Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Pro-Kontra Kategori Baru dalam Penghargaan Film Academy Awards

11 Agustus 2018   13:12 Diperbarui: 11 Agustus 2018   17:15 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana kita pahami, kategori Film Terbaik di ajang Academy Awards dinilai sebagai puncak dari semua penghargaan film di dunia, bahkan melebihi Palm d'Or-nya Cannes atau British Academy Film Awards (BAFTA)-nya Inggris. Jadi film-film yang menjadi nominator di kategori Film Terbaik Academy Awards memiliki citra lebih baik daripada film-film lainnya.

Di tahun 2017 lalu film "Black Panther" yang memukau di banyak segi misalnya akting, sinematografi, serta efek visual dan suara, digadang-gadang akan menjadi salah satu nominasi Film Terbaik. Dengan adanya kategori baru ini, dikhawatirkan film tersebut tidak akan menjadi nominasi dalam kategori tersebut.

Tetapi dari sisi yang pro dengan keputusan keputusan AMPAS ini, kategori baru tersebut justru memberi peluang pada film-film populer atau sukses secara komersial untuk mendapatkan Piala Oscar di kategori bergengsi. Hampir saban tahun film-film blockbuster kurang bisa bersaing di kategori Film Terbaik karena selalu bersaing dengan film drama "kelas berat" yang kerap menjadi jawaranya.

Film-film blockbuster sendiri biasanya berkompetisi di sejumlah kategori misalnya "Best Visual Effect", "Best Sound Editing", "Best Sound Mixing" dan "Best Make Up and Hairstyling". 

Sejauh ini, hanya ada dua film besar yang tergolong film blockbuster dan sekaligus dinilai sebagai film bagus yang sukses menggondol Piala Oscar untuk kategori Film Terbaik yaitu "Titanic" dan "The Lord of the Rings: The Return of the King".

Susahnya film populer atau film blockbuster mendapat tempat di nominasi Film Terbaik sempat diakomodasi sejak tahun 2009 dengan menambah slot nominasi menjadi maksimal 10 film. 

Sebagai informasi, penambahan jumlah nominasi film di kategori ini pernah terjadi terakhir tahun 1943 sebelum dikerucutkan lagi menjadi lima film saja hingga tahun 2008. Tapi tetap saja film-film blockbuster belum mampu mengungguli film-film "berat".

Film "Avatar" karya James Cameron larisnya luar biasa. Bahkan hingga detik ini belum ada satu pun film lain yang dapat mengalahkannya sebagai film terlaris sepanjang masa. Film ini bahkan mengawinkan dua teknik film live action dan animasi dengan kisah yang kuat, akting para bintang memukau dan sinematografi hebat. Produksi filmnya juga menggunakan teknologi paling mutakhir pada waktu itu.

Banyak orang berharap film "Avatar" mendapat piala Oscar untuk kategori Film Terbaik. Tak disangka, gelar Film Terbaik diberikan untuk film drama thriller perang "The Hurt Locker" karya sang mantan istri Cameron, Kathryn Bigelow. Terasa menyakitkan memang. Harus diakui "The Hurt Locker" adalah film yang bagus tetapi menurut saya "Avatar" justru lebih layak mendapatkannya. Dari sisi yang pro dengan keputusan itu, film-film seperti "Avatar" nantinya bisa mendapatkan piala Oscar.

Di sisi lain, keputusan AMPAS untuk menambahan kategori ini berpeluang menciptakan dua dikotomi karya film yang berkompetisi yaitu film bagus atau "film kelas berat" -- umumnya film drama, dan film populer - yang pastinya akan dihuni oleh film-film semacam film aksi laga dan superhero. Tapi saya berharap hal itu tidak terjadi. 

Jadi, meskipun ada kategori Film Populer Terbaik, semoga jajaran nominasi Film Terbaik tetap memberi peluang film-film dalam kategori populer untuk menjadi salah satu nominasinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun