Konon, pada suatu pondok tua
Guru adalah api
Ia menyepi pada tungku
Lalu matanya berbinar
Membawa masuk siapa saja yang memandangnya
Menghangatkan sebagian tubuh yang sedang membeku
Melaut di antara gelorah  nyala api
Memikul  mayat di atas pundaknya sendiri
Sungguh malang
Ia semacam sufi
Berkelana di tengah kata-kata bijak
 nyali purba
Biar luruh seluru kecamuk yang rumit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!