Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

"Cornucopia", Konser Musik Penuh Imajinasi dari Bjork

8 Agustus 2019   20:31 Diperbarui: 10 Agustus 2019   15:57 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Bjork (sumber: NPR.org)

Ia juga melibatkan sejumlah figur berbakat dari negerinya. Lucrecia Martel, sutradara film dari Argentina, didapuk menjadi sutradara konser ini. Tugasnya menerjemahkan konsep kreatif dari Bjork menjadi presentasi konser musik yang artistik.

Tobias Gremmler, digital artist dari Jerman, punya tugas penting membuat visualisasi digital untuk konser dan juga menggarap video musik. Gremmler pernah menggarap karya desain digital untuk sejumlah brand ternama seperti Apple, Adidas, Samsung dan Sony. Ia punya semangat eksperimental yang sama dengan Bjork.

Penampilan live Bjork selalu mengundang pertanyaan, kostum apa yang akan ia pakai? Baiklah, tak tanggung-tanggung, dua perancang busana terkenal akan membantunya. Mereka adalah Iris van Herpen dari Belanda dan Olivier Rousteing dari rumah mode Balmain, Perancis.

Iris adalah perancang busana yang telah beberapa kali bekerja sama dengan Bjork. Ia adalah salah satu pionir penggunaan teknik 3D printing dalam rancangan busananya. Iris akan fokus pada kostum yang dikenakan Bjork. Sedangkan Olivier selain menggarap kostum Bjork, juga mengerjakan kostum untuk para musisi yang mengiringi penampilan Bjork.

Bila kita mengikuti musik Bjork, kita akan memahami bahwa fashion adalah salah satu elemen penting dalam presentasi musik Bjork, khususnya dalam konsernya. Ia menerapkan standar tinggi bahkan dalam hal kostum, yang sebenarnya "cuma" menjadi elemen pendukung presentasi karya musiknya.

Kostum yang ia kenakan selama konser tergolong kostum adibusana atau haute couture yang secara sederhana diartikan sebagai busana yang dibuat secara khusus dari bahan berkualitas tinggi dan teknik pembuatan yang rumit.

Misalnya kostum yang secara khusus dibuat untuk video musik "The Gate" (album "Utopia" tahun 2017). Kostum tersebut dirancang oleh Alessandro Michele dan dibuat oleh Gucci. Proses penggarapan kostum yang cukup rumit itu diperlihatkan dalam sebuah video khusus yang bisa Anda tonton di tautan ini.

Tentang musisi yang mengiringi konser Bjork, ada nama Katie Buckley, pemain harpa yang kini bermukim di Islandia. Juga Manu Delago, pemain perkusi dari Austria.

Selain membawa nama-nama beken dari sejumlah negara, ia juga mengajak musisi dari negerinya. Viibra, septet flute, beranggotakan para pemain flute wanita. Juga paduan suara The Hamrahlid Choir yang  beranggotakan anak muda berbakat.

Bjork tidak hanya menyanyi di konser "Cornucopia". Ia juga terjun langsung mengatur paduan suara. Ia juga mengatur presentasi instrumen musik. Tidak cukup sampai di situ, ia memegang kendali music production bersama Arca (nama panggung Alejandra Ghersi), musisi multitalenta dari Venezuela yang kini bermukin di London.

Dalam rangka promosi konser spesialnya ini, Bjork sudah meluncurkan tiga video musik. Video musik pertama adalah "Tabula Rasa" yang dirilis pada 11 Mei 2019 lalu. Video musik ini menampilkan visual art super keren hasil garapan Gremmler. Lagu ini pernah muncul dalam album "Utopia".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun