Perkembangan pendidikan akan berbanding terbalik dengan revolusi digital jika tanpa pemahaman yang mumpuni tentang tujuan penempatan pendidikan dalam revolusi digital.Â
Perlu disadari bahwa metaverse adalah ruang privat serentak menjadi ruang publik. Kuliah di metaverse memiliki potensi ganda bagi para mahasiswa. Selain memiliki potensi pembelajaran daring yang dapat berjalan secara optimal, namun kualitas pendidikan dan penyebaran perkembangan teknologi yang tidak merata dapat menyebabkan inkontekstual, error, dan berpotensi mengancam perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia.Â
Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran akal budi sebagai otoritas yang memungkinkan setiap orang untuk memilih secara tepat jalan tengah antara yang nyata dan yang maya.Â
Dengan demikian, para mahasiswa diharapkan mengungkapkan diri secara benar sebagaimana dalam dunia nyata tanpa terjebak dalam diskursus atau problematik dunia metaverse.
Kematian Homo Sapiens dan Kelahiran Homo Digitalis
Yuval Noah Harari, dalam bukunya yang berjudul 21 Lessons for the 21 Â Century, mengatakan bahwa "manusia adalah makhluk pasca-kebenaran."Â
Dengan menyebut manusia sebagai makhluk pasca-kebenaran Harari hendak menggambarkan manusia sebagai makhluk yang lebih mengutamakan fiksi daripada fakta, lebih suka hidup dalam kebohongan daripada kebenaran.Â
Bersamaan dengan hadirnya metaverse yang dalam dunia perkuliahan ditakutkan bahwa dunia pendidikan menjelma menjadi dunia bayang-bayang yang mengambang dan tidak terintegrasi dengan baik.Â
Selain bermanfaat untuk mengoptimalkan kegiatan perkuliahan yang berlangsung dalam jaringan, kegiatan kuliah di metaverse ditakutkan sebagai dalang atas disintegritasnya kegiatan intelektual yang berimbas terjadinya paradoks dalam perkembangan dunia pendidikan Indonesia.
Dalam konteks ini, dunia pendidikan yang khas dengan aktivitas berpikir harus mampu hadir secara nyata tanpa terjebak dalam kecanggihan dunia metaverse.Â
Kematian homo sapiens dapat terjadi kapan saja jika misi intelektualitas dalam metaverse menuju misi kemanusiaan justru menjebak manusia menjadi massa yang mengambang.Â