Mohon tunggu...
Layla Dzurriyyatur Rohmah
Layla Dzurriyyatur Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang S1 Hukum Keluarga Islam

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Review Skripsi (Pentingnya Pemberian Bimbingan Psikologis bagi Anak Korban Divorce)

2 Juni 2024   12:17 Diperbarui: 2 Juni 2024   12:21 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sulit Bergaul

Saat anak mengalami broken home mereka akan merasa bingung serta kurang aman. Sangat sulit mengembalikan rasa percaya diri terhadap anak yang mengalami broken home, anak-anak tersebut akan lebih cenderung suka menyendiri dari pada banyak teman karena mreka akan menganggap semua orang sama saja dengan keluarganya yang broken home.

  1. Dangkalnya Iman

Dampak terbesar psikis anak yang mengalami broken home ialah iman yang lemah dan manganggap orang tuanya adalah faktor yang sangat mempengaruhi keimanan.

  1. Haus Kasih Sayang

Broken home nyatanya menjadikan anak yang haus kasih sayang, kehilangan peran orang tua. Kebutuhan pokok seperti kasih sayang dan perhatian orang tua menjadi faktor rusaknya mental anak jika wadah kasih sayang tidak mengisi penuh wadah itu. 

  1. Gangguan Mental

Anak yang latar belakangya adalah anak broken home biasanya akan bersikap berlebihan, susah diatur serta dikendalikan itu adalah gangguan mental psikis terhadap anak. Seringnya terjadi tekanan orang tua yang mengharuskan anak menjadi apa yang mereka mau menjadi faktor mudahnya anak terdampak depresi atau stress.

  1. Benci pada Orang Tua

Orang tua yang membuat rumahnya tidak harmonis, justru kondisi inilah yang menyebabkan anak membenci orang tuanya. Ia belum bisa menerima apa yang terjadi antara ayah dan ibunya yang menjadikan pertengkaran yang berujung perpisahan.

  1. Bisunya Komunikasi atau Asing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun