Berikut tayangan video kompetisi tersebut.
Cabai yang dipakai di setiap kompetisi tidak sama, tetapi harus pedas
Di setiap even lomba makan cabai, cabai yang dipakai untuk lomba tidak selalu sama. Persamaannya, cabainya harus pedas. Babak pertama selalu diawali dengan cabai dengan tingkat SHU paling rendah, yang semakin meningkat di babak-babak berikutnya. Pemenang yang terakhir bertahan ditentukan sebagai pemenangnya,
Misalnya lomba makan cabai di Reading Chili Festival di Reading, Inggris yang diadakan bulan Juni 2019 lalu. Di babak pertama, cabai yang harus disantap adalah cabai Corno Di Toro yang berlevel 0 hingga 200 SHU. Lebih rendah daripada cabai Shishito yang dipakai di babak pertama lomba di Silverstone. Cabai Shishito baru disajikan di babak kedua di Reading.
Dalam kompetisi tahunan tersebut, dua orang peserta wanita bernama Shahina Waseem dan Sid Barber ditetapkan sebagai pemenang bersama setelah sama-sama kuat di babak ke-17.Â
Di babak itu mereka memakan habis cabai Carolina Reaper hingga tak bersisa di mulut mereka. Sid Barber sudah keempat kalinya memenangkan kompetisi tersebut. Sedangkan Shahina Waseem adalah Ratu Cabai Inggris yang kerap memenangkan kontes makan cabai. Ia memenangkan lebih dari 20 kompetisi makan cabai.
Di China, tepatnya di propinsi Hunan, ada sebuah festival cabai tahunan yang juga menggelar kompetisi makan cabai. Kompetisi di tahun 2019 baru saja diadakan di awal Juli lalu.
Bedanya, kompetisi tersebut tidak menggunakan sistem babak seperti kompetisi serupa di Inggris. Kompetisi itu juga hanya memakai satu jenis cabai, yaitu cabai Tabasco. Cabai Tabasco memiliki tingkat kepedasan 30.000 hingga 50.000 SHU. Lumayan pedas.
Meski hanya memakai satu jenis cabai, peserta tidak lantas memakan satu buah cabai saja. Untuk menjadi pemenang kompetisi, mereka harus memakan 50 buah cabai. Peserta yang tercepat memakan habis 50 buah cabai itu ditetapkan menjadi pemenang.
Peserta harus menceburkan diri di sebuah kolam yang dipenuhi cabai merah Tabasco yang mengapung di permukaan air. Penggunaan kolam air ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak iritasi kulit para peserta. Para peserta juga diawasi oleh sejumlah dokter untuk berjaga-jaga bila ada peserta yang mengalami masalah.