Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Perilaku Demonic Menginvasi Nilai Religi

5 Juli 2019   11:25 Diperbarui: 6 Juli 2019   04:12 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: ReligiousSocialism.org)

Bahkan tak jarang menunjukkan perilaku demonic, yang dalam taraf lebih lanjut membuat seorang individu tidak menghormati humanity.

Oleh karena itu, seseorang yang telah mengarungi religi pasti akan menjaga sifat-sifat angelic yang mereka miliki agar tidak tercemari oleh sifat-sifat demonic yang akan menggerus nilai-nilai religi itu sendiri. 

Itulah mengapa orang-orang yang terikat kuat dalam nilai-nilai religi cenderung bersikap tenang ketika menghadapi orang lain yang sedang menunjukkan perilaku demonic, bahkan bila orang lain itu mengatasnamakan religi sekalipun.

Salah satu figur yang menurut saya mampu mengembangkan perilaku angelic adalah Mahatma Gandhi, salah satu leader India yang berpengaruh dan namanya dikenal luas di dunia.

Salah satu petuahnya, sebagaimana diceritakan oleh sang cucu yang bernama Arun Gandhi dalam buku "The Gift of Anger" (Gallery Books, 2017), tercantum di halaman 6. Bapuji, begitu panggilannya kepada kakeknya, mengatakan "All humanity is one family" (Semua umat manusia adalah keluarga). Arun menulis bahwa pada waktu itu Bapuji  menghadapi resiko dan kebencian.

Di bagian lain, di halaman 32, pada suatu situasi Bapuji mengatakan bahwa ia tidak menganggap orang lain adalah musuh. Ia menganggap bahwa semua orang adalah kawannya. Ia ingin mendidik mereka dan mengubah hatinya.

Petuah Mahatma Gandhi saya kira relevan dengan apa yang kita hadapi sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun