Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Apa yang Sudah Kita Lakukan untuk Hari Bumi 2019?

22 April 2019   13:22 Diperbarui: 22 April 2019   14:52 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program sekala lokal misalnya di Bali, dimana Balai Riset dan Observasi Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Pemkot Denpasar, nelayan, perguruan tinggi dan sejumlah komunitas di Denpasar mengadakan acara bersih-bersih pantai di Dream Island, Pantai Mertasari Sanur, Denpasar.

Kegiatan yang dilakukan pada 22 April 2019 itu memiliki satu agenda utama yaitu membersihkan pantai sepanjang satu kilometer. Mereka berjalan memungut semua sampah yang ditemukan di pantai, antara lain sedotan, styrofoam, botol plastik dan sampah lainnya. (sumber: Tribun News Bali)

Sementara itu di kota Surabaya pada Minggu (21/4/19) lalu, saat car free day di Jalan Raya Darmo, sekelompok mahasiswa pecinta alam memberikan ratusan bibit tanaman gratis kepada masyarakat. Bibit tanaman yang dibagikan adalah bibit tanaman buah dan tanaman perdu. (sumber: Times Indonesia)

Lingkup paling kecil peringatan Hari Bumi adalah individu atau keluarga. Misalnya keluarga kecil saya sepanjang akhir pekan lalu juga melakukan aktivitas untuk memperingati Hari Bumi. Kami menanam sejumlah tanaman di pekarangan kecil di rumah kami yang bertipe sederhana. Kami membeli sejumlah spesies tanaman untuk ditanam di beberapa pot.

Bukan langkah yang besar, tetapi kami berharap langkah kami dapat menginspirasi orang lain untuk berbuat hal serupa. Kami melihat semakin banyak orang punya rumah tetapi sebagian dari mereka tidak menyisakan satu area sedikitpun untuk tanaman.

Kalau pun ada, itu adalah tanaman artifisial. Jujur kami juga memiliki beberapa tanaman artifisial di area luar maupun di dalam rumah kami. Tetapi kami juga masih memiliki tanaman asli dimana beberapa diantaranya adalah tanaman produktif yang menghasilkan buah. Kami masih ingin menanam beberapa spesies tanaman lagi, kalau memungkinkan tanaman yang produktif.

Saya ingat dulu waktu SD pernah membaca sebuah komik yang menceritakan tentang kondisi masa depan Bumi yang telah rusak. Saya lupa judul komik itu. Semua tanaman di sekitar kehidupan manusia pada waktu itu serba artifisial. Suatu waktu, karakter dalam komik tersebut menemukan sebuah wadah berisi biji tanaman. Biji tanaman itu pada akhirnya bisa tumbuh menjadi tanaman. Sang karakter merasa takjub dan memberikan harapan.

Saya pribadi tidak ingin generasi anak-anak kita, cucu-cucu kita dan seterusnya kelak hanya mengetahui spesies flora dan satwa dari buku atau dokumentasi video oleh karena sudah punah. Kenyataannya, tidak perlu menunggu generasi anak-cucu kita. Sekarang ini pun kita bisa mendapatkan informasi tentang sejumlah spesies yang telah punah. Jangan sampai kepunahan demi kepunahan itu berlanjut ke spesies-spesies lainnya.

Rachel Carson, ahli biologi kelautan dan ahli konservasi memiliki sejumlah kutipan mengenai alam yang sangat relevan dengan kehidupan kita. Ia pernah mengatakan bahwa "In Nature, nothing exists alone" yang artinya di alam, tidak ada yang dapat eksis sendiri.

Ia juga pernah mengatakan bahwa "The more clearly we can focus our attention on the wonders and realities of the universe about us, the less taste we shall have for destruction". Kurang lebih bisa diterjemahkan seperti ini, semakin kita bisa memusatkan perhatian kita pada keajaiban dan realitas alam semesta tentang kita, semakin sedikit pula rasa (nafsu) kita untuk merusaknya.

Rasanya beberapa pendapat Carson yang ia sampaikan sebelum wafatnya di tahun 1964 itu masih relevan dengan kehidupan kita saat ini, apalagi dengan tema Hari Bumi tahun 2019 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun