PENDAHULUANÂ
Perceraian berasal dari kata cerai yang berarti pisah, dengan adanya kata imbuhan per disini, ,maka perceraian dimaknai sebagai putusnya hubungan pernikahan antara suami istri yang disebabkan oleh salah satu diantaranya meninggal atau pisah hidup. Atau dapat dipahami dengan putusnya ikatan perkawinan antara suami istri dengan keputusan pengadilan dan ada alasan yang cukup menguatkan bahwa suami isteri sudah tidak dapat hidup rukun dan damai bersama sebagai suami isteri lagi. Pada Bab VIII Pasal 38 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dijelaskan bahwa putusnya ikatan perkawinan itu karena 3 hal, yaitu :Â
Kematian
Perceraian ;
dan, Putusnya Pengadilan.
Perceraian boleh dilakukan akan tetapi akan banyak konsekuensi dampak yang berdampak pada dua sisi yang berlawanan, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak dari perceraian bukan hanya dirasakan oleh pasangan suami isteri namun juga berdampak pada sang anak. Dampak negatif sangat terlihat jelas dan berasa bagi sang anak yang orang tuanya bercerai seperti haus kasih sayang, sulit bergaul, memiliki tingkat emosional yang tinggi dan masih banyak lagi. Keluarga adalah sebuah pondasi bangunan bagi pembentukkan karakter anak, hal itu mencerminkan bagi kesehatan mental psikologis sang anak. Dampak psikologis dari perceraian pada anak juga bisa bervariasi karena keunikan yang dimiliki setiap anak berbeda-beda. Tetapi, dampak perceraian juga menyebabkan perubahan pada perilaku anak yang merujuk kepada suatu yang melanggar aturan (kenakalan). Kenakalan merupakan suatu hal yang akhir-akhir ini merebak dalam masalah sosial. Oleh sebab itu, anak-anak yang mempunyai latar belakang orang tuanya bercerai membutuhkan rangkulan atau bimbingan psikologis demi merawat mental mereka. Â
ALASAN SAYA MEMILIH JUDUL INIÂ
Judul ini sangat cocok dengan passion penulis, dampak perceraian hingga sat ini masih menjadi perbincangan hangat dikalangan semua, baik lewat media atau secara langsung.
PEMBAHASAN
Semua orang tentunya ingin memiliki sebuah keluarga yang harmonis dan   bahagia, namun tak jarang juga banyak keluarga yang gagal dalam prosesnya membentuk keluarga yang bahagia, tentu banyak juga orang yang terdampak dari gagalnya keluarga terutama anak-anak yang masih kecil bahkan yang sudah beranjak dewasa. Ada banyak macam dampak yang disebabkan karena broken home.
Berikut beberapa teori yang merupakan dampak broken home pada anak yang berpengaruh terhadap mental psikologi anak :