yang diikuti oleh atlet Indonesia.

Lagu ini awalnya menjadi bagian dari album ke-11 band yang berjudul "The Story of Us" yang dirilis tahun 2009 lalu. Lagu ini juga menjadi lagu soundtrack film berjudul "Garuda di Dadaku" yang juga dirilis di tahun yang sama.

Film yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah itu mendulang sukses besar, menjadi film Indonesia terlaris keempat di tahun 2009 lalu dengan jumlah penonton mencapai 1,3 juta orang (sumber).

Terlepas dari isu hak cipta, karena salah satu bagian lagu ini mengandung melodi lagu daerah Papua yang berjudul "Apuse", lagu ini pas untuk mempertebal rasa nasionalisme kita dan membangkitkan semangat juang. Lirik lagu ber-genre rock alternatif ini ditulis oleh personil band yaitu Eno, Coki, Bagus dan Ferry Indra Syarif, Ketua Jakmania.

Lirik lagu ini sangat positif, mengajak para putra bangsa untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Dengan musik rock yang menghentak, lagu ini selalu membangkitkan semangat juang demi negeri.

Berikut penampilan live band NTRL membawakan lagu "Garuda di Dadaku".


"Indonesia Jaya", oleh Harvey Malaiholo

Penyanyi pria top tahun 1980an, Harvey Malaiholo, punya lagu bagus yang selaras dengan perhelatan HUT RI. Lagu itu berjudul "Indonesia Jaya". Lagu karya Chaken M. itu terdapat di dalam album "Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987" dimana lagu tersebut menjadi juara pertama.

Tidak banyak cerita tentang lagu apik ini. Lirik lagu ini ingin mengajak semua orang Indonesia untuk memaknai perjuangan dan pengorbanan, yang jika dilalui bersama niscaya akan mampu mengantarkan menuju impian bersama.

Berikut penampilan Harvey Malaiholo membawakan lagu "Indonesia Jaya" dari rekaman tayangan salah satu acara di TVRI. Serasa kembali ke masa lalu... hehe.


"Indonesia Jaya" oleh Various Artists

Satu lagi lagu cantik yang mengungkapkan rasa cinta kepada Indonesia, "Indonesia Jaya". Lagu ciptaan Liliana Tanoesoedibjo ini dibawakan secara keroyokan oleh artis muda berbakat Indonesia. Mereka adalah Fatin Shidqia Lubis, Citra Scholastika, Ayu Ting Ting, Petra Sihombing, Agus Hafiludin "X Factor", Bagas "Idola Cilik", Difa "Idola Cilik", Agatha Chelsea "Idola Cilik" dan Angel Pieters.

Lirik lagu mengungkapkan rasa cinta kepada Indonesia. Selain itu juga bermakna harapan dan doa untuk Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang adil dan makmur, Indonesia yang sejahtera rakyatnya, Indonesia yang jaya...

Lagu ini punya banyak kekuatan. Aransemen lagu sederhana dengan melodi lagu yang lembut, sangat nyaman untuk didengarkan. Lirik lagu ini punya pesan kuat yang mengandung harapan yang lebih baik untuk Indonesia.

Bila kita memperhatikan baris demi baris liriknya, ternyata liriknya unik. Huruf pertama dalam setiap barisnya apabila disusun dari atas ke bawah menjadi kata "INDONESIA JAYA, JAYA, JAYA". Kelebihan lain dari lagu ini adalah vokal para artis yang di atas rata-rata. Mereka adalah jebolan ajang pencarian bakat populer.

Berikut tayangan video musik keren dari lagu "Indonesia Jaya". 


"Kebyar-kebyar", oleh Gombloh

Lagu "Kebyar-kebyar" adalah lagu bertema nasionalisme yang dibawakan dan diciptakan oleh musisi top tanah air, almarhum Gombloh. Beliau wafat tahun 1988 lalu di usia yang masih cukup muda, 40 tahun.

Seperti kata pepatah "gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama", maka nama Gombloh harum berkat karya musiknya yang luar biasa. Salah satunya yaitu lagu bertema nasionalisme "Kebyar-kebyar". Lagu ini juga kerap disebut dengan "Gebyar-gebyar".

Nama asli Gombloh adalah Seodjarwoto Soemarsono, asli Surabaya, Jawa Timur. Musisi pop ballads / folk / rock / blues itu memasukkan lagu "Kebyar'kebyar" ke dalam album berjudul sama di tahun 1979 silam. Karya musiknya pada umumnya bertema cinta dan kritik sosial, khususnya menyuarakan kalangan marjinal.

Saya mengenal (baca: tahu) artis ini dari almarhum ayah saya. Walau terbilang anak daerah, ia sukses menembus belantika musik Indonesia di tahun 1970an dan 1980an. Penampilannya khas, selalu membawa gitar, memakai kacamata hitam dan topi.

Proses kreatif lagu ini terbilang unik, berawal dari lokalisasi Bangunrejo, Surabaya. Bisnis esek-esek di Surabaya dulu tidak hanya berpusat di Gang Dolly, tetapi juga wilayah lainnya, sebelum akhirnya tuntas ditutup oleh kepemimpinan Tri Rismaharini.

Gemerlap lampu di sebuah kafe di lokalisasi Bangunrejo, nampaknya menginspirasi Gombloh untuk menulis lirik demi lirik lagu yang kelak berjudul "Kebyar-kebyar". Lagu itu selesai ia tulis di tahun 1978.

HistoriA pernah mengungkapkan proses kreatif di balik karya musik ini. Ketika sedang berada di lokasi tongkrongannya, Bengkel Muda Surabaya (BMS), mendiang Gombloh menderita masuk angin. Ketika punggungnya dikerok, tiba-tiba ia ingat sejumlah nada lagu yang dimainkan oleh Wisnu Padma, rekannya, lewat instrumen piano sehari sebelumnya.

Sambil dikerok, ia mendendangkan nada lagu yang dimainkan rekannya itu yang sesekali diiringi sendawa, sampai akhirnya terangkai menjadi sebuah lagu yang diberi judul "Kebyar-kebyar".

Sebelum ngetop sebagai penyanyi solo, Gombloh adalah personil dari band Gegars Otack dan Lemon Tree's Anno '69. Lagu "Kebyar-kebyar" dirilis di tahun 1979 dan masuk dalam kantung album band Lemon Tree's Anno '69 berjudul sama di bawah label Golden Hand.

Lagu ini sempat diaransemen ulang dan semakin populer. Hampir setiap pelosok tanah air memutar lagu ini ketika HUT RI tiba. Lagu dengan melodi yang apik ini kerap dinyanyikan oleh sejumlah musisi tanah air.

Selain di-cover oleh sejumlah penyanyi dalam negeri, musisi luar negeri pun juga pernah membawakannya. Band asal Inggris, Arkarna, pernah mengaransemen ulang lagu ini dan dirilis di bawah label Warner Music Indonesia pada perayaan HUT RI ke-70 tahun 2015 lalu. Arkarna juga memasukkan elemen gamelan untuk memperkuat cita rasa lagu ini.

Berikut tayangan video lagu "Kebyar-kebyar". 


Berikut lagu "Kebyar-kebyar" versi Arkarna. 


"Menjadi Indonesia", oleh Efek Rumah Kaca

Band musik indie Efek Rumah Kaca (ERK) pernah merilis lagu bertema nasionalisme yang berjudul "Menjadi Indonesia". Lagu itu termasuk dalam album kedua band yang berjudul "Kamar Gelap", yang dirilis tahun 2008 lalu.

Lirik lagu ini ditulis oleh Cholil Mahmud, sang vokalis band. Lirik lagunya khas ERK yang kerap mengandung kritik sosial dan politik tetapi disampaikan dengan gaya bahasa menyindir. Singkat kata, lirik lagunya nylekit tapi halus, atau halus tapi nylekit.. Hmm.. whatever...

Yang jelas lirik lagu ini punya makna positif, mengingatkan kita semua untuk membuang segala keburukan tabiat dan perilaku kita. Lagu ini mengandung harapan agar kita menjadi manusia yang berkarakter demi membangun bangsa.

Berikut penampilan live acoustic ERK membawakan lagu "Menjadi Indonesia" di KompasTV. 


"Merdeka Membangun", oleh Nasida Ria

Siapa yang tidak kenal dengan grup musik kasidah modern Nasida Ria? Grup beranggotakan emak-emak kreatif ini selalu punya lagu-lagu yang sarat pesan. Sejauh ini mereka sudah merilis 35 album dan 350 lagu, suatu pencapaian yang luar biasa bagi grup musik yang berdiri tahun 1975 ini.

Salah satu lagunya, "Perdamaian" sangat populer di masanya. Bahkan mungkin masih relevan di jaman sekarang. Dari anak kecil sampai kakek nenek pasti mengenal lagu ini.

Nah, grup asal Semarang, Jawa Tengah ini pernah membuat lagu spesial yang berjudul "Merdeka Membangun". Lagu ciptaan Drs. H. Abu Ali Haidar ini merupakan salah satu lagu dalam album berjudul sama yang kalau tidak salah dirilis tahun 1985. Penikmat musik kasidah modern, apalagi fans Nasida Ria,  pasti tidak asing dengan lagu ini.

Lagu ini mengingatkan semua orang Indonesia untuk bersyukur kepada Tuhan atas kemerdekaan yang diraih. Seraya mengajak untuk bahu-membahu, bersatu membangun negeri untuk kepentingan bersama, bukan untuk pribadi atau golongan. Karena membangun negeri adalah bagian dari rasa syukur atas rahmat Ilahi.

Berikut tayangan video "Merdeka Membangun". 


"Tak Harus Sama (Indonesia Jaya)" oleh Ari Lasso

Mantan vokalis super band Dewa, Ari Lasso, di tahun 2019 ini merilis lagu baru berjudul "Tak Harus Sama (Indonesia Jaya)". Lagu yang ditulis oleh Pay, gitaris band BIP ini punya pesan damai di tengah situasi sosial kemasyarakatan yang terancam oleh aksi-aksi yang menjurus pada disintegrasi.

Lagu ini dirilis menjelang pelaksaan Pemilihan Presiden 2019 lalu. Kita sama-sama merasakan pada waktu itu terjadi sejumlah friksi dalam kehidupan masyarakat oleh karena memiliki preferensi politik yang berbeda. Pertentangan yang sengit di media sosial acap berlanjut ke dunia nyata, membuat hubungan sosial kemasyarakatan malah semakin runyam.

Lagu ini memberi pesan damai bahwa meskipun berbeda, hal terpenting adalah menjaga persatuan dan kesatuan. Kita hidup di tanah air yang sama, maka persatuan adalah hal yang tidak dapat ditawar lagi. Indonesia yang demokratis mengijinkan orang untuk berbicara tetapi tidak boleh saling membenci. Persatuan yang kita jalin adalah demi negeri ini, demi Indonesia yang jaya.

Berikut tayangan video beserta lirik lagu "Tak Harus Sama (Indonesia Jaya)". 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun