Ada beberapa hal yang perlu saya tambahkan dari artikel tersebut, salah satunya tentang izin mengundurkan diri sejenak dari pekerjaan. Misalnya cuti, ijin tidak masuk kerja, ijin datang terlambat atau ijin pulang cepat.
Sebagian staf memiliki sikap, komitmen dan dedikasi dalam bekerja sehingga membentuk loyalitas yang tinggi di tempat kerja. Bila sudah pada tingkatan seperti ini, staf tersebut akan merasa berat hati meninggalkan pekerjaannya kecuali bila ada urusan mendadak, misalnya anak sakit, istri melahirkan atau orangtua/mertua sakit atau meninggal dunia.
Tetapi bila seorang staf tidak memiliki nilai-nilai tersebut, ada banyak alasan ia menghindari pekerjaan. Staf seperti ini bisa saja mendadak sakit dan tidak masuk kerja di hari ketika ada meeting proyek penting misalnya. Atau mungkin istirahat makan siang lebih awal dan terlambat kembali ke kantor padahal tim lain sedang menunggu hasil kerjanya.
Staf semacam ini tak merasa sungkan bila mendadak absen, misalnya di hari terjepit nasional atau hari menjelang akhir pekan. Ada saja alasan yang ia buat. Misalnya mendadak pusing atau demam. Padahal sebenarnya ia ingin pelesir bersama teman-temannya.
Hal lainnya mengenai etiket tentang penggunaan telepon kantor. Meskipun tidak ada panduan secara tertulis yang spesifik, penting untuk mengetahuinya. Ini agar kita bisa mengetahui batasan tentang penggunaan salah satu fasilitas komunikasi tersebut.
Kadang di meja kita disediakan fasilitas telepon apakah itu pesawat telepon PSTN, telepon seluler ataupun telepon VoIP (Voice over Internet Protocol, misalnya menggunakan Skype, Slack atau Jabber) yang terpasang pada fasilitas komputer dari kantor. Hindari penggunaan telepon kantor untuk keperluan pribadi yang tidak berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari.
Salah satu perusahaan tempat saya bekerja ada yang memberikan fasilitas smartphone bagi stafnya. Selain itu tersedia fasilitas komputer tablet khusus untuk level senior tertentu. Perangkat komunikasi itu dipinjamkan untuk mendukung pekerjaan sehari-hari. Bila organisasi Anda juga memberikan fasilitas tersebut, jaga baik-baik kepercayaan yang diberikan kepada Anda dengan tidak menggunakannya untuk keperluan pribadi.
Anda bisa membagikan nomor ponsel dari kantor hanya kepada kolega atau rekan kerja, klien atau pemasok yang berhubungan langsung dengan pekerjaan Anda. Memberikan nomor telepon tersebut kepada saudara, sahabat, teman hang-out, atau teman kelab hobi yang tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan adalah tindakan yang tidak bijaksana. Perusahaan memberikan fasilitas tersebut untuk mendukung pekerjaan Anda, bukan kegiatan pribadi Anda.
Mengenai etiket berbicara lewat telepon, perhatikan volume suara Anda agar tidak mengganggu staf lainnya yang sedang bekerja, Bila organisasi tempat Anda bekerja menerapkan konsep ruang kantor terbuka atau open office, maka Anda perlu sejenak menjauh dari sana ke ruang lain agar tidak mengganggu staf lainnya.
Mengenai etiket penampilan di tempat kerja, yang paling utama adalah menjaga kerapian dan kesopanan dalam berpakaian. Tidak selalu outfit yang bermerek yang penting bersih dan nyaman dipakai. Terlebih bila penampilan kita harum mewangi sepanjang hari. Bila perusahaan menyediakan seragam perusahaan, jaga baik-baik seragam tersebut agar senantiasa bersih dan wangi.
Kompasianer Giri Lumakto pernah mengungkap sebuah pepatah Jawa dalam sebuah tulisannya yang berjudul "Filosofi Jawa Ini, Ada Pada Pakaian Rapih dan Wangi". Pepatah Jawa yang ia cantumkan ke dalam tulisannya adalah "ajining diri soko lathi, ajining sariro soko busono". Terlepas dari artikelnya memuat nama salah satu produk pelicin pakaian anti kuman, kontennya positif.