Solois tanah air Neonomora kembali datang membawa album terbarunya yang berjudul "Waters". Album ini secara resmi dirilis pada 28 September 2018, setelah tunggalan pertama "Lies" diperkenalkan di kanal YouTube pada 21 September 2018 lalu.
Sebagai catatan, sebenarnya ada tiga tunggalan yang jauh lebih dahulu dirilis yaitu "Sapphire (Phase I - The Passage Forms a Prelude to Phase II)" yang sempat menjadi sinyal album terbarunya. "Waters" dan "Be Still, My Soul" menyusul dirilis pada tahun 2016. Awal mendengar album ini, terus terang saya merasa 'oh, another music by Florence + the Machine?'. Baru sadar bahwa yang datang adalah musik Neonomora. Ah, baru satu lagu saja saya sudah punya kesimpulan yang salah.
Jadi setelah album pertama "Seeds" yang cukup sukses di tahun 2014 lalu, Neonomora segera sibuk dengan penggarapan album keduanya ini. Proses produksi "Waters" ini lumayan lama yaitu tiga tahun. Namun pada akhirnya kerja kerasnya terbayar lunas dengan dirilisnya album studio yang patut untuk dinikmati. Lirik lagu-lagu ditulis oleh Neonomora dan semua lirik lagu berbahasa Inggris.
Album konseptual ini banyak mengandung elemen sound keren. "Waters" ia artikan sebagai lautan air mata. Ya, album ini tentang kesedihan yang menguras tangis, tetapi kesedihan yang tidak berlangsung lama yang dapat menghempaskan secuil semangat atau pun bongkahan kemauan menjalani hidup. Album ini terinspirasi dari satu fase perjalanan hidup seorang teman baiknya yang pahit dan serba berat tetapi proses itu membawanya menuju pendewasaan diri.Â
Gaya vokal Neonomora unik. Karakter vokal Ratih Suryahutamy, nama asli Neonomora, menurut saya merupakan gabungan antara Florence Welch (Florence + the Machine), Hannah Reid (London Grammar) dan sedikit Sia. Vokalnya bisa melantun syahdu di nada-nada rendah tapi juga mampu kuat nan tangguh di nada-nada tinggi.
Tak salah sang ibunda memperkenalkannya dengan album "#1's"-nya Mariah Carey kala ia belia. Waktu itu sang ibunda memberinya tambahan uang saku bila ia mampu mencapai nada-nada tinggi. Karakter vokalnya yang soulful mungkin karena ia telah mengakrabi vokal Etta James, Shirley Bassey, Aretha Franklin, Ella Fitzgerald, Nina Simone, WHitney Houston dan artis lainnya sejak belia.
Album "Waters" menurut saya masuk pada kategori alternative rock, art rock dan dream rock. Banyak elemen yang ia sematkan di setiap lagu-lagunya membuat album ini sungguh berwarna. Tak heran, penyanyi kelahiran Jakarta ini punya referensi musik yang kaya seperti Radiohead, Arcade Fire, Bon Iver, Lykke Li dan banyak lagi. Album ini punya aura kuat di banyak hal baik dari sisi musik dan vokal. Setiap lagu juga dipresentasikan dengan sangat baik.
Pada sebuah kesempatan, Neonomora mengatakan bahwa Bjork memberi pengaruh pada karya-karya musiknya yang gelap, gloomy, bersemangat sekaligus mengharu biru. Setelah mendengarkan album ini, rasanya Bjork malah kurang terasa di sana. Artinya pengaruh sekadar pengaruh, tidak lantas mengintervensi corak musiknya. Neonomora punya warna sendiri.
Karena terinspirasi dari situasi hati yang sedang bergejolak oleh karena pengalaman atas suatu peristiwa, maka album ini terasa digarap dari hati. Seperti orang yang menulis catatan harian, kondisi emosional seseorang tumpah ruah di sana. Begitu pula dengan album ini, sempurna mendokumentasikan relung hati kala sepenggal jalan hidup terhalang oleh hujan badai.
Sekadar ulasan singkat mengenai lagu-lagu Neonomora, album ini terdiri dari Sembilan lagu apik. "Blinding" membuka album dengan sangat baik. Lagu ini kental dengan gebukan drum yang enerjik dengan suara latar epilog yang mengungkapkan perasaan hati. "Lies" masih enerjik, menyusul dengan sound drum, claps, dan brass yang muncul sejak pertengahan lagu.
"Waves" menarik, menyematkan elemen lounge jazz di sana. "Be Still, My Soul" bertempo lambat, berefek melodramatis dengan shout yang menggema dan denting piano yang cantik di bagian akhir lagu. "Waters" juga tak kalah keren. Â