Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

"Cornucopia", Konser Musik Penuh Imajinasi dari Bjork

8 Agustus 2019   20:31 Diperbarui: 10 Agustus 2019   15:57 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Video musik berikutnya adalah "Pagan Poetry" (dari album "Vespertine" tahun 2001) yang dirilis pada 9 Juli 2019 lalu. Video musik ini disutradarai oleh Nick Knight. Bjork secara fisik menjadi titik sentral video musik ini dengan bubuhan sedikit olahan visual di bagian awal. (Perhatian, video musik ini mengandung konten dewasa yang perlu mengonfirmasi usia bila hendak melihatnya).

Video musik ketiga berjudul "Losss", bagian dari album "Utopia". Video musik itu baru saja dirilis pada 7 Agustus 2019 lalu. Video musik ini lagi-lagi adalah karya visual art super keren nan elegan dari Gremmler.

"Cornucopia" menjadi standar konser musik Bjork di masa mendatang?
Genre musik Bjork adalah art pop, avant-garde dan experimental. Cukup jauh dari pop arus utama yang kini diramaikan dengan musik-musik club-banger. Meski begitu penggemarnya tidak sedikit. Sejauh ini rasanya belum ada artis atau musisi lain yang bisa memberikan presentasi musik unik seperti Bjork.

Salah satu bagian dari konser "Cornucopia" (sumber: The Architect's Newspaper)
Salah satu bagian dari konser "Cornucopia" (sumber: The Architect's Newspaper)
Bjork memiliki pendekatan yang berbeda terhadap karya musiknya. Bagi Bjork, musik bisa dieksplorasi lebih jauh hingga mungkin bisa setara dengan karya film, salah satu cabang seni multidisiplin yang menggabungkan sejumlah cabang seni. Bahkan film disebut-sebut sebagai puncak dari semua bidang seni karena seni apa saja ada dalam karya film.

Konser "Cornucopia" sendiri bisa dibilang adalah konser musik multidispliner, lintas seni. Itu karena konser tersebut menggabungkan sejumlah karya seni dalam satu pertunjukan musik. Tidak hanya suguhan karya musik, tetapi juga suguhan visual arts sepanjang konser dan kostum-kostum yang keren.

Sebagai musisi, Bjork mampu berbuat banyak hal. Ia membuat lirik yang puitik dengan melodi musik unik menggunakan instrumen akustik. Ia juga membuat video musik yang menarik, juga menjadi bintang pertunjukan dengan kostum adibusana yang eksentrik.

Bjork juga musisi yang mengikuti perkembangan jaman. Ia tidak terpaku pada musik, musik dan musik. Selain pernah berakting dalam film di kurun waktu 1990 hingga 2005, Bjork juga pernah membuat terobosan baru dalam karya musiknya.

Dalam album "Biophilia" (2011) misalnya, Bjork membuat sebuah album multimedia yang berkonsep memadukan alam, musik dan teknologi. Sepuluh aplikasi menyertai album dalam platform iOS dan Android, diantaranya aplikasi gim berjudul "Moon" dan "Virus".

Bagi sebagian penggemar musik, apalagi jika seorang music freak, musik tidak hanya "untuk didengar" tetapi juga "untuk dinikmati". Makna "untuk didengar" artinya hanya melibatkan indera telinga (mendengarkan lewat CD atau layanan streaming), sedangkan "untuk dinikmati" melibatkan multi indera yang menghasilkan sensasi tersendiri bagi audiens. Misalnya, selain mendengarkan musik sang artis, fans berat juga membeli merchandise, menonton film dokumenter sang artis, menonton konsernya dan lain-lain.

Dalam konser musik seorang artis penyanyi misalnya, telinga audiens menyerap musikalitas sang artis, mencecap melodi musik dari instrumen dan teknik vokalnya. Mata audiens menatap lekat-lekat penampilan sang artis baik gerak-geriknya, gaya busana yang ia kenakan, koreografinya, tata panggung, visual art ataupun elemen lain yang nampak di panggung.

Tangan dan kaki audiens bergerak mengikuti irama, kadang mulut ingin pula bersenandung mengikuti lantunan lagu yang dibawakan sang artis. Semua itu akan masuk ke hati yang akan mengeluarkan sinyal kepuasan atau ketidakpuasan akan penampilan sang artis dalam konsernya. Begitulah sebuah konser musik bekerja, memberikan pengalaman musik ke level yang lebih tinggi bagi audiens

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun